Senin, 18 Februari 2019

PERLUASAN KATA ‘’MANGKAT’’ DALAM ARTIKEL PADA MEDIA INTERNET DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada masa serba canggih seperti pada masa kini, perkembangan bahasa menjadi salah satu hal yang mengalami berkembangan sangat signifikan. Perkembangan bahasa tersebut berkembang secara cepat mengikuti arus perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Makna merupakan kaitan dari bahasa yang paling utama, sebuah makna dari sebuah bahasa akan berkembang selaras dengan berkembangnya budaya yang semakin modern yang terjadi pada masa kini. Makna bahasa telah dianggap sebagai ilmu pengetahuan dimana mempelajari aspek-aspek mengenai perubahan makna bahasa. Ilmu yang mempelajari mengenai makna tersebut disebut semantik. Menurut Verhaar dalam bukunya Asas-asas Linguistik, menyebutkan bahwa semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna.
Makalah ini akan menjabarkan mengenai perkembangan dari kata “mangkat” yang merupakan salah satu kata di Indonesia. Kata “mangkat” merupakan sebuah kata yang sudah sangat jarang digunakan di Indonesia, terlebih lagi pada percakapan secara langsung. Namun, kata “mangkat” masih digunakan dalam media massa di Indonesia khususnya pada artikel-artikel baik artikel dalam media cetak maupun artikel yang tersebar dalam media internet.
Makalah ini akan menjabarkan mengenai perkembangan kata “mangkat” yang telah ditemukan penulis dalam beberapa artikel-artikel di media internet.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1   Apa definisi dari kata “mangkat”?
1.2.2   Bagaimana proses perkembangan kata “mangkat”?
1.2.3   Bagaimana penggunaan kata “mangkat” pada masa kini?


1.3  Tujuan

1.3.1   Mengetahui definisi dari kata “mangkat”.
1.3.2   Mengetahui proses perkembangan kata “mangkat”.
1.3.3   Mengetahui berbagai macam penggunaan kata “mangkat” pada masa kini.

1.4  Manfaat

1.4.1   Memberikan wawasan baru mengenai salah satu kata dalam Bahasa Indonesia yang sudah sangat jarang digunakan.
1.4.2   Memberikan gambaran secara rinci mengenai penggunaan kata “mangkat”.
1.4.3   Memperjelas mengetahuan semantik yang telah dipelajari dalam kelas dengan melakukan riset langsung.
1.4.4   Memberikan pandangan lebih luas mengenai semantik pada kehidupan sehari-hari.


BAB II
ISI

2.1 Defisini Kata “Mangkat”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mangkat merupakan kata verba atau kata kerja yang berartikan meninggal dunia. Penggunaan kata “mangkat” awalnya ditujukan kepada raja-raja. Misalnya: Setelah raja itu mangkat, putra mahkota dinobatkan sebagai raja.
Kata “mangkat” merupakan hiponimi dari kata “mati”. Dimana kata “mati” juga merupakan hipernimi dari kata yang bersinonim dengan “mangkat”, misalnya “meninggal dunia”, “wafat”, “tewas”, “gugur”, dan lain sebagainya.
Pemilihan diksi atau kata dengan makna yang sama seperti “meninggal dunia”, “mati”, “wafat”, “tewas”, “gugur”, “mangkat”, dan beberapa kata daerah yang bermakna sama agaknya harus disesuaikan dengan derajat orang tersebut. Misalnya kata “meninggal dunia” dan “wafat” yang digunakan untuk orang-orang yang dihormati, kata “tewas” yang digunakan untuk ucapan secara netral kepada orang-orang yang terkena musibah, kata “mati” yang digunakan untuk orang-orang yang tidak dihormati atau dapat juga digunakan untuk hewan, kata “gugur” digunakan untuk para pahlawan, kata “mangkat” digunakan untuk orang-orang yang amat dihormati dan memiliki kedudukan yang tinggi. Kemudian, kata-kata dalam bahasa daerah dengan makna sama yang memiliki kedudukan yang berbeda-beda, dan terkadang dianggap tidak sopan jika diucapkan dalam situasi formal sekalipun memiliki makna yang jauh lebih halus jika diucapkan disuatu golongan atau tempat tertentu.
Selain dalam bahasa Indonesia, “mangkat” juga merupakan salah satu kata dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia yakni terdapat dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Dimana dalam bahasa Jawa “mangkat” memiliki makna yang sama seperti bahasa Indonesia yakni ‘mati’, sedangkan “mangkat” dalam bahasa Sunda memiliki makna “berangkat”.




2.2 Proses Perkembangan Kata “Mangkat”

Seiring berjalannya waktu penggunaan kata “mangkat” tidak hanya digunakan kepada para raja, pemimpin-pemimpin juga mendapatkan kelayakan yang sama untuk menggunakan kata “mangkat”. Bahkan, pada masa kini kata “mangkat” mulai bisa digunakan untuk orang-orang biasa yang sangat dihormati. Hal ini disebabkan karena kata “mangkat” dianggap sebagai kata yang jauh lebih halus, baik, dan takzim bila dibandingkan kata “meninggal dunia” atau “wafat”. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kata “mangkat” ditujukan untuk orang-orang yang amat dihormati. Sehingga, kini kata “mangkat” dapat ditujukan untuk orang biasa yang tidak memiliki kedudukan apa pun.
Berikut merupakan bagan penggunaan kata “mangkat”:
Susunan dari bagan tersebut menjelaskan bahwa pada awalnya kata “mangkat” hanya digunakan pada para raja, kemudian mengalami perluasan makna sehingga kini dapat digunakan untuk orang biasa. Namun, penggunaan kata “mangkat” ini tetap tidak bisa digunakan untuk orang-orang biasa yang tidak memiliki keunggulan atau kelebihan yang dapat menjadikan orang tersebut dikagumi atau dihormati.
Faktor perubahan kata “mangkat” ini disebabkan oleh sebab sosial (social causes), dikarenakan kata “mangat” ini mengalami proses perkembangan dan perubahan akibat perkembangan pemikiran masyarakat. Perubahan pemikiran ini diakibatkan karena adanya tuntutan penggunaan kata baru yang dianggap lebih sesuai dengan keadaan atau kepada siapa kata “mangat” tersebut ditujukan.

2.3 Penggunaan Kata “Mangkat” pada Masa Kini

Berikut ini merupakan beberapa judul artikel-artikel dalam media internet (situs) yang menggunakan kata “mangkat” untuk menarik para pembaca:
1.       Raja Abdullah Mangkat, Pangeran Salman Penguasa Baru Arab Saudi
Artikel tersebut dirilis pada 23 Januari 2015 pukul 07:34 WIB pada situs http://global.liputan6.com yang ditulis oleh Anri Syaiful. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” pada awalnya atau sebelum mengalami perluasan, yakni untuk para raja.
2.       Jika Presiden dan Wakil Presiden Mangkat atau Dimakzulkan
Artikel tersebut dirilis pada hari kamis, 25 Februari 2010 pukul 15:40 WIB pada situs http://news.detik.com. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami perluasan satu kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk pemimpin dikarenakan presiden dan wakil presiden adalah pemimpin suatu negara.
3.       Pelatih Arema Serahkan Mandat Sebelum Mangkat
Artikel tersebut dirilis pada hari kamis, 20 Agustus 2015 pukul 13:03 WIB pada situs http://bola.okezone.com yang ditulis oleh Kukuh Setiawan. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami perluasan dua kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk orang yang dihormati dikalangan tertentu dikarenakan “Pelatih Arema” merupakan orang yang dihormati untuk kalangan pecinta sepak bola.
4.       400 Tahun Shakespeare Mangkat dan Karya Abadi
Artikel tersebut dirilis pada hari sabtu, 23 April 2016 pukul 11:27 WIB pada situs www.cnnindonesia.com yang ditulis oleh Vega Probo. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami perluasan dua kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk orang yang dihormati dikalangan tertentu dikarenakan Shakespeare merupakan orang yang dihormati untuk kalangan sastrawan, kritikus sastra, dan penikmat sastra.
5.       Sebelum Ayahnya Mangkat, Ariel NOAH Punya Firasat Buruk Seperti Ini
Artikel tersebut dirilis pada hari selasa, 29 Maret 2016 pukul 21:17 WIB pada situs http://surabaya.tribunnews.com yang ditulis oleh Sany Eka Putri. Penggunaan kata “mangkat” pada artikel tersebut merupakan penggunaan kata “mangkat” setelah mengalami perluasan tiga kali, yakni kata “mangkat” yang digunakan untuk orang yang biasa yang dihormati dikarenakan ayah Ariel NOAH merupakan orang biasa yang dikenal dan dihormati karena merupakan orang tua dari seorang idola.


BAB III
PENUTUP

Perkembangan makna suatu kata dalam bahasa dapat diperoleh karena beberapa faktor, salah satu contohnya adalah perluasan makna kata “mangkat” dalam bahasa Indonesia yang berartikan ‘mati’.
Kata “mangkat” pada awalnya hanya ditujukan untuk para raja, namun seiring berjalannya waktu akibat pemikiran masyarakat (social causes) akhirnya kata “mangkat” dapat ditujukan kepada orang-orang biasa yang dihormarti.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Probo, Vega. 2016. “400 Tahun Shakespeare Mangkat dan Karya Abadi” dalam http://www.cnnindonesia.com/i diakses pada 19 Juni 2016.
Putri, Sany Eka. 2016. “Sebelum Ayahnya Mangkat, Ariel NOAH Punya Firasat Bburuk Seperti Ini” dalam http://surabaya.tribunnews.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Setiawan, Kukuh. 2015. “Pelatih Arema Serahkan Mandat Sebelum Mangkat” dalam http://bola.okezone.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Syaiful, Anri. 2015. “Raja Abdullah Mangkat, Pangeran Salman Penguasa Baru Arab Saudi” dalam http://global.liputan6.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Tanpa Nama. 2010. “Jika Presiden dan Wakil Presiden Mangkat atau Dimakzulkan” dalam http://news.detik.com/ diakses pada 19 Juni 2016.
Verhaar. 2012. Asas-asas Linguistik Umum. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wahyudi, Johan. 2010. “Bahasa Menunjukkan Bangsa #31 Membedakan Makna Mati” dalam http://www.kompasiana.com/ diakses pada 19 Juni 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar