Senin, 18 Februari 2019

Kronologi terjadinya bahasa-bahasa di Dunia.


1.      TeoriTekanan Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya The Theoryof Moral Sentiments. Teori ini mengatakan bahwa apabila apabila manusia ingin menyatakan objek tertentu, mereka akan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Bunyi-bunyi yang menyatakan objek dan telah mereka kenal baik akan dikenal sebagai tanda untuk menyatakan hal-hal itu. Tutur adalah produk dari sebuah tekanan sosial, bukan dari perkembangan manusia itu sendiri.

2.      Teori Onomatopetik atau Ekoik
Teori imitasi bunyi atau gema ini mula-mula dikemukakan oleh J.G. Herder yang menyatakan bahwa objek diberi nama sesuai dengan bunyi yang dihasilkan oleh objek tersebut. Objek itu adalah bunyi binatang atau peristiwa alam. D. Whitney  mengatakan bahwa pada masa anak-anak, kata timbul pada saat anak itu menirukan bunyi kereta api, bunyi mobil, dan sebagainya.
Leverve, seorang penganut yang lain mengatakan bahwa suara binatang memiliki dua elemen penting, yaitu teriakan refleks karena emosi atau kebutuhan dan teriakan sukarela untuk memberikan peringatan. Namun, banyak pula yang menentang teori ini karena tidak logis manusia meniru bunyi-bunyi makhluk yang lebih rendah.

3.      Teori Interjeksi
Teori ini juga dikenal dengan nama teori pooh-pooh. Teori ini bertolak dari asumsi bahwa bahasa lahir dari ujaran-ujaran instinktif. Namun, penganut teori ini tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana caranya bahasa muncul dalam kenyataan. Menurut Whitney, seseorang akan mengeluarkan setiap ekspresi yang ia rasakan dan memberikan makna tertentu. Whitney juga menghubungkan teorinya dengan teori onomatopetiknya. Namun, banyak pula yang tidak sependapat dengan teori ini.
Sapir menganatakan bahwa interjeksi tidak bersifat simbolik. Interjeksi juga hanya bersifat sebagai luapan emosi dan interjeksi tidak dipakai untuk menyatakan sesuatu kepada orang lain. Sarjana lain yang menolak teori ini adalah Jepersen. Pada teori ini yang keluar biasanya adalah bahasa afektif.

4.      Teori Nativistik atau Tipe Fonetik
Teori ini juga dikenal dengan nama teori ding-dong. Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Max Muller. Teori yang diajukannya tidak bersifat imitasi atau interjeksi. Teorinya didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih bersifat tipe fonetik. Dasar teorinya adalah setiap barang mempunyai bunyi dan bunyi-bunyi khas itu akan menimbulkan respons dari manusia pada bunyi-bunyi tersebut.
Kata adalah bermacam-macam impresi yang diambil dari perpaduan fonetik, dari peragaman dan perubahan fonetik. Dengan kata lain, setiap stimulus akan menimbulkan reaksi tertentu dan pada manusia separuhnya berbentuk vokal.

5.      Teori ‘Yo-He-Ho’
Teori ini disebut teori yo-he-ho karena orang-orang primitif yang belum mengenal peralatan maju mempunyai pekerjaan yang berat. Maka, mereka melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Untuk memberikan semangat, mereka mengucapkan bunyi-bunyi khas yang berkaitan dengan pekerjaan yang khusus itu. Oleh sebab itu, bunyi yang dikeluarkan saat melakukan pekerjaan dipakai pula untuk menyebut perbuatan itu.

6.      Teori Isyarat
Teori isyarat dikemukakan oleh WilhelmWundt, seorang psikolog yang terkenal pada abad ke-19. Teori ini didasarkan pada hukum psikologi bahwa setiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekspresi yang khusus dan ada keterkaitan tertentu antara syaraf reseptor dan saraf efektor. Bahasa isyarat timbul dari emosi dan gerakan ekspresif yang tidak disadari. Komunikasi gagasan-gagasan dilakukan dengan gerakan-gerakan tangan yang membantu gerakan-gerakan mimetik wajah sesorang. Kemampuan mendengar memungkinkan manusia menciptakan gerakan artikulatoris selain adanya gerakan mimetik dan gerakan pantomimetik. Pada perkembangan selanjutnya, gerakan artikulatoris lebih berkembang dibanding gerakan-gerakan lainnya. Namun, tak dapat disangkal bahwa artikulasi awalnya dibantu oleh gerakan mimetik dan gerakan pantomimetik.Wundt mengatakan bahwa bahasa isyarat dan bahasa artikulatoris dipakai bersama-sama, tetapi kemudian bahasa ujaran mendapat status yang lebih tetap karena fleksibilitasnya.

7.      Teori Permainan Vokal
Teori ini dikemukakan oleh seorang filolog Denmark yang bernama Jesspersen. Ia berusaha mengkoordinasikan semua teori yang telah dikembangkan sebelumnya dan mengadakan suatu sintesa ke dalam sebuah hipotesa yang lebih baik. Bahasa mulai tumbuh dalam wujud ungkapan-ungkapan yang berbentuk setengah musik yang tak dapat dianalisis. Perkembangannya, mula-mula secara lamban, namun tetap bergerak maju menuju suatu kejelasan. Dengan demikian, teori Jesspersen berusaha menjembatani kesenggangan antara vokalisasi emosional dan ideasional.

8.      Teori Isyarat Oral
Teori ini dikemukakan oleh Sir Richard Paget dalam bukunya Human Speech (Paget, 1930: Bab VII). Ia membuktikan bahwa ketika manusia mulai menggunakan peralatan, tangannya tidak bisa dipergunakan dengan bebas untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, manusia memerlukan alat lain.
Pada awalnya, manusia menyatakan gagasannya dengan isyarat tangan, namun, tanpa disadari juga diikuti oleh gerakan bibir, lidah, dan rahang yang membuat gerakan sesuai dengan isyarat tangan tadi. Saat tangan mempunyai banyak aktivitas lain, maka bagian pelengkap (bibir, lidah, rahang) mengambil alih geraan itu dengan cara pantomimik. Kemudian, manusia mulai menggunakan isyarat dengan lidah, bibir, dan rahang dan akan terdengar ujaran berbisik. Selanjutnya, Paget memperlihatkan kesamaan antara bunyi-bunyi sintetik dan beberapa kata dari bahasa primitif. Ia berusaha mensugestikan maksud tertentu melalui isyarat lidah dan bibir dan disertai isyarat oral dengan mempergunakan vokalisasi. Teori ini sebenarnya bukanlah teori asli Paget. Teori ini awalnya dikemukakan oleh Dr. J. Rae. Paget dianggap sebagai orang yang meneruskan ide Wundt. Tetapi, Wundt tidak menjelaskan transisi dari isyarat ke bahasa oral dan teori Paget-lah yang menjelaskan transisi ini. Teori Paget memang didukung oleh cukup banyak bukti. Namun, menurut de Laguna, masih terdapat kelemahan. Pertama adalah adanya asumsi bahwa bahasa ujaran berkembang sebagai fenomena individual yang tergantung pada ide yang memerlukan pengungkapan, sedangkan bahasa adalah alat untuk mengungkapkan ide-ide tersebut. Yang kedua adalah adanya asumsi bahwa awal mula ujaran baru muncul sesudah adanya ras manusia. Teori isyarat oral dari Paget beranggapan bahwa bukan masyarakat saja yang diorganisir dalam tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga telah dicapai sebuah situasi budaya yang cukup tinggi.

9.      Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol sosial diajukan oleh Grace Andrusde Laguna dalam bukunya Speech: ItsFunctionand Development (1927, Bab I). Menurut de Laguna, ujaran adalah suatu medium besar yang memungkinkan manusia untuk bekerja sama. Bahasa merupakan upaya yang mengkoordinasi dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kompleksitas hidup yang semakin bertambah menciptakan kebutuhan akan kerja sama yang lebih kompak, baik untuk mengadakan pertahanan bersama, maupun untuk mengadakan serangan bersama. Perubahan dalam kondisi sosial ini memerlukan alat kontrol sosial yang lebih ampuh. Oleh sebab itu, timbullah perbedaan antara proklamasi, yaitu pengumuman tentang sebuah unsur yang mengganggu dalam situasi dengan perintah, yaitu call yang menghendaki pengkhususan responsi oleh kelompok.

10.  Teori Kontak
Dalam bukunya The OriginsandPrehistoryofLanguage (terjemahan J. Butler), G. Revesz mengemukakan sebuah teori mengenai asal-usul bahasa yang disebut teori kontak. Sebagian kecil dari teori ini menyerupai teori tekanan sosial yang diajukan Adam Smith, tetapi dalam bagian-bagian yang penting menyerupai teori kontrol sosial dari de Laguna.
Hubungan sosial pada makhluk hidup memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengadakan kontak satu sama lain tidak pernah memberi kepuasan antara individu-individu dari tiap spesies. Pada tahap yang sangat rendah di tingkat instinktif, kebutuhan mengadakan kontak ini dipenuhi oleh kontak spasial, yaitu kontak karena kerapatan jarak fisik. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kontak emosional, yaitu kontak di mana kepuasan akan tercapai karena kedekatan emosional dengan orang lain yang akan menimbulkan pengertian, simpati, dan empati pada orang lain. Kontak selanjutnya adalah kontak intelektual yang berfungsi untuk bertukar pikiran.


11.  Teori Hockett-Ascher
Teori ini diajukan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher dalam tulisan mereka yang berjudul The Human Revolution (dalam majalah CurrentAnthropology, vol. 5 no.3, Juni 1964). Teori ini merupakan sintesis dari berbagai penelitian yang dilakukan sarjana lain.
Sistem call dan bahasa berbeda dalam tiga hal, yaitu (1) sistem call tidak mengandung ciri pemindahan. Ciri ini hanya dimiliki oleh bahasa yang mengandung pengertian bahwa kita dapat berbicara dengan bebas mengenai sesuatu yang jauh letaknya dari pandangan, di masa lampau, bahkan sesuatu yang tidak ada. (2) ujaran dari sebuah bahasa terdiri dari susunan unit-unit tanda yang disebut fonem (komponen fonologis) yang tidak mengandung makna, tetapi berfungsi untuk memisahkan ujaran-ujaran yang bermakna (morfem atau kata) satu dari yang lain. Ciri ini tidak dimiliki oleh call. (3) konvensi-konvensi yang terperinci dari sebuah bahasa dialihkan secara tradisional, walaupun kapasitas mempelajari bahasa dan rangsangan untuk berbahasa bersifat genetis.

Deskripsi bagaimana proses subgrowping bahasa-bahasa di dunia.
Stammbaum merupakan metode pengelompokan bahasa yang menunjukkan hubungan dan tingkat perkembangan antara bahasa-bahasa kerabat. Hal tersebut sama dengan garis keturunan manusia. Istilah yang digunakan disamakan dengan organism biologis. Dalam hal ini, perubahan dalam bahasa terbentuk oleh manusia dan bukan oleh bahasa itu sendiri. Tentu saja, teori ini tidak luput dari kelemahan.
Kelemahan teori ini adalah tiap cabang hanya menurunkan dua cabang baru dan pencabangan tersebut terbentuk secara tiba-tiba. Contoh pohon keluarga rumpun Sino-Tibet
-Dalam teori Wellentheorie  atau teori gelombang
Diungkapkan bahwa bahasa pada suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada wilayah lain di sekitarnya. Perubahan tersebut menyebar ke segala arah, seperti gelombang dalam sebuah kolam. Kolam akan menghasilkan gelombang jika ada benda yang jatuh ke dalam kolam tersebut. Misalnya, dalam bahasa Sunda kata putih mempunyai arti bodas, dalam bahasa Bima, Sika, dan bahasa-bahasa Lamaholot adalah bura, yang secara fonetis dianggap berkerabat. Hal tersebut menunjukkan pula bahwa penyebaran bahasa berasal dari pusat menuju pinggir daerah. 
-Metode pemeriksaan sekilas atau (inspection)
Pengamat hanya mengadakan peninjauan sepintas lalu mengenai persamaan  dan perbedaan antara bahasa-bahasa yang dibandingkan. Dengan menggunakan metode ini, pengamat hanya mengadakan peninjauan sepintas lalu mengenai persamaan dan  perbedaan antara bahasa-bahasa yang dibandingkan.  Misal dengan mengamati data-data berikut, dapat ditentukan bahwa bahasa Melayu lebih dekat dengan bahasa Sunda, sedangkan bahasa Jawa lebih jauh hubungannya.
Metode ini kadang-kadang berhasil, tetapi kadang-kadang juga gagal, tergantung dari materi yang dipergunakan.

-Metode Kosa Kata Dasar
Metode yang menggunakan kata perbendaharaan kata dasar, karena kata-kata itu dianggap sebagai warisan bersama dari bahasa proto. Dengan mempergunakan prinsip-prinsip korespondensi fonemis dan memperhatikan pula perubahan-perubahan yang terjadi maka dapat ditetapkan kata-kata mana dari daftar itu dapat dianggap sebagai kata kerabat.
-Metode Inovasi

Pertama-tama terjadi karena salah ucap atau salah tulis  sebuah kata dalam teks lama. dalam membandingkan unsur kata dasar dalam bahasa-bahasa berikut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa Jawa yang mempergunakan kata asu lebih dahulu memisahkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar