Istilah
Filologi pertama kali
diperkenalkan oleh Erastothenes, dan
kemudian dipergunakan oleh sekelompok ahli dari Iskandariyah sejak abad
ke-3 S.M.
Filologi bertujuan mengungkapkan hasil pemikiran,
pengalaman, dan budaya yanghidup pada masa lalu. Dengan cara seperti itu muncul
juga manfaatnya, yakni terkodifikasinyanilai-nilai budaya klasik, melestarikan
budaya yang terkandung dalam naskah itu danmemperkenalkannya kepada masyarkat. Dilihat dari tujuan tersebut maka, Sasaran
kerja penelitian filologi adalah naskah, sedangkan objek kerjanya adalah teks
(Baried, 1994: 6).
Filologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu philologia
gabungan dari philos ‘teman’ dan logos ‘pembicaraan/ ilmu’ yang artinya
senang berbicara. Dan diperluas dengan arti senang belajar, senang kepada ilmu,
senang pada tulisan-tulisan dan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai
tinggi, seperti karya-karya sastra (Baried, 1942 : 2).
Sebagai istilah,
filologi mempunyai definisi yang sangat luas, dan selalu berkembang. Filologi dapat diartikan dengan pengertian luas dan pengertian sempit.
Menurut pengertian luas, filologi terbagi dalam:
a.
Filologi sebagai Imu Pengetahuan
Filologi pernah disebut sebagai L’etalage
de savoir ‘pameran ilmu pengetahuan’. Hal ini dikarenakan filologi membedah
teks-teks klasik yang mempunyai isi dan jangkauan yang sangat luas. Gambaran
kehidupan masa lampau, berserta segala aspeknya, dapat diketahui melalui kajian
filologi. Termasuk di dalamnya, berbagai macam ilmu pengetahuan dari berbagi
macam bidang ilmu.
b. Filologi
sebagai Ilmu Sastra
Filologi juga pernah dikenal sebagai
ilmu sastra. Hal ini dikarenakan adanya kajian filologi terhadap karya-karya
sastra masa lampau, terutama yang bernilai tinggi. Kajian filologi semakin
merambah dan meluas menjadi kajian sastra karena mampu mengungkap karya-karya
sastra yang bernilai tinggi.
c.
Filologi sebagai Ilmu Bahasa
Teks-teks masa lampau yang dikaji
dalam filologi, menggunakan bahasa yang berlaku pada masa teks tersebut
ditulis. Oleh karena itu, peranan ilmu bahasa, khususnya linguistik diakronis
sangat diperlukan dalam studi filologi.
d.
Filologi sebagai Studi Teks
Filologi
sebagai istilah, juga dipakai secara khusus di Belanda dan beberapa negara di
Eropa daratan. Filologi dalam pengertian ini dipandang sebagai studi tentang
seluk-beluk teks, di antaranya dengan jalan melakukan kritik teks.
Filologi dalam perkembangannya yang
mutakhir, dalam arti sempit berarti mempelajari teks-teks lama yang sampai pada
kita di dalam bentuk salinan-salinanya dengan tujuan menemukan bentuk asli teks
untuk mengetahui maksud penyusunan teks tersebut. Filologi dalam arti luas
berarti mempelajari kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana
yang terdapat dalam bahan-bahan tertulis.
Menurut
Kamus Istilah Filologi (Baroroh Baried, R. Amin Soedoro, R. Suhardi, Sawu, M.
Syakir, Siti Chamamah Suratno: 1977), filologi merupakan ilmu yang menyelidiki
perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau yang menyelidiki
kebudayaan berdasarkan bahasa dan kesusastraan-nya. Pengertian tersebut juga diungkapkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa:
1988).
Menurut
Leksikon Sastra (Suhendra Yusuf: 1995) dikatakan bahwa dalam cakupan yang luas
filologi berarti seperti tersebut di atas, sedangkan dalam cakupan yang lebih
sempit, filologi merupakan telaah naskah kuno untuk menentukan keaslian, bentuk
autentik, dan makna yang terkandung di dalam naskah itu.
Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain) (J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain: 1994)
menekankan bahwa filologi meneliti dan membahas naskah-naskah lama sebagai
hasil karya sastra untuk mengetahui bahasa, sastra, dan budaya bangsa melalui tulisan
dalam naskah itu.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1982) dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia lebih menekankan bahwa filologi mempelajari
kebudayaan manusia terutama dengan menelaah karya sastra atau sumber-sumber
tertulis.
Koentjaraningrat,
dkk. (1984) dalam Kamus Istilah Antropologi mengungkapkan filologi sebagai ilmu
yang mempelajari bahasa kesusastraan dan sejarah moral dan intelektual dengan
menggunakan naskah kuno sebagai sumber.
Dick Hartoko
dan B. Rahmanto (1986) dalam Pemandu di Dunia Sastra mengungkapkan asal kata
filologi, yaitu “philos” dan “logos” yang berarti cinta terhadap kata.
Sementara itu tugas seorang filolog adalah membanding-bandingkan naskah-naskah
kuno untuk melacak versi yang asli, lalu menerbitkannya dengan catatan kritis.
Webster’s
New Collegiate Dictionary (1953) mendefinisi-kan filologi ke dalam tiga hal,
yaitu:
·
Cinta
pengetahuan atau cinta sastra, yaitu studi sastra, dalam arti luas termasuk
etimologi, tata bahasa, kritik, sejarah sastra dan linguistik.
·
Ilmu linguistik.
- Studi tentang budaya orang-orang beradab
sebagaimana dinyatakan dalam bahasa, sastra, dan religi mereka, termasuk
studi bahasa dan perbandingannya dengan bahasa serumpun, studi tata
bahasa, etimologi, fonologi, morfologi, semantik, kritik teks, dll.
KESIMPULAN
·
Istilah Filologi
pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes sejak abad ke-3
S.M.
·
Filologi
bertujuan mengungkapkan hasil pemikiran, pengalaman, dan budaya yanghidup pada
masa lalu.
·
Sasaran kerja
penelitian filologi adalah naskah, sedangkan objek kerjanya adalah teks.
·
Filologi adalah
kecintaan yang mencakup beberapa ilmu yaitu ilmu pengetahuan, ilmu sastra, ilmu
bahasa yang mempelajari sebuah teks atau naskah lama untuk mengetahui dan
memahami perkembangan dari masa ke masa.
·
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar