"Ini cuma hidup. Bakal berakhir sebelum kita sadar."
Akhirnya aku mencoret salah satu TBR yang sudah tertimbun dalam rak entah berapa tahun lamanya. Dulu, tertarik beli ini karena aku suka banget sama filmnya. Tapi aku butuh waktu lebih panjang untuk benar-benar membacanya.
Buku ini benar-benar membuatku terluka jujur saja. Ketika memasuki konflik, aku sampai harus rehat 3 hari untuk menyiapkan diri menyelesaikannya. Karena aku sudah tahu versi film, makanya aku memahami mau dibawa ke mana novelnya.
Stella dan Will benar-benar mengalami takdir yang amat buruk di Five Feet Apart hahaha. Sudah mereka tidak bisa hidup normal, sekalinya jatuh cinta, eh malah sama orang yang punya penyakit sama. Penyakit yang akan semakin berbahaya kalau sesama pengidap berdekatan.
Saat baca, rasanya aku ingin memeluk Stella dan Will. Aku gak bisa membayangkan betapa sulitnya jadi mereka yang harus berjuang untuk cuma sekadar bernapas. Belum lagi mereka hanya ABG pada umumnya yang ingin hidup bebas.
Aku sebenarnya bukan tipe orang yang akan suka ending dari Five Feet Apart. Meski begitu, menurutku ending yang dipilih adalah hal paling benar dan pas. Baiklah, mari kita nonton ulang adaptasi film dari novel ini untuk menyegarkan lukaku HAHAHA.
P.S.
Ada yang bikin aku agak jengkel untuk penulisan Dr. Hamid di sini, harusnya dr. Hamid atau Dokter Hamid. Kan beda antara Dr. dan dr. hmmmmmm.
Tags
book review