Rabu, 28 Maret 2018

Konsep Filologi


Istilah Filologi pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes, dan  kemudian dipergunakan oleh sekelompok ahli dari Iskandariyah sejak abad ke-3 S.M. Filologi bertujuan mengungkapkan hasil pemikiran, pengalaman, dan budaya yanghidup pada masa lalu. Dengan cara seperti itu muncul juga manfaatnya, yakni terkodifikasinyanilai-nilai budaya klasik, melestarikan budaya yang terkandung dalam naskah itu danmemperkenalkannya kepada masyarkat. Dilihat dari tujuan tersebut maka, Sasaran kerja penelitian filologi adalah naskah, sedangkan objek kerjanya adalah teks (Baried, 1994: 6).
Filologi berasal dari bahasa Yunani yaitu philologia gabungan dari philos ‘teman’ dan logos ‘pembicaraan/ ilmu’ yang artinya senang berbicara. Dan diperluas dengan arti senang belajar, senang kepada ilmu, senang pada tulisan-tulisan dan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi, seperti karya-karya sastra (Baried, 1942 : 2).
Sebagai istilah, filologi mempunyai definisi yang sangat luas, dan selalu berkembang. Filologi dapat diartikan dengan pengertian luas dan pengertian sempit. Menurut pengertian luas, filologi terbagi dalam:
a.       Filologi sebagai Imu Pengetahuan
Filologi pernah disebut sebagai L’etalage de savoir ‘pameran ilmu pengetahuan’. Hal ini dikarenakan filologi membedah teks-teks klasik yang mempunyai isi dan jangkauan yang sangat luas. Gambaran kehidupan masa lampau, berserta segala aspeknya, dapat diketahui melalui kajian filologi. Termasuk di dalamnya, berbagai macam ilmu pengetahuan dari berbagi macam bidang ilmu.
b.      Filologi sebagai Ilmu Sastra
Filologi juga pernah dikenal sebagai ilmu sastra. Hal ini dikarenakan adanya kajian filologi terhadap karya-karya sastra masa lampau, terutama yang bernilai tinggi. Kajian filologi semakin merambah dan meluas menjadi kajian sastra karena mampu mengungkap karya-karya sastra yang bernilai tinggi.
c.       Filologi sebagai Ilmu Bahasa
Teks-teks masa lampau yang dikaji dalam filologi, menggunakan bahasa yang berlaku pada masa teks tersebut ditulis. Oleh karena itu, peranan ilmu bahasa, khususnya linguistik diakronis sangat diperlukan dalam studi filologi.
d.      Filologi sebagai Studi Teks
Filologi sebagai istilah, juga dipakai secara khusus di Belanda dan beberapa negara di Eropa daratan. Filologi dalam pengertian ini dipandang sebagai studi tentang seluk-beluk teks, di antaranya dengan jalan melakukan kritik teks.
           
Filologi dalam perkembangannya yang mutakhir, dalam arti sempit berarti mempelajari teks-teks lama yang sampai pada kita di dalam bentuk salinan-salinanya dengan tujuan menemukan bentuk asli teks untuk mengetahui maksud penyusunan teks tersebut. Filologi dalam arti luas berarti mempelajari kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana yang terdapat dalam bahan-bahan tertulis.

Menurut Kamus Istilah Filologi (Baroroh Baried, R. Amin Soedoro, R. Suhardi, Sawu, M. Syakir, Siti Chamamah Suratno: 1977), filologi merupakan ilmu yang menyelidiki perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau yang menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan kesusastraan-nya. Pengertian tersebut juga diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: 1988).
Menurut Leksikon Sastra (Suhendra Yusuf: 1995) dikatakan bahwa dalam cakupan yang luas filologi berarti seperti tersebut di atas, sedangkan dalam cakupan yang lebih sempit, filologi merupakan telaah naskah kuno untuk menentukan keaslian, bentuk autentik, dan makna yang terkandung di dalam naskah itu.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain) (J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain: 1994) menekankan bahwa filologi meneliti dan membahas naskah-naskah lama sebagai hasil karya sastra untuk mengetahui bahasa, sastra, dan budaya bangsa melalui tulisan dalam naskah itu.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1982) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia lebih menekankan bahwa filologi mempelajari kebudayaan manusia terutama dengan menelaah karya sastra atau sumber-sumber tertulis.
Koentjaraningrat, dkk. (1984) dalam Kamus Istilah Antropologi mengungkapkan filologi sebagai ilmu yang mempelajari bahasa kesusastraan dan sejarah moral dan intelektual dengan menggunakan naskah kuno sebagai sumber.
Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1986) dalam Pemandu di Dunia Sastra mengungkapkan asal kata filologi, yaitu “philos” dan “logos” yang berarti cinta terhadap kata. Sementara itu tugas seorang filolog adalah membanding-bandingkan naskah-naskah kuno untuk melacak versi yang asli, lalu menerbitkannya dengan catatan kritis.
Webster’s New Collegiate Dictionary (1953) mendefinisi-kan filologi ke dalam tiga hal, yaitu:
·         Cinta pengetahuan atau cinta sastra, yaitu studi sastra, dalam arti luas termasuk etimologi, tata bahasa, kritik, sejarah sastra dan linguistik.
·         Ilmu linguistik.
  • Studi tentang budaya orang-orang beradab sebagaimana dinyatakan dalam bahasa, sastra, dan religi mereka, termasuk studi bahasa dan perbandingannya dengan bahasa serumpun, studi tata bahasa, etimologi, fonologi, morfologi, semantik, kritik teks, dll.



KESIMPULAN

·         Istilah Filologi pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes sejak abad ke-3 S.M.
·         Filologi bertujuan mengungkapkan hasil pemikiran, pengalaman, dan budaya yanghidup pada masa lalu.
·         Sasaran kerja penelitian filologi adalah naskah, sedangkan objek kerjanya adalah teks.
·         Filologi adalah kecintaan yang mencakup beberapa ilmu yaitu ilmu pengetahuan, ilmu sastra, ilmu bahasa yang mempelajari sebuah teks atau naskah lama untuk mengetahui dan memahami perkembangan dari masa ke masa.


·          
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar