Senin, 18 Februari 2019

SISI TEKSTOLOGI DARI NASKAH ‘THE METHOD’ ARCHIMEDES

Archimedes dikenal sebagai salah satu ilmuwan dalam bidang matematika dan namanya diabadikan menjadi sebuah penemuan dalam dunia fisika. Ia lahir di Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 M. Jasanya dalam bidang matematika diketahui ketika ditemukannya naskah yang berisi metode-metode matematika dasar yang tersembunyi di bawah aksara naskah keagamaan. Pada awalnya naskah ini disimpan di Walters, Baltimore dan hilang selama seribu tahun. Naskah ini terakhir disalin pada sekitar abad 10, semenjak pertama kali ditulis pada abad 3 M, kemudian oleh seorang biarawan naskah ini dicuci dan dijadikan sebuah palimpsest yaitu buku do’a.
Palimpsest diketahui hilang pada saat terjadi Perang Dunia I pada tahun 1914. Pada tahun 1920 seorang keluarga kolektor menemukan palimpsest di Konstantinopel, diduga ketika hilang naskah mengalami kerusakan berupa ada bekas terbakar, sobekan, bekas lem PVA, berjamur dan berlubang. John Ludwig Heiberg mengamati naskah ini saat ditemukan muncul di sebuah perpustakaaan di Konstantinopel. Pada 1929, diketahui ada ilustrasi yang menutup teks yang menjadi awal naskah ini menjadi fokus dalam penelitian para filolog. Pada palimpsest ada dua warna tinta yang berbeda ketika dilihat dengan bantuan sinar ultraviolet, terdapat tulisan vertical. Teks yang ditulis horizontal adalah teks palimpsest, sedangkan kemudian diketahui bahwa teks yang ditulis vertical adalah teks Archimedes dan tidak terlihat secara jelas, karena pernah dicuci sebelum ditulisi teks palimpsest.
Naskah the method mengalami berbagai edisi teks, pada abad ke 10 diperkirakan edisi teks yang dilakukan adalah dengan metode diplomatik, yaitu dengan hanya menyalin aksara. Lalu, saat diubah menjadi palimpsest dan sempat hilang serta rusak, tentu secara otomatis penyalinan terakhir yang dilakukan akan menggunakan metode selain diplomatik, sehingga ada campur tangan editor dalam edisi teksnya. Kuat dugaan salinan terbaru mengalami transkripsi, yaitu pengubahan ejaan pada teks dan tidak menutup kemungkinan bahwa dapat terjadi berbagai bentuk kesalahan tulis disalinan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena keadaan naskah yang rusak dan tertutup oleh aksara dari teks palimpsest, sehingga dalam transkripsinya pun  akan lebih sulit.
Teks Archiemedes berisi berbagai macam pemikiran Archiemedes dalam berbagai hal dan yang paling kuat adalah matematika. Archiemedes adalah orang pertama yang menemukan bagaimana cara menghitung volume air. Semuanya berawal dari Raja Hieron II, raja Syracuse pada masa itu yang merupakan paman Archiemedes, yang mencuriga pembuat mahkotanya. Archiemedes dimintai untuk menyelidiki apakah mahkota itu 100% emas murni atau dicampuri dengan perak. Archiemedes mendapatkan jawabannya ketika ia berendam dalam bak mandi, disana ia menyadari bahwa besarnya air yang tumpah sebanding dengan berat tubuhnya. Disitulah ia mengetahui bahwa efek tersebut dapat digunakan untuk menghitung volume dan massa dari mahkota tersebut. Setelah menemukan hal tersebut, ia melakukan hal yang sangat konyol yaitu keluar dari bak mandi masih dalam keadaan tanpa busana dan berlari sambil berteriak “Eureka! Eureka!” yang artinya ‘sudah kutemukan’.
Setelah menemukan cara menghitung volume dan massa, ia bereksperimen dengan mencelupkan emas, perak, dan mahkota yang beratnya sama ke dalam air namun ia melihat bahwa volume air yang tumpah berbeda-beda. Ia membagi berat logam dengan volume air yang tumpah, dengan demikian ditemukanlah berbagai jenis logam. Berat emas akan lebih berat dibandingkan dengan berat perak, berat perak akan lebih berat dibandingkan berat perunggu, dan lain sebagainya.
Selain menemukan bagaimana cara mengukur volume dan massa suatu benda, pemikiran Archiemedes juga sangat berpengaruh dalam mengitung lingkaran. Ia membuktikan bahwa luas lingkaran sama dengan setengah keliling jari-jarinya yang ia rumuskan dengan memotong lingkaran menjadi sejumlah bagian, dan menyusun potongan-potongan lingkaran. Ia adalah orang yang berhasil menemukan nilai phi’ dengan nilai  yang sangat besar pengaruhnya dalam dunia matematika. Ia melakukan eksperimen dengan cara membuat segi-96 beraturan “yang memuat lingkaran”. Segi-96 tersebut dimulai dari segi-4 yang ia gambar di dalam lingkaran, kemudian ia menarik garis menjadi segi-6, kemudian menjadi segi-12, kemudian menjadi segi-24, dan kemudian menjadi segi-48. Segi-96 adalah segi yang diperoleh dari tarikan garis dari segi-48 yang masih berada di dalam lingkaran, untuk membuktikan keakuratan nilai phi’.
Selain pemikiran-pemikiran luar biasa di atas, Archiemedes juga menghasilkan banyak peralatan perang luar biasa, misalnya adalah kapal dengan sekrup Archiemedes, katrol pengangkat kapal yang dikenal dengan nama Compound Pulley, perisai perang dengan cermin, ketapel, pelontar tali berisi peluru, busur kecil, cermin pembakar, dan balista.

Pada masa sekarang, nama Archiemedes dikenal sebagai orang yang berkonstribusi besar dalam Kalkulus dan Geometri. Teori Bilangan adalah teori rumusan Archiemedes yang terdapat dalam kalkulus, sedangkan rumus luas lingkaran terdapat dalam geometri. Selain dalam bidang matematika, Archiemedes juga merupakan seseorang yang sangat berpengaruh bagi dunia fisika. Bahkan, peneliti mengungkapkan bahwa jika naskah Archiemedes ditemukan jauh sebelum pengetahuan berkembang, maka naskah tersebut akan menjadi sumber pengetahuan terbesar yang ada di dunia. Pemikiran-pemikiran Archiemedes yang hebat tersebut dianggap sebagai ilmu pengetahuan luar biasa yang ia temukan pada masa ia hidup, dimana pengetahuan itu memiliki pengaruh besar untuk merubah pengetahuan dari berbagai macam segi di dunia pada masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar