"Karena kalau kita diam melihat ketidakadilan di depan mata kita, itu tandanya kita bukan manusia lagi."
Judul: Gundala
Sutradara & Penulis: Joko Anwar
Pemeran: Abimana Aryasatya, dkk (silakan lihat di wikipedia hehe, itu sudah saya tautkan)
Produksi: Bumilangit Studios/ Screenplay Films/ Legacy Pictures
Rilis: 29 Agustus 2019
Durasi: 2 Jam 3 Menit
Nilai: 4/5 bintang!!!
Sebelumnya, izinkan saya bertepuk tangan dulu atas perasaan bangga saya karena saya tidak kecewa justru amat bahagia karena film ini tidak sekadar "asal buat", tidak sekadar mengikuti superhero dari luar yang sedang naik daun. Gundala berhasil menjadi sebuah pembuka yang luar biasa untuk film patriot negeri sendiri, dan itu patut diberi tepuk tangan. *saya bahkan tepuk tangan di dalam bioskop, lho karena bagi saya ini pun menjadi salah satu film Indonesia favorit saya*
Sebagai orang yang ngakunya suka dengan film buatan Marvel Cinematic Universe sebenarnya niat saya awalnya membandingkan karena jujur sejak membaca artikel-artikel mengenai para patriot di Jagad Sinema Bumulangit kok kesannya agak mirip. Gundala dengan petir seperti Thor, misalnya. Tapi usai saya menonton dengan mata kepala saya sendiri, saya sadar tak ada niat untuk itu. Ada sih, nama yang agak dimiripkan "Bumilangit Studios" misalnya atau eeerrr beberapa hal remeh lain haha tapi it's okay terinspirasi adalah hal wajar wkwk.
Yak, saya malah curhat lol.
Kembali lagi, Gundala membuat saya kagum sebenarnya karena perfilman Indonesia saat ini benar-benar patut diperhitungkan. Perkembangannya luar biasa dan dengan film ini saya sadar bahwa banyak sekali para aktor-aktris berbakat. Bukan cuma modal paras rupawan. Skenario film Gundala apalagi, saya akan memberikan jempol untuk Om Joko Anwar atas cerita epik ini.
Saya suka bagaimana Om Abimana sebagai Sancaka/ Gundala (Yang gantengnya nggak kalah sama Ahjussi Korea wkwk) melawan segala hal di penatnya untuk tidak peduli dengan orang lain tapi gagal. Saya suka bagaimana cerita ini memberikan sindiran terselubung ke orang-orang Indonesia yang mulai tidak peduli dengan sekitar, enggan turun tangan membantu, dan malah "moto" dari kejauhan. Film ini seakan mengatakan "mana gotong royong yang selama ini jadi semboyan Bangsa Indonesia?". Gundala membawa kita sadar jika masih ada orang peduli, masih ada orang yang harus peduli, masih ada orang "jahat" yang enggan melihat orang lain menderita.
Pemilihan aktor dan aktris di dalam film ini juga patut sekali dibilang penarik perhatian. Well, saya rasa itu memang perlu dilakukan mengingat biaya pembuatan film ini amat besar. Kalau pemerannya nggak berkelas bagaimana bisa menarik penonton, kan? Secara sejak awal Gundala dan/ atau Bumilangit sudah dicap "meniru" Marvel. Tapi saya jamin, pikiran itu akan berakhir (ya walau nggak semua tentu) ketika ada di dalam bioskop sekitar 2 jam. Bumbu canda, sedih, romansa, amarah, dan horor (bagi saya maksudnya mengingat yang takut darah-darah dan ada bagian yak bak film horor wkwk) yang ditampilkan berhasil memikat saya akan Gundala.
Akting luar biasa juga ditunjukkan semua pemerannya di Gundala, bahkan para aktor belianya patut diacungi jempoooooool! Belum lagi kearifan lokalnya, aduuuuuuh saya dibuat kagum setengah matiiii. Silatnya berasa bangeeeeet! Dan dan dan dan para "anak Bapak" yang kurang ajar meletenya hahaha mana creepy pula lol.
Ada kekurangannya? Tentulah, sebagai film pembuka nih ada beberapa teknis yang menurut saya harus diperbaiki di selanjut-selanjutnya. Ada beberapa editing pakai pemeran penggantinya agak kurang mulus misalnya, atau ada beberapa figuran yang banyak banget itu terlihat menawahan bahkan tertawa (wajarlah kan bukan aktris pro hoho), dan ada beberapa plot hole dalam cerita (ini juga menurut saya bisa dimaafkan mengingat masih ada kisah selanjutnya).
Sekali lagi, sebagai yang pertama FILM INI LUAR BIASA! Percayalah, saya yang nggak percaya dengan kualitas film Indonesia nih melihat film ini agaknya nggak berkedip apalagi pas Sancaka/ Gundala topless *plaaaaak* hahaha. Sebaik itu film ini bagi saya. Daaaaan.... bagian akhirnyaaaaa HUAAAAAA saya bahagia tingkat dewa! Ada Mbah Sudjiwo Tedjo! *ups saya spoiler hahaha
Jadi.....
Detik ini, hari ini, akhir Agustus. Saya mendedikasikan diri saya sebagai orang yang akan mengikuti film dari Bumilangit. Duuuuuh, belum-belum sudah rindu dengan Om Abi hahaha
P.S.
Saya kesel! Kenapa saya nggak dikasih poster tadi :" padahal ada beberapa yang dapat poster huhuhuhu :"
Emang keren ini film. mudah-mudahan bisa jadi awal kejayaan industri film Indonesia.
BalasHapusAmiiin. Gak sabar buat selanjutnya sih hehe
Hapus