Senin, 18 Februari 2019

MANUSIA HIDUP UNTUK BUDAYA


Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak dapat hidup secara individu, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk melakukan setiap kegiatan. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk sosial akan menciptakan suatu bentuk interaksi untuk saling mengerti satu sama lain. Interaksi itu selanjutnya melahirkan sebuah bahasa, dimana bahasa adalah merupakan salah satu bentuk wujud konkrit kebudayaan dari manusia. Koetjaraningrat membagi 7 unsur kebudayaan yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Karl Marx yang pandangannya kemudian disebut Marxisme adalah seorang tokoh yang berpendapat bahwa suatu kebudayaan (kegiatan yang dilkaukan berulang-ulang) akan berkembang dan berproses menjadi lebih baik, sehingga muncullah suatu komunitas sosial budaya yang merupakan sebuah subjek atau pelaku dari kebudayaan tersebut. Kebudayaan dan kehidupan manusia adalah suatu bentuk yang saling tarik-menarik dan tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain, karena keduanya merupakan suatu bentuk memberi dan menerima yang dilakukan manusia.
Kata Kunci: Manusia, Budaya, Kebudayaan
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak dapat hidup secara individu, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk melakukan setiap kegiatan. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk sosial akan menciptakan suatu bentuk interaksi untuk saling mengerti satu sama lain. Interaksi itu selanjutnya melahirkan sebuah bahasa, dimana bahasa adalah merupakan salah satu bentuk wujud konkrit kebudayaan dari manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Dewasa ini, banyak sekali masyarakat yang menilai kebudayaan adalah suatu bentuk kegiatan tradisional semata. Meskipun begitu jika dilihat dari segi pengertian kebudayaan, maka sesungguhnya kebudayaan adalah suatu bentuk apreasiasi kegiatan manusia yang melahirkan banyak hal baik dalam bentuk tradisional maupun modern, berwujud maupun tidak berwujud, dan lain sebagainya.


Sehingga, sebuah opini secara detail mengenai manusia dan budaya patut untuk disebarluaskan dengan tujuan untuk merombak pola pikir masyarakat yang masih sangat sempit mengenai pengertian sebuah kebudayaan dan memberikan gambaran pasti kepada masyarakat bahwa suatu kebudayaan adalah kehidupan mereka sendiri.

Pembahasan
Menurut Koentjaraningrat (1994), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dari pengertian tersebut kita dapat melihat bagaimana luasnya suatu kebudayaan, kebudayaan tidak hanya suatu hal yang tradisional, terjadi pada masa lampau, atau dilakukan oleh nenek moyang melainkan sebuah warisan yang didapat oleh generasisebelum kita yang kemudian berkembang dan akan terus berkembang seiring bertambah lamanya warisan tersebut.
Kebudayaan sendiri lahir karena adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga menghasilkan sebuah kegiatan yang kemudian diwariskan secara turun temurun. Warisan turun temurun inilah yang kemudian disebut dengan sebuah kebudayaan, dimana kebudayaan itu sendiri bukanlah suatu warisan yang didapat dari per individu melainkan dari sekelompok manusia yang berkumpul dalam suatu komunitas yang sama, atau tempat yang sama, atau struktur sosial yang sama, dan lain sebagainya.
Sehingga, dapat dipastikan bahwa manusia adalah creator dari sebuah kebudayaan dimana manusia menciptakan kebudayaan itu sebagai suatu bentuk identitas diri yang ingin ditunjukkan kepada manusia yang lain.
Kebudayaan sendiri merupakan suatu bentuk yang amat luas karena dapat meliputi semua bentuk lapisan kehidupan dan mempunyai ciri khas yang selalu berbeda di setiap lapisan masyarakat, komunitas, sosial, umur dan lain sebagainya. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan  mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu
  1. Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
  2. Sistem Pengetahuan  itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, tubuh manusia.
  3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
  4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat transportasi. 
  5. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan. 
  6. Sistem Religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan. 
  7. Kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari  imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Jika dilihat dari bentuk-bentuk kebudayaan di atas, maka kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa fungsi kebudayaan sendiri adalah sebagai pelengkap suatu kehidupan dari manusia dimana kebudayaan tak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan hasil, pola pikir, tingkah laku, kegiatan, pengetahuan yang selalu dimiliki oleh setiap manusia, sehingga kebudayaan memiliki tujuan untuk menjaga keberlangsungan hidup suatu manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial tentu memiliki suatu pemikiran yang berkembang mengikuti perkembangan yang ada. Suatu manusia tidak mungkin hanya memiliki pemikiran tradisional semata atau pun sekadar berpikir secara modern. Tentu pemikiran manusia memiliki peralihan dari pemikiran tradisional menuju modern, dan mungkin dari modern lalu memikirkan kembali suatu pemikiran tradisional.
Pemikiran manusia tersebut mengalami sebuah evolusi yang berjalan meningkat, dimana awalnya manusia memiliki kepercayaan atau pemikiran mengenai adanya makhluk-makluk lain yang patut untuk diagungkan dan disembah, kemudian beralih menjadi pemikiran bahwa kehidupan manusia berjalan dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga manusia kemudian menciptakan hal-hal baru untuk tujuan mempermudah kehidupan mereka. Hingga, manusia akhirnya berpikir untuk melakukan kegiatan-kegiatan berpola yang melahirkan hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut dengan pemikiran bahwa generasi di penerus mereka dapat menikmati apa yang mereka temukan. Perkembangan pemikiran manusia inilah yang selanjutnya melahirkan kebudayaan itu sendiri.
Tokoh penting mengenai asal mula pemikiran bahwa kebudayaan melahirkan suatu sosial budaya adalah Karl Marx, dimana pemikirannya selanjutnya disebut dengan pandangan Marxisme. Marxisme sendiri adalah sebuah pandangan yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik dimana pandangan tersebut mencakup materialism dialektis dan materialism historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.
Pokok-pokok pemikiran marxisme dibagi menjadi tiga bagian, yaitu materialisme dialektis, matearialisme historis dan ekonomi marxis. Tiga bagian tersebut merupakan bagian utama dari Marxisme. Namun pada dasarnya, materialisme historis adalah pemahaman sejarah dengan metode materialisme dialekts, dan ekonomi marxis adalah pemahaman ekonomi dengan metode materialisme dialektis. Bahkan semua aspek kehidupan bisa ditelaah menggunakan metode materialisme dialektis, seperti kebudayaan, kesenian, ilmu sains, dan lain sebagainya. Hanya dengan metode matrialisme dialektis semua aspek kehidupan dapat dipahami secara menyeluruh dari sumbernya. Sehingga, pada dasarnya, pokok marxsisme adalah marxisme dialektis.
Karl Marx juga berpendapat bahwa,”sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjadi lebih baik.”
Jika dilihat dari pokok-pokok pemikiran Marx di atas tentu dapat terlihat bahwa menurutnya suatu kebudayaan (kegiatan yang dilkaukan berulang-ulang) akan berkembang dan berproses menjadi lebih baik, sehingga muncullah suatu komunitas sosial budaya yang merupakan sebuah subjek atau pelaku dari kebudayaan tersebut.

Penutup
Kebudayaan adalah suatu bentuk kegiatan dari manusia, oleh manusia, dan untuk manusia sebagai makhluk sosial yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari dan untuk menunjukkan jati diri sebagai makhluk sosial yang berbeda satu sama lain.
Kebudayaan dan kehidupan manusia adalah suatu bentuk yang saling tarik-menarik dan tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain, karena keduanya merupakan suatu bentuk memberi dan menerima yang dilakukan manusia.
Sehingga, dapat dikatakan manusia merupakan mahkluk sosial yang menciptakan kebudayaan, melakukan kebudayaan, perombak kebudayaan, dan pengembang kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pula bahwa manusia sebagai makhluk sosial semata-mata melakukan kehidupan untuk kebudayaan.

Referensi
Kemdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Cetakan ke-17. Jakarta: PT Gramedia.
Santoso, Listiyono, dkk. 2003. Epistemologi Kiri.  Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia

Wikipedia. “Marxisme” dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Marxisme/ diunduh pada 9 Oktober 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar