Naskah Fiksi
Unsur yang
tidak ditemukan dalam naskah fiksi, antara lain, ialah sistematika bab
(penomoran, subbab, dan sub-subbab), rumus-rumus,
tabel-tabel,
angka-angka
statistik dan nonstatistik, lampiran,
daftar pustaka,
dan indeks. Itu berarti, unsur yang ditangani penyunting naskah fiksi
lebih sedikit dibandingkan dengan unsur yang ditangani penyunting naskah
nonfiksi. Ditilik dari segi ini, dapat dikatakan bahwa menyunting naskah fiksi
relatif (sekali lagi: relatif) lebih ringan dibandingkan dengan menyunting
naskah nonfiksi.
Naskah Sastra
Naskah sastra
sebetulnya dapat juga digolongkan pada naskah fiksi. Akan tetapi, tidak semua
naskah fiksi dapat dikategorikan pada naskah sastra. Oleh karena itu, naskah
sastra perlu dibicarakan secara khusus. Pada
prinsipnya, naskah sastra dapat kita bagi menjadi tiga macam, yaitu prosa,
puisi, dan drama. Novel, novelet dan cerpen termasuk ke dalam prosa.
Naskah Buku Sekolah
Secara umum
dapat dikatakan bahwa buku sekolah harus mengandung
nilai/unsur pendidikan,
sesuai dengan kurikulum dan garis-garis besar program
pengajaran (GBPP) yang berlaku, dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah isi dan materinya, dan
disajikan
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Naskah buku sekolah harus melihat
segi isi/materi, segi dsasar/haluan negara dan keamanan nasional, segi bahasa,
segi fisik/grafika, dan andil penyunting.
Naskah Bacaan Anak
Ada persamaan
dan perbedaan naskah buku sekolah dan naskah bacaan (fiksi) anak. Persamaannya
terletak pada penyuntingan kedua ragam naskah itu. Sebagian besar kaidah untuk
menyunting naskah buku sekolah, juga berlaku dalam menyunting bacaan anak. Perbedaannya
terletak pada kandungan kedua ragam naskah. Pertama, buku sekolah biasanya
berisi pelajaran per bidang studi dan merupakan naskah nonfiksi. Bacaan anak
biasanya merupakan naskah rekaan atau fiksi (cerita rakyat, cerita anak-anak,
cerita bergambar, dan sebagainya).
Naskah Perguruan Tinggi
Naskah buku
sekolah tentu berbeda dengan naskah untuk perguruan tinggi. Jika buku sekolah
(khususnya terbiatan swasta) harus mendapat pengesahan terlebih dahulu dari
Departemen Pendidikan Nasional (melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah), buku untk konsumsi mahasiwa tidak perlu mendapat pegesahan dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikjen Dikti). Dengan kata lain,buku
apapun dapat digunakan di perguruan tinggi tanpa harus melalui seleksi Dikjen
Dikti. Persoalannya adalah apakah buku itu dianjurkan atau tidak oleh dosen
pemberi mata kuliah bersangkutan.
Naskah Musik
Naskah musik
memiliki ciri khas yang tidak memiliki oleh ragam naskah lain. Naskah musik
biasanya memuat not balok/not angkayang dapat dipahami oleh orang-orang yang
berkecimpung di bidang musik atau orang-orang yang mengerti musik. Teks atau
syair lagu yang ada pada naskah musik pun memiliki ciri tersendiri sehingga
seorang penyunting naskah harus berhati-hati menyuntingnya. Dari segi isi,
naskah musik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu naskah yang
berisi not balok/not angka, naskah yang berisi not balok/not angka dan teks lagu, dan naskah yang
berisi pelajaran teori musik
Naskah Matematika, Fisika, dan Kimia
Naskah
matematika, fisika, dan kimia memiliki ciri tersendiri jika dibandingkan dengan
naskah bidang lain. Naskah matematika, fisika, dan kimia biasanya banyak berisi
angka-angka, rumus-rumus, dan tabel-tabel. Untuk membuat rumus-rumus dan
tabel-tabel ini biasanya digunakan program equation editor, sementara
untuk memastikan kebenaran rumus-rumus dan tabel-tabel itu, penyunting naskah
dapat memeriksanya pada buku-buku yang sudah ada dan banyak beredar dipasaran.
Naskah Biologi
Penyunting
naskah biologi biasanya memerlukan buku-buku referensi untuk memeriksa
kebenaran materi naskah yang sedang disunting. Selain itu, buku referensi atau
buku pembanding juga diperlukan untuk memeriksa apakan keterangan gambar pada
naskah sudah benar atau belum. Jangan sampai salah memberi tanda panah,
misalnya, atau keterangan mengenai bagian-bagian kulit menjadi tumpang tindih.
Naskah Kamus
Naskah kamus
memiliki kekhususan tersendiri. Pertama, dilihat dari segi layout-nya,
kamus berbeda dengan ragam naskah lain. Buku kamusnya biasanya dibagi dalam dua
kolom dan antara lajur kiri dan lajur kanan dibatasi oleh garis vertikal (ada
juga kamus yang tidak memakai garis pembatas). Kedua, entri (lema) kamus
biasanya diberi penjelasan (deskripsi) secara singkat. Ini tentu berbeda dengan
naskah ragam lain yang di dalamnya penulis mempunyai peluang untuk
berpanjang-lebar memberikan penjelasan. Ketiga, entri kamus biasanya dimulai
dengan huruf kecil (onderkast). Keempat, naskah kamus biasanya berisi
singkatan-singkatan yang lazim dipakai dalam dunia perkamusan.
Naskah Ilmiah
Naskah ilmiah
adalah naskah yang pengkajiannya dilakukan secara ilmiah dan disajikan secara
ilmiah pula. Contoh naskah ilmiah ialah skripsi (S-1), tesis (S-2), disertasi
(S-3). Di samping itu, makalah yang disajikan pada pertemuan atau forum ilmiah
dapat pula dikategorikan pada naskah ilmiah.
Naskah Ilmiah Populer
Pada dasarnya,
menyunting naskah ilmiah populer sama saja dengan menunting naskah lain.
Disebut naskah ilmiah karena dalam naskah itu diterapkan cara
(metode) kerja ilmiah dan disebut populer karena naskah itu
disajikan secara populer dan mudah dimengerti pembaca. Dengan kata lain, naskah
atau buku ilmiah/ilmuwan, melainkan pada kalangan umum/awam.
Naskah Terjemahan
Sejak dahulu
penerbit-penerbit Indonesia sebetulnya sudah menerbitkan buku-buku terjemahan,
baik buku ilmu pengetahuan maupun buku fiksi. Buku terjemahan yang banyak
diterbitkan di Indonesia adalah buku-buku dari bahasa Inggris, Belanda,
Prancis, Jerman, Arab, Jepang, Korea. Karena buku yang paling banyak
diterjemahkan adalah buku-buku dari bahasa Inggris, sudah selayaknya penyunting
naskah terjemahan mengerti dan memahami bahasa Inggris dengan baik. Jika naksah
terjemahan berasal dari bahasa Belanda, sebaiknya penyunting naskah
adalah orang yang mengerti bahasa Belanda. Demikian pula bila naskah
terjemahannya berasala dari bahasa Jepang; sebaiknya penyunting naskahnya
adalah adalah seorang yang mengerti bahasa Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar