Senin, 18 Februari 2019

Reinkarnasi Sugriwo dan Subali

I.    Pendahuluan

Cerpen berjudul Sugriwo-Subali ini merupakan salah satu cerpen dalam antologi cerpen Bulan Bugil Bulat karya Yanusa Nugroho. Antologi cerpen ini diterbitkan pada tahun 1990 Cerpen ini merupakan cerpen yang sangat sesuai jika ingin menganalisis sebuah karya sastra menggunakan teori pascastruktural, dikarenakan tokoh Sugriwo dan Subali didalam cerpen ini sangat berlawanan dengan tokoh dengan nama sama yang terdapat di naskah Ramayana.
Seperti nama teori ini, yakni pascastruktural. Teori ini muncul setelah teori struktural, dimana teori ini muncul saat teori struktural melemah. Jika teori struktural menganggap bahwa karya sastra dibentuk dari hubungan antara unsur-unsur struktur sehingga teori ini melihat kebenaran didalam sebuah teks sastra, maka teori pascastruktural menekankan interaksi antara pembaca dengan sebuah teks sastra.
Cerpen Sugriwo-Subali karya Yanusa Nugroho ini menceritakan mengenai pertemuan kembali tokoh Sugriwo dan Subali setelah terpisah ketika mereka hendak mencuri sayur. Sebelum terpisah, kedua tokoh ini sangat dekat dan mereka selalu melakukan segala sesuatu bersama-sama. Setiap malam, mereka akan mencuri paku milik A Chu yang kemudian akan dilindaskan paku-paku tersebut di rel kereta api dan upah yang mereka dapat akan mereka belikan makanan. Hanoman, orang yang menemukan Sugriwo dan Subali ketika bayi, mengajarkan kepada mereka bahwa surga adalah kenyang dan neraka adalah lapar. Sehingga, bagi Sugriwo dan Subali, malam adalah surga karena mereka bisa makan dari upah yang mereka dapatkan. Surga lain menurut mereka adalah mendapatkan ciuman di pipi dari Jilah, gadis yang suka mereka manjakan dengan hasil curian mereka.
Hingga, suatu hari Sugriwo dan Subali kepergok ketika mereka mencuri paku, disinilah nereka kedua tokoh tersebut dimulai. Mereka mulai kelaparan karena tidak bisa membeli makanan, bahkan mereka juga melihat Jilah berpelukan dengan Ma’un si penjual es. Sugriwo dan Subali berpikir neraka mereka akan usai ketika menjumpai truk sayuran ke kota, mereka berencana mencuri sayur. Sugriwo yang naik ke dalam truk untuk mengambil sayuran, sedang Subali di bawah untuk melihat situasi. Namun, tiba-tiba truk melaju. Subali bersembunyi, sedang Sugriwo terjebak di dalam truk yang melaju. Begitulah cerita mereka terpisah dalam waktu yang sangat lama, sama-sama memendam luka dan pedih akibat kerinduan yang mendalam. Sampai akhirnya mereka bertemu kembali dan meluapkan semua kerinduan mereka dengan mabuk bersama sambil mengenang masa lalu ketika mereka selalu bersama.
Dalam karya tulis ini berjudul “Reinkarnasi Sugriwo dan Subali” ini penulis akan memaparkan hubungan intertekstualitas yang terjalin dalam cerpen berjudul “Sugriwo-Subali” karya Yanusa Nugroho dengan naskah “Ramayana” oleh Sunardi D.M. Penulis akan memaparkan perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan yang terdapat pada tokoh Sugriwo dan Subali dalam kedua teks yang berbeda tersebut.

II.     Isi

Cerpen yang mengangkat tema melepas kerinduan ini sangat bertolak belakang dengan kisah Ramayana yang terlebih dulu mengenalkan tokoh Sugriwo dan Subali. Sekalipun sangat bertolak belakang, namun terdapat beberapa kesamaan yang terdapat dalam kedua teks ini. Berikut penulis pemamarkan persamaan dan perbedaan cerpen “Sugriwo-Subali” dengan Ramayana oleh Sunardi:
Persamaan
Perbedaan
-          Kedua teks ini sama-sama menceritakan bahwa tokoh Subali ditinggal oleh tokoh Sugriwo.
-          Kedua teks ini sama-sama menghadirkan tokoh Hanoman yang sangat dekat dengan Sugriwo dan Subali.
-          Kedua teks ini sama-sama berakhir dengan bertemunya Sugriwo dan Subali.
-          Dalam cerpen ini Yanusa menggunakan judul dengan nama Sugriwo ditulis terlebih dahulu. Sedangkan, dalam buku Sunardi nama Subali ditulis terlebih dahulu.
-          Dalam Ramayana dikisahkan bahwa Subali dan Sugriwa adalah saudara kandung. Sedangkan, dalam cerpen mereka adalah anak dari dua wanita yang berbeda.
-          Dalam cerpen ini dikisahkan bahwa Hanoman adalah ayah angkat dari Sugriwo dan Subali. Sedangkan, dalam  Ramayana Hanoman adalah keponakan dari kedua tokoh tersebut.
-          Dalam Ramayana keduanya berada di kubu yang berlawanan, yakni Sugriwo si kubu Rama dan Subali di kubu Rahvana. Sedangkan dalam cerpen ini, keduanya sangat dekat dan tidak terpisahkan.

III.            Penutup

Yanusa Nugroho berhasil membuat Sugriwo dan Subali lahir kembali menjadi tokoh yang berbeda di tengah-tengah kota Jakarta, mempertemukan mereka dengan Hanoman yang kemudian mengangkat mereka menjadi anak. Pertemuan Sugriwo dan Subali dengan Hanoman dalam cerpen ini barangkali untuk memberikan kesan bahwa Sugriwo dan Subali tidak lepas dengan Hanoman, baik di cerpen ini maupun di kisah mereka dalam Ramayana.
Dekonstruksi yang paling kentara dari cerpen “Sugriwo-Subali” ini terletak dalam karakter mereka, dimana dalam cerpen ini dikisahkan mereka sangat dekat dan tidak terpisahkan. Berbeda dengan kisah mereka di Ramayana, dimana mereka berada dikubu yang berlawanan.
Selain perlawanan, kedua teks ini juga memiliki persamaan yang terlihat jelas yakni terletak dibagian akhir cerita Sugriwo dan Subali. Dimana kedua teks tersebut mengisahkan bahwa keduanya akhirnya bertemu kembali dan berbaikan.
Dilihat dari berbagai segi dari cerpen berjudul “Sugriwo-Subali” dan kisah yang terdapat dalam Ramayana, maka hubungan yang muncul diantara keduanya ialah keinginan penulis memberikan masa depan yang diinginkannya dari kisah Ramayana mengenai Sugriwo dan Subali. Penulis ingin menyatukan tokoh Sugriwo dan Subali yang tidak terjadi dalam kisah Ramayana. Penulis ingin memberikan kesan, bahwa tokoh Sugriwo dan Subali dalam cerpen ini adalah reinkarnasi dari keduanya ketika tokoh tersebut ketika dihidupkan kembali.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa cerpen Sugriwo-Subali karya Yanusa Nugroho ini berhasil membuka mata kita bahwa kesan yang kita dapat dari sebuah karya sastra tidak sepenuhnya bersifat kekal. Kesan tersebut akan berubah seiring dengan munculnya karya-karya baru yang sangat berlawanan dengan karya sebelumnya, meskipun memiliki kesamaan dibeberapa hal. Misalnya, cerpen ini yang memiliki kesamaan nama tokoh dengan kisah Ramayana dengan karakter tokoh yang jauh berbeda.

Referensi

Sunardi. 1997. Ramayana. Jakarta: Balai Pustaka.

Nugroho, Yanusa. 1990. Bulan Bugil Bulat. Kreasi Media Utama: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar