Senin, 18 Februari 2019

KEBUDAYAAN, PERADABAN, DAN PEMBANGUNAN



Kebudayaan, peradaban, dan pembangunan merupakan sebuah kesatuan dari sebuah proses pembiasaan berpola. Menurut Koentjaraningrat (1994), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Dari kedua pengertian tersebut kita dapat melihat bagaimana luasnya suatu kebudayaan, kebudayaan tidak hanya suatu hal yang tradisional, terjadi pada masa lampau, atau dilakukan oleh nenek moyang melainkan sebuah warisan yang didapat oleh generasi sebelum kita yang kemudian berkembang dan akan terus berkembang seiring bertambah lamanya warisan tersebut.
Kebudayaan sendiri lahir karena adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga menghasilkan sebuah kegiatan yang kemudian diwariskan secara turun temurun. Warisan turun temurun inilah yang kemudian disebut dengan sebuah kebudayaan, dimana kebudayaan itu sendiri bukanlah suatu warisan yang didapat dari per individu melainkan dari sekelompok manusia yang berkumpul dalam suatu komunitas yang sama, atau tempat yang sama, atau struktur sosial yang sama, dan lain sebagainya. Sebuah kesamaan pada individu-individu itulah yang kemudian melahirkan sebuah peradaban-peradaban yang memiliki ciri khas dan memberikan warisan kebudayan-kebudayaan yang berbeda.
Peradaban sendiri yang merupakan sebuah turunan kata dari adab yang berartikan kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Peradaban menurut KBBI adalah hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Dari pengertian tersebut terlihat jelas bahwa peradaban merupakan sebuah wujud dari kebudayaan, bahkan diartikan sebagai kebudayaan itu sendiri.
Sebuah peradaban tersebut akhirnya menganggap warisan yang dimilikinya sebagai suatu jati diri yang berbeda dari warisan yang lain, sehingga mereka akan membangun suatu hal dalam bentuk nyata terlihat jati diri mereka. Sebagai contoh bentuk nyata dari suatu warisan kebudayaan adalah bentuk rumah adat, dimana tentunya rumah-rumah tersebut menunjukkan jati diri suatu peradaban berbeda-beda yang tidak memungkinkan peradaban lain untuk mengakui warisan pasti itu.
Pembangunan sendiri meliputi proses, cara, dan perbuatan membangun. Sehingga terlihat jelas mengenai hubungan antara kebudayaan, peradaban, dan pembangunan. Dimana sebuah kebudayaan juga lahir dari suatu proses yang terjadi berulang-ulang dalam waktu yang lama, kemudian melahirkan suatu cara-cara tertentu, dan menumbuhkan suatu proses pelestarian itu sendiri. Sehingga, dapat disimpulan bahwa pembangunan adalah sebuah bentuk pelestarian dari suatu kebudayaan.
Sebuah kebudayaan merupakan suatu hal yang berkembang sehingga pengaruh-pengaruh asing di luar kebudayaan asli merupakan faktor yang berubah sebuah kebudayaan. Sehingga, dalam pembangunan nasional dibutuhkan strategi kebudayaan yang berartikan bahwa kita harus menggali ulang, menata ulang, dan memunculkan kembali sebuah kearifan lokal yang belum terjamah oleh faktor-faktor yang merubah sebuah kebudayan. Dengan menemukan kebudayaan asli atau kebudayaan murni maka pembangunan nasional sebagai bentuk wujud kebudayaan yang berlangsung dapat diproses menjadi lebih baik dengan memilah hal-hal baik dan buruk dari suatu kebudayaan, kemudian hal baik tersebut dapat dikembangkan menjadi hal yang lebih luas, yang kemudian akan memunculkan karakteristik dan ciri khas pembangunan nasional berbasis kebudayaan yang baik.
Sebuah pembangunan nasional suatu bangsa merupakan sebuah bentuk menunjukkan jati diri suatu bangsa, sehingga kebudayaan yang baik merupakan hal pokok atau suatu sumber terwujudnya suatu pembangunan. Jika pembangunan nasional tidak didasari oleh kebudayaan maka pembangunan itu hanya akan menjadi suatu pembangunan tanpa makna dimana langkah berdirinya pembangunan tersebut tak jadi suatu hal yang patut untuk dipelajari dan dilestarikan.

Referensi
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Cetakan ke-17. Jakarta: PT Gramedia.

Kemdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta: Balai Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar