Senin, 18 Februari 2019

BENTUK-BENTUK RESISTENSI KEBUDAYAAN


Kebudayaan sebagai suatu hasil dari kegiatan berpola yang dilakukan secara terus menerus dan diwariskan secara turun temurun tentu selalu memiliki perubahan-perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan-perubahan tersebut dipengarungi oleh beberapa unsur yang memberikan sentuhan-sentuhan baru bagi suatu kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan  mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu
  1. Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
  2. Sistem Pengetahuan  itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, tubuh manusia.
  3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat transportasi. 
  5. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan. 
  6. Sistem Religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan. 
  7. Kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari  imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Jika diambil contoh bentuk resistensi kebudayaan yang sederhana adalah cara berpakaian seorang wanita jawa, dimana sebelumnya wanita jawa dulunya selalu mengenakan kebaya dan jarik. Saat ini tentunya, pakaian-pakaian tradisional tersebut hanya dikenakan oleh wanita jawa pada acara-acara tertentu. Saat ini pakaian seorang wanita jawa sama beragamnya dengan laki-laki bahkan seorang wanita pun memiliki hak untuk menggunakan pakaian yang sama seperti yang digunakan oleh laki-laki. Perubahan ini tentu muncul karena banyak sekali faktor, feminisme misalnya yang mengungkapkan mengenai kesetaraan gender.
Kesetaraan gender yang awalnya hanya dilakukan untuk mendapatkan pendidikan yang sama tentu tersebar lebih luas karena wanita tak lagi dianggap hanya mempunyai kewajiban “masak, macak, manak” saja. Wanita dianggap mampu untuk bekerja atau mengerjakan hal-hal yang dulunya hanya dilakukan oleh laki-laki saja.

Perubahan signifikan dari kodrat 3M (masak, macak, manak) seorang wanita jawa tentu dapat dikatakan sebagai salah bentuk resistensi kebudayaan dimana resistensi sendiri diartikan sebagai penolakan suatu kebudayaan. Dalam hal ini seorang wanita jawa menolak kodrat 3M yang dulunya merupakan sebuah keharusan dan satu-satunya “fungsi” seorang wanita jawa, kini tentunya masih banyak M-M lain bahkan huruf-huruf lain yang dapat disandingkan dengan wanita jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar