Senin, 18 Februari 2019

MACAM-MACAM TINDAK TUTUR (SPEECH ACT)


Austin telah membedakan tiga jenis tindak ujar atau speech acts dalam bukunya yang berjudul “How to Do Things with Words” pada tahun 1962, yaitu: tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Berikut penjelasan lebih detailnya:
1.      Tindak Lokusi ( Locutionary Act)
Tindakan Lokusi adalah kalimat yang diucapkan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindakan lokusi bermakna literal. (Tarigan, 1994:109) mendefinisikan tindak lokusi sebagai melakukan tindakan untuk mengatakan sesuatu, contoh: a mengatakan kepada b bahwa X. X adalah kata-kata tertentu yang diucapkan dengan suatu makna dan acuan tertentu.
Tidak tutur lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu; tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu di dalam kamus dan makna kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya (Gunarwan dalam Rustono, 1999: 37). Fokus lokusiadalah makna tuturan yang diucapkan, bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu. (Rahardi, 2003: 71) mendefinisikanbahwa lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan  makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Lokusi dapat dikatakan sebagai the act of saying something. Tindak lokusi merupakan tindakan yang paling mudah diidentifikasi karena dalam pengidentifikasiannya tidak memperhitungkan konteks tuturan (Rohmadi, 2004: 30).
Contoh tindak tutur lokusi:
a.       “badan saya lelah sekali”
Penutur tuturan ini tidak merujuk kepada maksud tertentu kepada mitra tutur. Tuturan ini bermakna bahwa si penutur sedang dalam keadaan lelah yang teramat sangat, tanpa bermaksud meminta untuk diperhatikan dengan cara misalnya dipijit oleh si mitra tutur. Penutur hanya mengungkapkan keadaannya yang tengah dialami saat itu.

b.      “Sandy bermain gitar”.
Kalimat ini dituturkan semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu apalagi untuk memengaruhi lawan tuturnya.

c.       Tomorrow is a holiday”.
Kalimat tersebut dituturkan hanya sekedar dituturkan bahwa besok adalah hari libur tanpa ada indikasi untuk mengajak mitra tutur untuk berlibur, ataupun maksud dan tujuan lain.

d.      Iki Bulik Rum, bakal garwane Paklik Heru”.
Tuturan tersebut diutarakan semata-mata untuk menginformasikan bahwa Buklik Rum sebagai calon istri Paklik Heru. Tuturan tersebut tanpa bermaksud untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.

2.      Tindak Ilokusi (Ilocutionary Act)
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud. (Leech, 1993:316) mendefinisikan tindak ilokusi sebagai melakukan tindakan dalam mengatakan sesuatu, contoh: Dalam mengatakan X, pembicara menyatakan bahwa P.
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung daya untuk melakukan tindakan tertentu dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu (an act of
doing somethings in saying somethings
). Tindakan tersebut seperti janji, tawaran, 10 atau pertanyaan yang terungkap dalam tuturan. Moore (dalam Rusminto, 2010: 23) menyatakan bahwa tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang sesungguhnya atau yang nyata yang diperformansikan oleh tuturan, seperti janji, sambutan, dan peringatan. Mengidentifikasi tindak ilokusi lebih sulit jika dibandingkan dengan tindak lokusi, sebab pengidentifikasian tindak ilokusi harus mempertimbangkan penutur dan mitra tuturnya, kapan dan di mana tuturan terjadi, serta saluran apa yang digunakan. Oleh sebab itu, tindak ilokusi merupakan bagian penting dalam memahami tindak tutur.
Contoh:
a.       “Saya tidak pergi”.
Tuturan ini terjadi pada hari minggu pada saat penutur menelpon mitra tutur dan pada saat itu sedang dalam keadaan hujan. Penutur memiliki janji kepada mitra tutur untuk pergi bersama. Tuturan ini tidak hanya sebagai sebuah pemberitahuan semata, tetapi ada maksud lain yang dikehendaki penutur. Penutur sebenarnya ingin meminta maaf kepada mitra tutur karena membatalkan janji untuk pergi bersama dikarenakan hujan. Informasi yang diberikan penutur sebenarnya kurang begitu penting karena besar kemungkinan mitra tutur juga tidak bisa pergi karena di daerah mitra tutur juga sedang hujan seperti yang terjadi di daerah si penutur.

b.      Mind your head”.
Tuturan tersebut dituturkan ketika berada di dalam gua. Tuturan ini bertujuan untuk mengingatkan penutur bahwa atap gua rendah dan agar mitra tutur membungkuk atau merunduk ketika melewatinya.

c.       Maem, Bu!”
Tuturan di atas tidak hanya digunakan untuk menginformasikan sesuatu saja, melainkan juga melakukan sesuatu. Tuturan tersebut dituturkan oleh seorang anak kepada ibunya dengan maksud untuk meminta makan.

3.      Tindak Perlokusi (Perlocutionary Act)
Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur. Tarigan (1994:109) mendefinisikan tindak perlokusi sebagai melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu, contoh: Dengan mengatakan X, pembicara meyakinkan penyimak bahwa P.
Tindak tutur perlokusi adalah efek atau dampak yang ditimbulkan oleh tuturan terhadap mitra tutur, sehingga mitra tutur melakukan tindakan berdasarkan isi tuturan. Levinson (dalam Rusminto, 2010: 23) menyatakan bahwa tindakan perlokusi lebih mementingkan hasil, sebab tindak ini dikatakan berhasil jika mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penutur.
Contoh:
a.       “Kemarin saya sangat sibuk”.
Tuturan tersebut diutarakan seseorang yang tidak dapat menghadiri undangan rapat kepada orang yang mengundangnya. Kalimat ini mengandung tindak ilokusi memohon maaf, da tidak perlokusi (efek) harapan adalah orang yang mengundang dapat memakluminya.

b.      Mind your head”.
Tuturan tersebut diucapkan ketika berada di dalam gua, dimana tindak tutur ilokusinya adalah memperingatkan mitra tutur agar berhati-hati karena atap gua yang rendah dan tindak tutur perlokusinya adalah tindak waspada yang dilakukan oleh mitra tutur (menunduk).

c.       Aku lali nggawa dhuwit.”
Tuturan tersebut diucapkan oleh seorang anak kepada temannya, dimana tindak tutur ilokusinya adalah untuk meminjam uang kepada mitra tutur dan tindak tutur perlokusinya adalah agar temannya tersebut memaklumi dan meminjamkan uang.

·         Lokusi dan Ilokusi
Description: C:\Users\DINA\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCacheContent.Word\New Doc 6_1.jpg

Gambar di atas memperlihatkan ilokusi dan lokusi sebagai tujuan, bukan sebagai tindakan. Tindak lokusi hanya dapat terlaksana bila sekuensi kegiatan 2-3-4-5 terjadi, sehingga dengan demikian penutur dapat mendekode pesan dengan baik. Begitu juga dengan tindak ilokusi hanya akan dapat terlaksana bila sekuensi 1-2-3-4-5-6 terjadi.



·           Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi

Description: C:\Users\DINA\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCacheContent.Word\New Doc 6_2.jpg

Gambar diatas menjelaskan bahwa, misalkan:
tindak perlokusi digambarkan oleh sekuensi kejadian 1-2-3-4-5-6-7-8,
tindak ilokusi digambarkan oleh sekuensi kejadian 2-3-4-5-6-7, dan
tindak lokusi digambarkan oleh sekuensi kejadian 3-4-5-6

·         Ilokusi dan perlokusi
Perbedaaan antara Ilokusi dan perlokusi dapat dilihat dalam contoh kalimat berikut ini:
a.       Sir Bors tried to report to the king that the battle was lost
(Tuan Bors mencoba melaporkan kepada raja bahwa mereka kalah dalam perang)
Interpretasi kalimat diatas adalah Tuan Bors mungkin tidak dapat menemukan raja atau tidak dapat bertemu dengan raja (terjadi kegagalan ilokusi karena kurangnya “kondisi masukan atau keluaran”.

b.      Sir Bors tried to tell the king that the battle was lost
(Tuan Bors mencoba mengatakan kepada raja bahwa mereka kalah dalam perang)
Interpretasi kalimat diatas adalah bahwa Tuan Bors dapat bertemu dengan raja tetapi tidak berhasil membuat raja mempercayai kebenaran berita tersebut (terjadi kegagalan perlokusi)




Klasifikasi Speech Acts pada Verba Ilokusi

1)      Verba Representatif/Asertif
Tindak tutur asertif, yakni ilokusi di mana penutur terikat pada kebenaran preposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengemukakan pendapat, melaporkan.
Contoh:
a.       “Bagaimana kalau liburan tahun ini kita ke Lombok”.
Tuturan tersebut merupakan usulan untuk memberitahukan mitra tutur bahwa penutur mengusulkan suatu tempat yang penutur ketahui, tempat tersebut merupakan tempat wisata yang indah.

b.      “Adik selalu unggul di kelasnya”.
Tuturan tersebut menginformasikan keberanaran atau fakta dari penutur. Penutur bertanggung jawab bahwa tuturan tersebut memang fakta dan dapat dibuktikan karena si adik rajin belajar dan selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.

2)      Verba Direktif
Tindak tutur direktif, yaitu ilokusi yang bertujuan menghasikan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur, (tindak ilokusi ini oleh Leech disebut dengan tindak tutur ilokusi impositif), seperti memesan, memerintah, 13
meminta, merekomendasikan, dan menasihati. Berikut uraian mengenai jenis tindak tutur direktif.
a.       Meminta
Minta berarti berharap supaya diberi atau mendapat sesuatu (Poerwadarminta, 2006: 769). Jadi, tuturan meminta dikemukakan agar mitra tutur memberi sesuatu (yang dimintai). Contoh:
“Mita mau buah”.
Tuturan tersebut terjadi pada pagi hari, saat sedang menonton televisi. Tuturan tersebut dituturkan oleh penutur bernama Mita (Seorang anak) kepada mitra tutur yakni kakaknya. Tuturan ini termasuk tuturan meminta sesuatu kepada mitra tuturnya berupa sebuah permintaan agar kakaknya memberi buah kepada Mita.

b.      Memerintah
Perintah berarti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu; sesuatu yang harus dilakukan. Memerintah berarti memberi perintah; menyuruh melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 2006: 876). Jadi, tuturan memerintah dikemukakan agar mitra tutur melaksanakan atau mengerjakan apa yang diinginkan pembicara. Contoh:
“Minum, sana!”
Tuturan tersebut terjadi pada malam hari, ketika sang adik sedang berbaring di tempat tidur sambil makan keripik bersama kakaknya. Lalu, sang kakak memerintahkan sang adik untuk mengambil minum karena adiknya kepedasan saat memakan keripik. Tuturan tersebut termasuk tuturan memerintah mitra tutur untuk melakukan sesuatu berupa sebuah tindakan yakni tindakan sang adik mengambil minum karena diperintah kakaknya.

c.       Memesan
Memesan berarti memberi pesan (nasihat, petunjuk, dan sebagainya) (Poerwadarminta, 2006: 883). Jadi, tuturan memesan dikemukakan untuk memberi pesan kepada orang lain. Contoh:
“Pesan Ayah, kau bangun subuh”.
Tuturan tersebut terjadi di malam hari, dituturkan kepada ayah yang akan pergi ke luar kota kepada anak laki-lakinya. Tuturan ini bukan hanya sebuah pesan agar sang anak harus bangun subuh, melainkan keinginan sang ayah agar anaknya salat subuh setiap hari.

d.      Menasihati
Nasihat berarti ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik. Menasihati berarti memberi nasihat (Poerwadarminta, 2006: 795). Jadi, tuturan menasihati dikemukakan untuk memberi nasihat, anjuran kepada orang lain. Contoh:
“Kalau mau pintar harus rajin ke perpustakaan”.
Tuturan tersebut terjadi pada siang hari, dituturkan kepada seorang guru kepada murid-muridnya saat belajar di kelas. Tuturan tersebut berisi nasihat kepada murid kalau ingin pintar harus rajin ke perpustakaan. Guru menginginkan murid-muridnya rajin membaca dan mengisi waktu luang dengan berkunjung ke perpustakaan.

e.       Merekomendasikan
Rekomendasi berarti hal minta perhatian bahwa orang yang disebut dapat dipercaya, baik (biasa dinyatakan dengan surat); penyuguhan; saran yang menganjurkan (membenarkan ; menguatkan). Merekomendasikan berarti memberikan rekomendasi; menasihatkan; menganjurkan (KBBI, 2008: 1158). Jadi, tuturan merekomendasikan dikemukakan untuk memberikan rekomendasi dan memberitahukan kepada seseorang atau lebih bahwa sesuatu yang dapat dipercaya. Contoh:
“Saya sebagai ketua komisi telah merekomendasikan pembentukan Dewan Pengurus Keuangan”.
Tuturan tersebut diungkapkan oleh penutur untuk merekomendasikan pembentukan Dewan Pengurus Keuangan.

3)      Verba Komisif
Tindak Tutur komisitif, yakni ilokusi di mana penutur terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, menawarkan, berkaul. Contoh:
a.       “Adik mau dibelikan apa jika kakak sudah bekerja nanti?”
Tuturan tersebut berupa komisif penawaran, dimana tuturan tersebut si penutur terikat suatu tindakan di masa depan berupa penawaran akan membelikan sesuatu.

b.      “Saya sanggung melaksanakan amanah ini dengan baik”.
Tuturan tersebut mengikat penuturnya untuk melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut membawa konsekuensi kepada si penutur untuk memenuhi apa yang telah ia tuturkan.

4)      Verba Ekspresif
Tindak tutur ekspresif, yakni ilokusi yang berfungsi untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, berbela sungkawa. Contoh:
a.       “Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya kakek Anda”.
Tuturan tersebut berupa ilokusi ekspresif yang mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi.

b.      “Sudah kerja keras mencari uang, tetap saja hasilnya tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga”.
Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ekspresif mengeluh yang dapat diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang ditururkannya, yaitu usaha mencari uang yang hasilnya selalu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

5)      Verba Deklarasi
Tindak tutur deklaratif, yakni ilokusi yang digunakan untuk memastikan kesesuaian antara isi proposisi dengan kenyataan, misalnya membaptis, memecat, 17 memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengangkat. Contoh:
a.       “Mulai besok, silahkan Anda angkat kaki dari perusahaan ini”.
Tuturan tersebut merupakan tindak ilokusi deklaratif, yakni ilokusi yang digunakan untuk memastikan kesesuaian antara isi proposisi dengan kenyataan. Tuturan ini berupa tuturan pemecatan yang disampaikan kepala perusahaan kepada bawahannya.

b.      “Ibu tidak jadi membelikan adik mainan”.
Tuturan tersebut merupakan tindak ilokusi deklaratif, yakni ilokusi yang digunakan untuk membatalkan tuturan sebelumnya.

Tabel 1. Detail deskripsi tindak tutur
No
Speech Acts
Description
Verb associated with speech acts
Example
1
Assertives
Statements that  can be verified as true or false
Assert, claim, affirm, assure, inform, predict, report, suggest, insist, hypothesize, swear, admit, confess, blame, praise
I assure you that we will meet our budget goals in 2001
2
Directives
Statements that call upon the listener to do something
Direct, request, ask, urge, demand, command, forbid, suggest, insist, recommend, implore, beg
I urge to you vote against this resolution
3
Commisives
Statements that commit to a course of action
Promise, vow, pledge, swear, consent, refuse, assure, guarantee, contract, bet
I assure that you will receive more funding next year
4
Expressives
Statements that express a psychological position about state of affairs
Apologize, thank, condole, congratulate, complain, protest, compliment, praise, welcome
I compliment your achievement in meeting your third quarter numbers
5
Declaratives
Statements that through their utterance, perform an act
Fire, pronounce, declare, appoint, confirm, endorse, renounce, denounce, name, call, repudiate
I am firing you
Sumber: Searle (1979) and Searle and Vanderveken (1985)

Referensi

Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words, Cambridge, Mass: Havard U.P.
http://digilib.unila.ac.id/8448/13/BAB%20II.pdf diakses pada 17 November 2016.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Tarigan, H.G. 1994. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar