Senin, 18 Februari 2019

Rangkuman dari Kidung Sudamala


Ranini datang untuk menakut-nakuti Sadewa, tetapi Sadewa sama sekali tidak ketakutan. Ranini meminta kepada Sadewa supaya ia diruwat. Sadewa tidak mau karena ia tidak mengetahui cara untuk meruwat. Ranini marah, dan hendak membunuh Sadewa dengan kapak. Dunia menjadi gempar. Kebetulan Sang Hyang Narada berkeliling dunia, dilihatnya Sadewa yang terikat dan akan dibunuh oleh Ranini. Hyang Narada naik ke Kahyangan dan memberi tahu kepada Mahadewa dan Dewa Masno. Kemudian Mahadewa dan Hyang Narada menemui Batara Guru, memberi tahu tentang nasib Sadewa.
Batara Guru turun ke dunia menemui Sadewa. Sadewa diperintahkan untuk meruwat Ranini, dan Batara Guru akan masuk ke dalam tubuh Sadewa. Sadewa menyanggupinya. Ranini diminta memperhatikan perintahnya. Ia meminta Ranini melepaskan kapak dari tangannya, lalu bersiap-siap untuk diruwatnya. Sadewa berdiri tegak memusatkan kesadaran, berdoa mengucapkan pujamantra. Ditaburkannya beras kuning, air suci dan bunga ke tubuh Ranini. Ranini menjadi cantik sekali. Wujud Durga hilang berubah menjadi wujud Uma yang cantik jelita, sempurna seperti dahulu kala.
Uma lalu pergi ke taman untuk bercermin pada air telaga yang jernih. Ia sangat gembira dan mengucapkan terimakasih kepada Sadewa, ia bersyukur hukumannya telah selesai. Ia merasa berhutang kepada Sadewa. Sadewa disebutnya Sang Sudamala, karena ia telah menghapus wujud yang jahat. Selanjutnya Sang Sudamala diperintahkan untuk pergi ke Prangalas, tempat petapaan Tambapetra. Sadewa dianugerahi senjata lalu berangkat ke Prangalas.
Kalika minta diruwat juga, tetapi Sadewa tidak mau, Kalika menemui Semar, ia minta diruwatnya. Semar bersedia meruwat asal disediakan sajian sebakul nasi, satu daging anjing panggang dengan berbumbu, dan satu guci tuak. Tetapi kesanggupan Semar hanya tipuan belaka. Setelah semua permintaan disiapkan, segera dimakan habis oleh Semar. Kalika tidak diruwat, karena Semar tidak dapat meruwatnya.
Uma kembali ke Kahyangan, Kalika ditinggal di taman. Kelak Sadewa akan datang untuk meruwatnya.
Sadewa menemui Tambapetra. Tambapetra yang buta datang dibimbing oleh muridnya. Mereka menyongsong kedatangan Sadewa. Kedatangan Sudamala di petapaan atas perintah Uma, untuk menyembuhkan penyakit Sang Petapa. Sudamala melaksanakan perintah itu. Kemudian Sadewa, berdoa, bunga ditaburkan dan air suci dipercikan di tubuh Sang Petapa. Tak berapa lama kemudian penyakit Sang Petapa sembuh. Tambapetra dapat melihat dunia seisinya. Ia sangat gembira dan dengan tergopoh-gopoh ia memanggil kedua anaknya dan memerintahkan mereka menghormati kedatangan Sadewa.
Sirih pinang disuguhkannya, kemudian disusul hidangan tuak, air tape, nasi, dan lauk pauk. Mereka makan bersama. Kedua anak Sang Petapa bernama Ni Soka dan Ni Padapa diserahkan kepada Sadewa. Semar iri lalu berkata kepada Sang Petapa untuk minta diberi putri seperti Sadewa. Petapa Tambapetra menuruti permintaan Semar. Semar diberi abdi wanita bernama Tohok.
Sadewa mempunyai saudara kembar yang bernama Sakula. Sejak kepergian Sadewa dari istana, Sakula terus mencarinya. Lalu Sakula pergi ke Setra Gandamayu. Ia berjumpa dengan Kalika. Kalika mengira bahwa yang datang adalah Sadewa untuk meruwat dirinya. Maka cepat-cepat Kalika menyongsong kedatangan Sakula. Sakula mengaku bahwa ia bukan Sadewa, tetapi saudara kembarnya. Maka kemudian Kalika bercerita tentang Sadewa, lalu menunjuk jalan yang menuju ke Prangalas.
Kedatangan Sakula di Prangalas disambut oleh Semar. Semar memberitahu kepada Sadewa. Sadewa cepat datang kemudian memeluk saudaranya. Soka dan Padapa diminta menemui Sakula. Sakula dijamu nasi beserta lauk pauk dan minuman. Sadewa memberi Soka untuk isteri Sakula.
Kalantaka dan Kalanjaya mengira Sadewa telah meninggal bersama Sakula. Mereka berunding untuk memusnahkan Bima, Arjuna, dan Darmawangsa. Dilem dan Sangut diminta mempersiapkan prajurit. Perajurit Kalantaka hendak menyerang Pandhawa bersama perajurit Korawa.
Arjuna meyongsong kedatangan musuh. Musuh yang datang dihujani anak panah, tetapi Kalantaka amat sakti. Bima datang membantu, tetapi musuh tidak terlawan juga. Bima dan Arjuna mundur dari medan perang. Sadewa dan Sakula datang ingin membantu saudaranya. Kunti amat gembira. Sadewa telah kembali. Kedua putra Pandawa itu bercerita tentang nasib mereka.
Kalanjana datang menyerbu, Sakula dan Sadewa menyongsong kedatangan musuh. Kalanjana mati oleh senjata Sadewa anugerah Uma. Kemudian Kalantaka juga mati oleh senjata sakti itu. Habislah perajurit Kalanjana.
Sakula dan Sadewa hendak kembali ke istana. Tiba-tiba datanglah dua bidadara menemui Sadewa. Dua bidadara itu tidak lain adalah Citragada dan Citrasena, yang semula dikutuk menjadi raksasa Kalantaka dan Kalanjana. Mereka telah diruwat oleh Sadewa dan berwujud seperti semula. Sabagai ucapan terimakasih kedua bidadara itu berdoa semoga keluarga Pandhawa panjang usia, hidup bahagia, dan sejahtera.
Citragada dan Citrasena kembali ke Kahyangan, Sadewa dan Sakula kembali ke istana, berkumpul dengan saudara-saudaranya.

NILAI YANG TERKANDUNG DALAM KIDUNG SUDAMALA

Nilai yang terkandung dalam Kidung Sudamala yaitu sebuah kepercayaan besar terhadap diri sendiri yang akan membawa sesuatu hal yang awalnya mustahil menjadi sesuatu yang mungkin. Sadewa yang awalnya tidak mempercayai bahwa ia dapat meruwat akhirnya dapat meruwat Ranini menjadi Uma yang cantik jelita setelah diyakinkan oleh Batara Guru dan ia juga akhirnya meruwat Kalika. Kidung Sudamala ini juga menceritakan sebuah makna hidup yang besar, dimana di dunia kita memang harus saling menolong satu sama lain dan Tuhan akan memberikan imbalan besar untuk orang-orang yang menolong melalui jalan apapun. Seperti Sadewa yang akhirnya dapat bertemu dengan saudara kembarnya, Sakula dan ketiga kakaknya yang lain setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar