Senin, 18 Februari 2019

Sejarah Penemuan Naskah Archimedes


Naskah tulisan Archimedes kira-kira ditulis pada tahun 287 SM. Tulisan itu hilang selama berabad-abad hingga pada abad 10 M seorang penulis asal Yunani menulis ulang naskah tersebut. 200 tahun kemudian salinan teks tersebut dicuci hingga tulisan aslinya tidak terlihat, kemudian seorang biarawan menulisi manuskrip yang telah bersih itu dengan doa-doa. Naskah asli Archimedes itu selain dicuci, ditulisi doa-doa, manuskrip itu juga dilipat menjadi empat bagian dan dijilid berulangkali.
Manuskrip Archimedes yang ditulisi doa-doa tersebut tersimpan dengan rapi hingga akhirnya pada perang dunia I, manuskrip tersebut ditemukan di Konstatinopel. Kemudian, manuskrip tersebut hilang kembali selama beberapa dekade sampai pada tahun 1920 ditemukan kembali di Perancis. Manuskirp itu ditemukan dalam keadaan yang cukup rusak namun masih bias dibaca sedikit, yang kemudian naskah itu dilelang dan terjual dengan harga 2 juta dollar.
Naskah yang ditemukan di Perancis inilah yang kemudian diteliti secara rinci, dimana terdapat sebuah gambar yang dipalsukan di atas teks Archimedes yang berfungsi meningkatkan harga penjualan naskah sebagai barang langka pada masa itu.

Para peneliti akhirnya melihat dan meneliti naskah Archimedes yang ditemukan tersebut secara detail demi mendapatkan tulisan asli yang terdapat dalam naskah. Peneliti membongkar jilidan naskah dan menemukan beberapa tulisan kebawah pada naskah yang isinya bertuliskan mendatar. Melihat hal tersebut, peneliti berupaya membaca tulisan kebawah tersebut dengan menggunakan X-ray. Pembacaan menggunakan X-ray inilah yang akhirnya membuat semua tulisan Archimedes terbaca, yang selanjutnya menjadi awal penemuan sebuah pemikiran hebat Archimedes atas ilmu pengetahuan. Dengan naskah yang ditulis lebih dari 1000 tahun inilah, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat akibat pemikiran hebat Archimedes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar