BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada masa serba canggih seperti pada masa kini,
perkembangan bahasa menjadi salah satu hal yang mengalami berkembangan sangat
signifikan. Perkembangan bahasa tersebut berkembang secara cepat mengikuti arus
perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Makna merupakan kaitan dari bahasa yang paling
utama, sebuah makna dari sebuah bahasa akan berkembang selaras dengan
berkembangnya budaya yang semakin modern yang terjadi pada masa kini. Makna
bahasa telah dianggap sebagai ilmu pengetahuan dimana mempelajari aspek-aspek
mengenai perubahan makna bahasa. Ilmu yang mempelajari mengenai makna tersebut
disebut semantik. Menurut Verhaar dalam bukunya Asas-asas Linguistik, menyebutkan bahwa semantik adalah cabang
linguistik yang membahas arti atau makna.
Makalah ini akan menjabarkan mengenai
perkembangan dari kata “mangkat” yang merupakan salah satu kata di Indonesia.
Kata “mangkat” merupakan sebuah kata yang sudah sangat jarang digunakan di
Indonesia, terlebih lagi pada percakapan secara langsung. Namun, kata “mangkat”
masih digunakan dalam media massa di Indonesia khususnya pada artikel-artikel
baik artikel dalam media cetak maupun artikel yang tersebar dalam media
internet.
Makalah ini akan menjabarkan mengenai
perkembangan kata “mangkat” yang telah ditemukan penulis dalam beberapa
artikel-artikel di media internet.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa definisi dari kata “mangkat”?
1.2.2 Bagaimana proses perkembangan kata
“mangkat”?
1.2.3 Bagaimana penggunaan kata “mangkat”
pada masa kini?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dari kata
“mangkat”.
1.3.2 Mengetahui proses perkembangan kata
“mangkat”.
1.3.3 Mengetahui berbagai macam penggunaan
kata “mangkat” pada masa kini.
1.4
Manfaat
1.4.1 Memberikan wawasan baru mengenai
salah satu kata dalam Bahasa Indonesia yang sudah sangat jarang digunakan.
1.4.2 Memberikan gambaran secara rinci
mengenai penggunaan kata “mangkat”.
1.4.3 Memperjelas mengetahuan semantik
yang telah dipelajari dalam kelas dengan melakukan riset langsung.
1.4.4 Memberikan pandangan lebih luas
mengenai semantik pada kehidupan sehari-hari.
BAB
II
ISI
2.1
Defisini Kata “Mangkat”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
mangkat merupakan kata verba atau kata kerja yang berartikan meninggal dunia. Penggunaan
kata “mangkat” awalnya ditujukan kepada raja-raja. Misalnya: Setelah raja itu
mangkat, putra mahkota dinobatkan sebagai raja.
Kata “mangkat” merupakan hiponimi dari kata
“mati”. Dimana kata “mati” juga merupakan hipernimi dari kata yang bersinonim
dengan “mangkat”, misalnya “meninggal dunia”, “wafat”, “tewas”, “gugur”, dan
lain sebagainya.
Pemilihan diksi atau kata dengan makna yang sama
seperti “meninggal dunia”, “mati”, “wafat”, “tewas”, “gugur”, “mangkat”, dan
beberapa kata daerah yang bermakna sama agaknya harus disesuaikan dengan
derajat orang tersebut. Misalnya kata “meninggal dunia” dan “wafat” yang
digunakan untuk orang-orang yang dihormati, kata “tewas” yang digunakan untuk
ucapan secara netral kepada orang-orang yang terkena musibah, kata “mati” yang
digunakan untuk orang-orang yang tidak dihormati atau dapat juga digunakan
untuk hewan, kata “gugur” digunakan untuk para pahlawan, kata “mangkat”
digunakan untuk orang-orang yang amat dihormati dan memiliki kedudukan yang
tinggi. Kemudian, kata-kata dalam bahasa daerah dengan makna sama yang memiliki
kedudukan yang berbeda-beda, dan terkadang dianggap tidak sopan jika diucapkan
dalam situasi formal sekalipun memiliki makna yang jauh lebih halus jika diucapkan
disuatu golongan atau tempat tertentu.
Selain dalam bahasa Indonesia, “mangkat” juga
merupakan salah satu kata dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia yakni
terdapat dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Dimana dalam bahasa Jawa “mangkat”
memiliki makna yang sama seperti bahasa Indonesia yakni ‘mati’, sedangkan
“mangkat” dalam bahasa Sunda memiliki makna “berangkat”.
2.2
Proses Perkembangan Kata “Mangkat”
Seiring berjalannya waktu penggunaan kata
“mangkat” tidak hanya digunakan kepada para raja, pemimpin-pemimpin juga
mendapatkan kelayakan yang sama untuk menggunakan kata “mangkat”. Bahkan, pada
masa kini kata “mangkat” mulai bisa digunakan untuk orang-orang biasa yang
sangat dihormati. Hal ini disebabkan karena kata “mangkat” dianggap sebagai
kata yang jauh lebih halus, baik, dan takzim bila dibandingkan kata “meninggal
dunia” atau “wafat”. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kata
“mangkat” ditujukan untuk orang-orang yang amat dihormati. Sehingga, kini kata
“mangkat” dapat ditujukan untuk orang biasa yang tidak memiliki kedudukan apa
pun.
Berikut merupakan bagan penggunaan kata
“mangkat”:
Susunan dari bagan tersebut menjelaskan bahwa
pada awalnya kata “mangkat” hanya digunakan pada para raja, kemudian mengalami
perluasan makna sehingga kini dapat digunakan untuk orang biasa. Namun,
penggunaan kata “mangkat” ini tetap tidak bisa digunakan untuk orang-orang
biasa yang tidak memiliki keunggulan atau kelebihan yang dapat menjadikan orang
tersebut dikagumi atau dihormati.
Faktor perubahan kata “mangkat” ini disebabkan
oleh sebab sosial (social causes),
dikarenakan kata “mangat” ini mengalami proses perkembangan dan perubahan
akibat perkembangan pemikiran masyarakat. Perubahan pemikiran ini diakibatkan
karena adanya tuntutan penggunaan kata baru yang dianggap lebih sesuai dengan
keadaan atau kepada siapa kata “mangat” tersebut ditujukan.
2.3
Penggunaan
Kata “Mangkat” pada Masa Kini
Berikut ini merupakan beberapa judul
artikel-artikel dalam media internet (situs) yang menggunakan kata “mangkat”
untuk menarik para pembaca:
1.
Raja Abdullah Mangkat, Pangeran Salman Penguasa Baru Arab Saudi
Artikel tersebut dirilis pada 23
Januari 2015 pukul 07:34 WIB pada situs http://global.liputan6.com yang ditulis oleh Anri Syaiful. Penggunaan
kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” pada
awalnya atau sebelum mengalami perluasan, yakni untuk para raja.
2.
Jika Presiden dan Wakil Presiden
Mangkat atau Dimakzulkan
Artikel tersebut dirilis pada hari
kamis, 25 Februari 2010 pukul 15:40 WIB pada situs http://news.detik.com. Penggunaan kata “mangkat” pada
artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami
perluasan satu kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk pemimpin
dikarenakan presiden dan wakil presiden adalah pemimpin suatu negara.
3.
Pelatih Arema Serahkan Mandat Sebelum Mangkat
Artikel tersebut dirilis pada hari
kamis, 20 Agustus 2015 pukul 13:03 WIB pada situs http://bola.okezone.com yang ditulis oleh Kukuh Setiawan.
Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata
“mangkat” setelah mengalami perluasan dua kali, yakni kata “mangkat” yang
digunakan untuk orang yang dihormati dikalangan tertentu dikarenakan “Pelatih
Arema” merupakan orang yang dihormati untuk kalangan pecinta sepak bola.
4.
400 Tahun Shakespeare Mangkat dan Karya Abadi
Artikel tersebut dirilis pada hari
sabtu, 23 April 2016 pukul 11:27 WIB pada situs www.cnnindonesia.com yang ditulis oleh Vega Probo. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel
tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami perluasan dua
kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk orang yang dihormati dikalangan
tertentu dikarenakan Shakespeare merupakan orang yang dihormati untuk kalangan
sastrawan, kritikus sastra, dan penikmat sastra.
5.
Sebelum Ayahnya Mangkat, Ariel NOAH Punya Firasat Buruk Seperti Ini
Artikel tersebut dirilis pada hari selasa, 29 Maret 2016 pukul 21:17 WIB
pada situs http://surabaya.tribunnews.com yang ditulis oleh Sany Eka Putri.
Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata
“mangkat” setelah mengalami perluasan tiga kali, yakni kata “mangkat” yang
digunakan untuk orang yang biasa yang dihormati dikarenakan ayah Ariel NOAH
merupakan orang biasa yang dikenal dan dihormati karena merupakan orang tua
dari seorang idola.
BAB
III
PENUTUP
Perkembangan
makna suatu kata dalam bahasa dapat diperoleh karena beberapa faktor, salah
satu contohnya adalah perluasan makna kata “mangkat” dalam bahasa Indonesia
yang berartikan ‘mati’.
Kata
“mangkat” pada awalnya hanya ditujukan untuk para raja, namun seiring
berjalannya waktu akibat pemikiran masyarakat (social causes) akhirnya kata “mangkat” dapat ditujukan kepada
orang-orang biasa yang dihormarti.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2012. Linguistik Umum: Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Probo,
Vega. 2016. “400 Tahun Shakespeare Mangkat dan Karya Abadi” dalam http://www.cnnindonesia.com/i diakses pada 19 Juni 2016.
Putri,
Sany Eka. 2016. “Sebelum Ayahnya Mangkat, Ariel NOAH Punya Firasat Bburuk
Seperti Ini” dalam http://surabaya.tribunnews.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Setiawan,
Kukuh. 2015. “Pelatih Arema Serahkan Mandat Sebelum Mangkat” dalam http://bola.okezone.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Syaiful,
Anri. 2015. “Raja Abdullah Mangkat, Pangeran Salman Penguasa Baru Arab Saudi”
dalam http://global.liputan6.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Tanpa
Nama. 2010. “Jika Presiden dan Wakil Presiden Mangkat atau Dimakzulkan” dalam http://news.detik.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Verhaar.
2012. Asas-asas Linguistik Umum. Cetakan
Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wahyudi,
Johan. 2010. “Bahasa Menunjukkan Bangsa #31 Membedakan Makna Mati” dalam http://www.kompasiana.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar