Manusia
sebagai makhluk sosial tentu tidak dapat hidup secara individu, sebagai makhluk
sosial manusia membutuhkan orang lain untuk melakukan setiap kegiatan. Oleh
karena itu, manusia sebagai makhluk sosial akan menciptakan suatu bentuk
interaksi untuk saling mengerti satu sama lain. Interaksi itu selanjutnya
melahirkan sebuah bahasa, dimana bahasa adalah merupakan salah satu bentuk
wujud konkrit kebudayaan dari manusia. Koetjaraningrat membagi 7 unsur kebudayaan
yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, sistem
pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Karl Marx yang pandangannya kemudian
disebut Marxisme adalah seorang tokoh yang berpendapat bahwa suatu kebudayaan (kegiatan yang dilkaukan berulang-ulang)
akan berkembang dan berproses menjadi lebih baik, sehingga muncullah suatu
komunitas sosial budaya yang merupakan sebuah subjek atau pelaku dari
kebudayaan tersebut. Kebudayaan dan kehidupan manusia adalah suatu bentuk yang
saling tarik-menarik dan tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain, karena
keduanya merupakan suatu bentuk memberi dan menerima yang dilakukan manusia.
Kata
Kunci: Manusia, Budaya, Kebudayaan
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial tentu
tidak dapat hidup secara individu, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan
orang lain untuk melakukan setiap kegiatan. Oleh karena itu, manusia sebagai
makhluk sosial akan menciptakan suatu bentuk interaksi untuk saling mengerti
satu sama lain. Interaksi itu selanjutnya melahirkan sebuah bahasa, dimana
bahasa adalah merupakan salah satu bentuk wujud konkrit kebudayaan dari
manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya.
Dewasa ini, banyak sekali masyarakat
yang menilai kebudayaan adalah suatu bentuk kegiatan tradisional semata.
Meskipun begitu jika dilihat dari segi pengertian kebudayaan, maka sesungguhnya
kebudayaan adalah suatu bentuk apreasiasi kegiatan manusia yang melahirkan
banyak hal baik dalam bentuk tradisional maupun modern, berwujud maupun tidak
berwujud, dan lain sebagainya.
Sehingga, sebuah opini secara detail
mengenai manusia dan budaya patut untuk disebarluaskan dengan tujuan untuk merombak
pola pikir masyarakat yang masih sangat sempit mengenai pengertian sebuah
kebudayaan dan memberikan gambaran pasti kepada masyarakat bahwa suatu
kebudayaan adalah kehidupan mereka sendiri.
Pembahasan
Menurut
Koentjaraningrat (1994), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dari pengertian tersebut kita
dapat melihat bagaimana luasnya suatu kebudayaan, kebudayaan tidak hanya suatu
hal yang tradisional, terjadi pada masa lampau, atau dilakukan oleh nenek
moyang melainkan sebuah warisan yang didapat oleh generasisebelum kita yang
kemudian berkembang dan akan terus berkembang seiring bertambah lamanya warisan
tersebut.
Kebudayaan sendiri lahir karena adalah
sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga menghasilkan
sebuah kegiatan yang kemudian diwariskan secara turun temurun. Warisan turun
temurun inilah yang kemudian disebut dengan sebuah kebudayaan, dimana kebudayaan
itu sendiri bukanlah suatu warisan yang didapat dari per individu melainkan
dari sekelompok manusia yang berkumpul dalam suatu komunitas yang sama, atau
tempat yang sama, atau struktur sosial yang sama, dan lain sebagainya.
Sehingga, dapat dipastikan bahwa manusia
adalah creator dari sebuah kebudayaan
dimana manusia menciptakan kebudayaan itu sebagai suatu bentuk identitas diri
yang ingin ditunjukkan kepada manusia yang lain.
Kebudayaan
sendiri merupakan suatu bentuk yang amat luas karena dapat meliputi semua
bentuk lapisan kehidupan dan mempunyai ciri khas yang selalu berbeda di setiap
lapisan masyarakat, komunitas, sosial, umur dan lain sebagainya. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan
mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur unsur kebudayaan
tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa
bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal
yaitu
- Bahasa adalah suatu pengucapan yang
indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara yang
utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi kan kebudayaan.
Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
- Sistem Pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang
kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya.
Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora
dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama
manusia, tubuh manusia.
- Sistem Kemasyarakatan atau
Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa
satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang
meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem
kesatuan hidup, perkumpulan.
- Sistem Peralatan Hidup dan
Teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh
para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan
berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan mentah,
pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan,
pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda
meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik
yang meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman,
pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat
transportasi.
- Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia
untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian
hidup atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
- Sistem Religi dapat diartikan sebagai sebuah
sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang
berhubungan dengan hal hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem
religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan
hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
- Kesenian dapat diartikan sebagai segala
hasrat manusia terhadap keindahan. bentuk keindahan yang beraneka ragam
itu timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan
batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk
kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni
tari.
Jika dilihat dari bentuk-bentuk
kebudayaan di atas, maka kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa fungsi
kebudayaan sendiri adalah sebagai pelengkap suatu kehidupan dari manusia dimana
kebudayaan tak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan hasil,
pola pikir, tingkah laku, kegiatan, pengetahuan yang selalu dimiliki oleh
setiap manusia, sehingga kebudayaan memiliki tujuan untuk menjaga
keberlangsungan hidup suatu manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial tentu
memiliki suatu pemikiran yang berkembang mengikuti perkembangan yang ada. Suatu
manusia tidak mungkin hanya memiliki pemikiran tradisional semata atau pun
sekadar berpikir secara modern. Tentu pemikiran manusia memiliki peralihan dari
pemikiran tradisional menuju modern, dan mungkin dari modern lalu memikirkan
kembali suatu pemikiran tradisional.
Pemikiran manusia tersebut mengalami
sebuah evolusi yang berjalan meningkat, dimana awalnya manusia memiliki
kepercayaan atau pemikiran mengenai adanya makhluk-makluk lain yang patut untuk
diagungkan dan disembah, kemudian beralih menjadi pemikiran bahwa kehidupan
manusia berjalan dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga manusia kemudian
menciptakan hal-hal baru untuk tujuan mempermudah kehidupan mereka. Hingga,
manusia akhirnya berpikir untuk melakukan kegiatan-kegiatan berpola yang
melahirkan hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut dengan pemikiran bahwa
generasi di penerus mereka dapat menikmati apa yang mereka temukan.
Perkembangan pemikiran manusia inilah yang selanjutnya melahirkan kebudayaan
itu sendiri.
Tokoh penting mengenai asal mula
pemikiran bahwa kebudayaan melahirkan suatu sosial budaya adalah Karl Marx,
dimana pemikirannya selanjutnya disebut dengan pandangan Marxisme. Marxisme
sendiri adalah sebuah pandangan yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem
sosial, dan sistem politik dimana pandangan tersebut mencakup materialism
dialektis dan materialism historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.
Pokok-pokok
pemikiran marxisme dibagi menjadi tiga bagian, yaitu materialisme dialektis,
matearialisme historis dan ekonomi marxis. Tiga bagian tersebut merupakan
bagian utama dari Marxisme. Namun pada dasarnya, materialisme historis adalah
pemahaman sejarah dengan metode materialisme dialekts, dan ekonomi marxis
adalah pemahaman ekonomi dengan metode materialisme dialektis. Bahkan semua
aspek kehidupan bisa ditelaah menggunakan metode materialisme dialektis,
seperti kebudayaan, kesenian, ilmu sains, dan lain sebagainya. Hanya dengan
metode matrialisme dialektis semua aspek kehidupan dapat dipahami secara
menyeluruh dari sumbernya. Sehingga, pada dasarnya, pokok marxsisme adalah
marxisme dialektis.
Karl Marx juga berpendapat bahwa,”sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide
yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan
oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan
terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal
yang berproses menjadi lebih baik.”
Jika dilihat dari pokok-pokok
pemikiran Marx di atas tentu dapat terlihat bahwa menurutnya suatu kebudayaan
(kegiatan yang dilkaukan berulang-ulang) akan berkembang dan berproses menjadi
lebih baik, sehingga muncullah suatu komunitas sosial budaya yang merupakan sebuah
subjek atau pelaku dari kebudayaan tersebut.
Penutup
Kebudayaan adalah suatu bentuk
kegiatan dari manusia, oleh manusia, dan untuk manusia sebagai makhluk sosial
yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari dan untuk menunjukkan
jati diri sebagai makhluk sosial yang berbeda satu sama lain.
Kebudayaan dan kehidupan manusia
adalah suatu bentuk yang saling tarik-menarik dan tidak dapat dipisahkan satu
sama yang lain, karena keduanya merupakan suatu bentuk memberi dan menerima
yang dilakukan manusia.
Sehingga, dapat dikatakan manusia
merupakan mahkluk sosial yang menciptakan kebudayaan, melakukan kebudayaan,
perombak kebudayaan, dan pengembang kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan pula bahwa manusia sebagai makhluk sosial semata-mata
melakukan kehidupan untuk kebudayaan.
Referensi
Kemdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.
Koentjaraningrat.
1994. Kebudayaan, Mentalitas dan
Pembangunan. Cetakan ke-17. Jakarta: PT Gramedia.
Santoso, Listiyono, dkk. 2003.
Epistemologi Kiri. Jogjakarta:
Ar-Ruzzmedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar