Senin, 18 Februari 2019

Periodisasi Sastra Jawa


Sastra Jawa Kuno atau seringkali dieja sebagai Sastra Jawa Kuna meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan.
Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur-Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan dia juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie dia mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.
Sejarah sastra Jawa sendiri dapat dikatakan melalui proses yang tidak sebentar. Selain proses yang terjadi lama, sastra Jawa juga mengalami pengaruh dari berbagai kebudayaan terutama dalam bidang agama. Kebudayaan dari  Hindu-Budha-Islam-Eropa dalam perkembangan sastra Jawa turut berperan besar bahkan corak ketiganya merupakan penyebab perubahan mahzab penulisan baik dari segi fisik dan isi dari sastra Jawa berdasarkan masa periodesasinya.
Pada dasarnya periodisasi sastra Jawa di Indonesaia memiliki banyak versi. Perioderisasi sastra Jawa masih merupakan bahan menarik untuk dikaji, terutama Jawa kuno dan Jawa pertengahan. Kakawin walaupun digolongkan ke dalam sastra Jawa kuno ternyata dapat bertahan hingga seribu tahun, karena adanya kaidah yang ketat dalam penulisannya.



1.      Periodisasi Sastra Jawa Menurut R. M. Ng. Poerbatjaraka

Poerbatjaraka dalam bukunya Kapustakan Djawi (1952) dan Kepustakaan Djawa (1954) membicarakan karya sastra Jawa dari tahun dan bahasa yang tertua hingga tahun dan bahasa yang termuda. Pembicaraan itu mencakup 79 karya sastra, sejak zaman Syailendra hingga zaman Pakubuwana IX, dikelompokkan menjadi tujuh golongan, seperti berikut:

a.      Kitab-kitab jawa kuna golongan tua

Contohnya Candakarana,  Ramayana, dan beberapa parwa dalam Mahabarata.

b.      Kitab-kitab jawa kuna berbentuk puisi

Contohnya Arjunawiwaha, Bharatayudha, dan Lubdaka.

c.       Kitab-kitab jawa kuna golongan muda

Contohnya Nagarakretagama, Arjunawiwaha, dan Nitisastra.

d.      Tumbuhnya bahasa Jawa tengahan

Kitab-kitab yang dihasilkan pada periode ini contohnya Tantu Panggelaran, Calon Arang, dan Pararaton.

e.       Kidung Jawa tengahan

Kitab-kitab yang dihasilkan pada periode ini contohnya Dewaruci, Panji Anggraini, dan Sri Tanjung.

f.        Zaman Islam

Kitab-kitab yang dihasilkan pada periode ini contohnya Suluk Sukrasa, Nitisruati, dan Menak.

g.      Zaman Surakarta awal

Kitab-kitab yang dihasilkan pada periode ini contohnya Bharatayudha, Babad Giyanti, dan Cemporet.

2. Periodisasi Sastra Jawa Menurut Departemen P.P dan K

Di dalam buku kesoesastraaan Djawi I terbitan Departemen P.P dan K (1946: 96-102) menjanjikan periodisasi sastra Jawa dengan judul "Babad Riwayate Kesusastraan Jawa" sejarah kesusastraan Jawa. Sajian itu kemudian dimuat dalam Jaya Baya N.o 52, tahun XXVI (1972: 14 dan 19). Menurut penulisnya, penggolangan karya sastra dalam buku itu berdasarkan pusat pemerintahan yang berkaitan dengan kurun waktu. Penggolongan karya sastra itu sebagai berikut:

a.      Kesusastraan zaman Hindu ( ± abad 1 )

Karya sastra zaman ini dibedakan menjadi dua : karya sastra yang tua berbahasa Sansekerta, misalnya prasasti Canggal, dan Dieng yang muda, berbahasa Jawa Kuna, misalnya Mahabarata, Ramayana dan Bharatayuda.

b.      Kesusastraan zaman Majapahit ( ± mulai abad XIV )

Karya Sastra zaman ini masih berbahasa Jawa kuna misalnya,  Negarakertagama, Arjunawiwaha, dan Pararaton.

c.        Kesusastraan zaman Islam ( ± mulai abad XV )

Karya Sastra zaman ini telah terpengaruh oleh kebudayaan Islam. Hasil karya sastranya antara lain berwujud suluk, babad, dan riwayat para nabi, misalnya Serat Pepali, Menak, Jugul Mudha.

d.      Kesusastraan zaman Mataram ( ± mulai abad XVII )

Karya sastra zaman ini mengalami kemajuan pesat sehingga berpengaruh ke tanah Pesundan, Banten dan Madura. Hasil karyanya antara lain: Nitipraja, Panji Naggaini, dan Paramayogo.

e.       Kesusastraan zaman sekarang ( mulai abad XVII )

Karya sastra zaman ini merupakan kelanjutan karya sastra zaman mataram. Hasil karya sastranya telah terpengaruh kebudayaan barat, misalanya Parama Basa, Jiwandana, Serat Riyanta, dan Putra Musibat.

3. Periodisasi Sastra Jawa Menurut Suryanto Sastroatmodjo

    Suryanto Sastroatmodjo dalam makalahnya yang berjudul "Sastra Jawa: Adakah Era Baru atau Alternatif-alternatif Baru" (1976) membuat dan menyebutkan periodisasi sastra Jawa berdasarkan ciri-ciri pribadi, watak, dan suasana zaman. Pada hakikatnya, pembuatan periodisasi itu berpijak pada latar belakang sosial politik. Periodisasi karya Suryanto itu seperti berikut:
·         Sastra jawa lama sebelum zaman majapahit (800-1293)
·         Sastra jawa baru sebelum zaman ranggawarsita (1700-1800)
·         Sastra jawa lama zaman majapahit (1293-1518)
·         Sastra jawa lama sesudah zaman majapahit, yaitu zaman (demak, pajang, mataram, dan seterusnya: 1518-1700)
·         Sastra jawa baru zaman ranggawarsita (1800-1862)
·         Sastra jawa baru sesudah zaman ranggawarsita (1862-1900)
·         Sastra jawa baru zaman belanda (1900-1942)
·         Sastra jawa baru zaman jepang (1942-1945)
·         Sastra jawa baru zaman kemerdekaan (1945-1955)
·         Sastra jawa baru zaman sebelum orde baru (1955-1965)
·         Sastra jawa baru zaman orde baru (1965-sekarang)

4.      Periodisasi Sastra Jawa Menurut Zoetmulder P.J (1974:1983)
Zoetmulder dalam Kalangwan ia membagi dua Sastra Jawa:
1)      Bagian pertama, berisi sejarah bahasa dan sastra jawa, sastra parwa, kitab uttarakanda, teknik persajakan sastra jawa kuna, penyair, sayir, puisi, dan lukisan alam dalam kakawin.
2)      Bagian kedua, berisi bahasan karya-karya sastra jawa kuna.

5.      Periodisasi Sastra Jawa Menurut Pigeaud sastra Jawa

Periodisasi sastra jawa menurut Pigeaud dibagi menjadi tiga klasifikasi besar, antara lain:

a.      Periode pra islam

Periode ini dimulai sekitar abad 10, periode sastra pra-islam dapat dikatakan sebagai periose sastra Jawa kuna. Pada masa ini bahasa dan tulisan sansekerta merupakan media komunikasi tertulis yang mendominasi. Budaya India memiliki faktor yang besar dalam pengembangan sastra dan budaya di Jawa. Kebanyakan karya sastra yang dihasilkan merupakan saduran dari naskah India yang di bahasakan ulang atau modifikasi (akulturasi) budaya asli Indonesia dengan cerita dari India. Kebanyakan karya sastra jawa kuna ini ditemukan di daerah Jawa Tengah.
Contoh sastra Jawa kuna: Kitab Candha Karana, Kakawin Ramayana karya empu Yogiswara, kitab Budha  Mahayana Sang Hyang Kamabayanikam, Kitab Brahmandapurana, Serat Mahabarata, uttarakanda, Adiparwa, Sabhaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Asramawasaparwa, Mosalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohana-parwa, Kunjarakarna.

b.      Periode Javano-Bali

Pada masa ini pusat kasusastraan Jawa berada di daerah Jawa Timur. Bahasa yang digunakan sudah bukan bahasa sansekerta, melainkan bahasa dan aksara jawa kuna yang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan sansekerta. Namun cerita sudah bukan saduran dari India melainkan modifikasi, lebih tepatnya cerita dari India hanya sebagai inspirasi sedang dalam cerita jawa pertengahan merupakan cerita yang sudah disesuaikan dengan budaya Jawa.
Banyak karya sastra yang terkenal lahir pada masa ini. Namun, diakhir kejayaan Majapahit sastra Jawa kuna ikut menghilang seiring keruntuhan kerajaan Majapahit. Sastra Jawa kemudian dibawa dan dikembangkan di Bali.
Contoh sastra Jawa Pertengahan:
Kitab Arjuna Wiwaha, Kakawin Kresnayana, Kakawin Sumanasantaka, Kakawin Smaradahana dan Kakawin Bhomakawya, Kakawin Bhatarayudha karya, Hariwangsa, dan Gathotkacasraya, Kakawin Wrettasancaya dan Lubdhaka k, Negara Kertagama, Kakawin Arjunawijaya dan Kitab Sutasoma, Kitab Nawaruci.

c.       Era islam atau Jawa pesisir

Pada masa ini corak budaya islam sangat kental dan sangat berpengaruh dalam sejarah sastra jawa. Aksara kebanyakan digunakan aksara melayu lama (pegon) juga aksara jawa baru. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa jawa, cerita yang disajikan biasanya menyampaikann kebudayaan islam. Terdapat cerita yang mirip dengan periode sebelummnya, namun dimodifikasi atau dirubah sedemikian rupa untuk kepentingan budaya islam di Jawa.
Contoh sastra Jawa Baru:
Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, Serat Nitisruti, Serat Nitipraja, Serat Sewaka, Babad Demak, Sera Menak, Serat Rengganis, Serat Manik Maya, Serat Iskandar, Serat Yusuf, Babad Giyanti, Serat Surya Raja, Babad Keraton, dan sebagainya.
 

d.      Renaissance sastra klasik

Ketika sastra pesisir mulai mengalami penurunan dan mulai ditinggalkan akibat melemahhnya pengaruh ekonomi dan dampak kemunculan Batavia. Sekitar abad 18-19, pusat kasusastraan kembali lagi pada kebudayaan Jawa yang berpusat di Keraton Kartasura, Surakarta , dan Yogyakarta. Bahasa dan aksara yang digunakan selain menggunakan jawa juga sudah mulai bersinggungan dengan budaya luar atau eropa. Bahkan pada perkembangannya sastra jawa didampingi aksara latin.
Pada masa ini budaya jawa sudah berkembang lebih luas dan berinteraksi dengan budaya luar atau eropa. Sehingga selain budaya sebelumnya budaya eropa turut meramaikan coraknya pada sastra jawa.
Contoh karya sastra :
Babad Dipenegoro I, Babad Diponegoro III, Bendhe Ki Becak, Serat Jatimurti, Serat Madurasa, Kasarasing batin, Wedharama Winardi,  dan artikel-artikel Ki Hajar Dewantara.

6.      Periodisasi Sastra Jawa Menurut CC Beng

CC Beng mengatakan sastra jawa dibagi menjadi:

a.      Periode Sastra Jawa Kuna

Dimulai pada sekitar abad 10 sastra Jawa mendapat tempat khusus dalam kerajaan. Sehingga apa yang ditulis atau disastrakan merupakanlah suatu hal yang besar dan dianggap penting.
Contoh karya sastra Jawa Kuna antara lain adalah parwa, kakawin, dan kitab-kitab :
Mataram kuno masa Dyah Balitung: Kitab Candha Karana, Kakawin Ramayana karya empu Yogiswara 903 Masehi
Kerajaan Medang: kitab Budha  Mahayana Sang Hyang Kamabayanikam, Kitab Brahmandapurana, Serat Mahabarata, uttarakanda, Adiparwa, Sabhaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Asramawasaparwa, Mosalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohana-parwa, Kunjarakarna.

b.      Periode Jawa Pertengahan

Contoh karya sastra Jawa Pertengahan seperti serat, antara lain:
·         Kerajaan Kahuripan: Kitab Arjuna Wiwaha karya empu Karwa
·         Kerajaan Kediri: Kakawin Kresnayana karya empu Triguna, Kakawin Sumanasantaka karya empu Monaguna.
·         Masa Prabu: Kakawin Smaradahana dan Kakawin Bhomakawya karya empu Dharmaja
·         Masa: Kakawin Bhatarayudha karya empu Sedah dan empu Panuluh, Hariwangsa, dan Gathotkacasraya karya empu Panuluh.
·         Kerajaan Singosari: Kakawin Wrettasancaya dan Lubdhaka karya empu Tanakung.
·         Kerajaan Majapahit: Negara Kertagama karya empu Prapanca, Kakawin Arjunawijaya dan Kitab Sutasoma karya empu Tantular, Kitab Nawaruci karya empu Siwamurti      

c.       Periode sastra Jawa Baru

Pada periode ini sastra Jawa selain terkena pengaruh dari Hindu-Budha, juga mulai mendapat pengaruh dari Islam. Sehingga karya-karya yang dihasilkan merupakan akulturasi dari budaya sebelumnya dan budaya baru islam. Terkadang memiliki kisah lama namun dimodifikasi untuk kepentingan kebudayaan islam. Namun kebudayaan islam sangat ditekankan pada periode ini sehingga banyak ditemukan perbedaann yang mencolok karya sebelumnya dengan karya pada masa ini. Terutama pada segi aksara, pada masa sebelumnya aksara yang digunakan memiliki karakteristik bentuk dan fungsional yang cukup serupa. Namun, pada periode ini yang digunakan adalah aksara arab melayu lama dan aksara jawa. Dari segi isi, isi sangat disesuaikan dengan kepentingan penyebaran dan pendalamann kebudayaan islam.
Akan tetapi dalam periodesasi ini perkembangan sastra jawa tidak hanya berhenti sampai disini saja. Melainkan terus berkembang hingga saat ini sastra jawa masih terus berproduksi dan mulai mengalami pergantian aksara mulai abad 18-19 menjadi aksara latin akibat pengaruh dari eropa.
Contoh karya pada periodesasi ini, sebagai berikut:
Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, Serat Nitisruti, Serat Nitipraja, Serat Sewaka, Babad Demak, Sera Menak, Serat Rengganis, Serat Manik Maya, Serat Iskandar, Serat Yusuf, Babad Giyanti, Serat Surya Raja, Babad Keraton, dan sebagainya.

7.      Periodisasi Sastra Jawa Menurut Kementrian Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia.

Kementrian Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia membagi periodesasi berdasarkan kekuasaan raja Jawa, yang antara lain:

Zaman Hindu-Budha, mulai abad pertama masehi

Karya sastra zaman ini dibedakan menjadi dua :
·         Tua yang berbahasa Sansekerta, misalnya prasasti Canggal dan Dieng
·         Muda yang berbahasa Jawa Kuna, misalnya Mahabharata, Ramayana, Bhatarayuda

 Zaman Majapahit, mulai abad pertama masehi

Karya kasusastraan ini masi berbahasa Jawa kuna. Misalnya Negarakertagama, Arjunawiwaha.

 Zaman islam, abad ke 15

Karya sastra zaman in telah terpengaruh oleh budaya islam. Hasil karya sastranya, antara lain : suluk, babad, dan riwayat para nabi.

Zaman mataram, abad ke 17

Karya sastra zaman ini mengalami kemajuan pesat hingga berpengaruh ke tanah Pesundan, Banten, dan Madura. Hasil karyanya antara lain: Nitipraja, Panji Nagagina, dan sebagainya.

Zaman sekarang, mulai akhir abad 19 sampai sekarang.

Karya zaman ini merupakan kelanjutan karya sastra zaman mataram. Hasil sastra telah terpengaruh kebudayaan barat, misalnya Parama Basa, Jiwandana, Serat Riyatna, dan sebagainya.




Daftar Pustaka

Kharimah, Aminatun. “Periodisasi Sastra Jawa”. http://aminatun-kharimah-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-61506-Umum-PERIODISASI%20SASTRA%20JAWA.html diakses pada 14 Oktober 2015 Pukul 19.51 WIB.
Pradnya, Novia. “Periodisasi Sastra Jawa”. http://novia-pradnya-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-106497-Ruang%20Kebudayaan-Periodesasi%20Sastra%20Jawa.html diakses pada 14 Oktober 2015 Pukul 19.57 WIB.
Wikipedia. “Sastra Jawa Kuno”. https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Jawa_Kuno diakses pada 14 Oktober 2015 Pukul 20.15WIB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar