Naskah tulisan Archimedes kira-kira
ditulis pada tahun 287 SM. Tulisan itu hilang selama berabad-abad hingga pada
abad 10 M seorang penulis asal Yunani menulis ulang naskah tersebut. 200 tahun
kemudian salinan teks tersebut dicuci hingga tulisan aslinya tidak terlihat,
kemudian seorang biarawan menulisi manuskrip yang telah bersih itu dengan
doa-doa. Naskah asli Archimedes itu selain dicuci, ditulisi doa-doa, manuskrip
itu juga dilipat menjadi empat bagian dan dijilid berulangkali.
Manuskrip Archimedes yang ditulisi
doa-doa tersebut tersimpan dengan rapi hingga akhirnya pada perang dunia I,
manuskrip tersebut ditemukan di Konstatinopel. Kemudian, manuskrip tersebut
hilang kembali selama beberapa dekade sampai pada tahun 1920 ditemukan kembali
di Perancis. Manuskirp itu ditemukan dalam keadaan yang cukup rusak namun masih
bias dibaca sedikit, yang kemudian naskah itu dilelang dan terjual dengan harga
2 juta dollar.
Naskah yang ditemukan di Perancis
inilah yang kemudian diteliti secara rinci, dimana terdapat sebuah gambar yang
dipalsukan di atas teks Archimedes yang berfungsi meningkatkan harga penjualan
naskah sebagai barang langka pada masa itu.
Para peneliti akhirnya melihat dan
meneliti naskah Archimedes yang ditemukan tersebut secara detail demi
mendapatkan tulisan asli yang terdapat dalam naskah. Peneliti membongkar
jilidan naskah dan menemukan beberapa tulisan kebawah pada naskah yang isinya
bertuliskan mendatar. Melihat hal tersebut, peneliti berupaya membaca tulisan
kebawah tersebut dengan menggunakan X-ray. Pembacaan menggunakan X-ray inilah
yang akhirnya membuat semua tulisan Archimedes terbaca, yang selanjutnya
menjadi awal penemuan sebuah pemikiran hebat Archimedes atas ilmu pengetahuan.
Dengan naskah yang ditulis lebih dari 1000 tahun inilah, ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat pesat akibat pemikiran hebat Archimedes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar