Jean Paul Baudrillard lahir pada tanggal 20 Juni 1929 di Reims. Jean Baudrillard adalah
seorang filsuf asal Perancis yang memiliki perhatian khusus terhadap fenomena
konsumerisme masyarakat modern dan keterkaitannya dengan perkembangan media
massa kontemporer. Baudrillard dikenal sebagai McLuhan
baru atau teoritisi terkemuka tentang media dan masyarakat dalam era yang
disebut juga posmodern. Teorinya mengenai masyarakat posmodern berdasarkan
asumsi utama bahwa media, simulasi, dan apa yang ia sebut "cyberblitz"
telah mengkonstitusi bidang pengalaman baru, tahapan sejarah, dan tipe masyarakat
yang baru. Fondasi filsafat Baudrillard adalah kritisisme terhadap pemikiran
tradisional dan ilmiah yang menurutnya telah mengganti realitas dengan ilusi
tentang kebenaran.
Baudrillard
yang terkenal dan mewarnai wacana keilmuan sosial-humaniora, antara lain;
konsumsi simbol, simulacrum, hiperrealitas, distingsi, sampah visual dan
drugstore.
Menurut
Baudrillard, pola konsumsi masyarakat modern ditandai dengan bergesernya
orientasi konsumsi yang semula ditujukan bagi “kebutuhan hidup”, menjadi “gaya
hidup”. Baginya, hal tersebut tak lepas dari munculnya kelas menengah
pasca-Perang Dunia II secara masif akibat diterapkannya konsep ekonomi keynesian. Bagi Baudrillard, hal terkait menunjukkan betapa dewasa ini masyarakat
lebih terpaku pada konsumsi simbol ketimbang kegunaan.
Simulacrum atau “simulakra” merupakan sebentuk instrumen yang
mampu merubah hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret dan begitu pula
sebaliknya: konkret menjadi abstrak. Beberapa instrumen yang dapat
terklasifikasikan di dalamnya antara lain; televisi, video games,
komputer/internet, surat kabar dan majalah bahkan lukisan.
Menurut
Baudrillard, hiperrealitas merupakan ciri paling kentara yang dibawa simulakra.
Sebagai misal, sebuah iklan parfum yang apabila seorang lelaki memakainya maka
perempuan seisi kota bakal mengikutinya. Begitu pula dengan iklan minuman
ringan yang dapat membuat seseorang melayang, atau iklan multivitamin yang
dapat membuat anak cerdas seketika. Tak pelak, seluruh perihal tersebut sekedar
menemui bentuknya sebagai hiperrealitas semata, yakni perihal yang tak nyata
atau tak mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Secara kasar, dapatlah dikatakan
bahwa hiperrealitas merupakan “kebohongan” yang dibawa oleh simulakra.
Distingsi
merupakan “jarak sosial” yang diakibatkan oleh pilihan selera. Menurut Baudrillard, sampah visual merupakan kebiasaan akut para kapitalis
yang gencar memasarkan produk-produknya melalui berbagai spanduk berikut banner
di pinggiran jalan yang justru “mendistorsi” alam pikiran mereka yang
melihatnya.
Drugstore atau “toko obat” merupakan istilah yang digunakan
Baudrillard guna menunjuk pada minimarket yang menjual berbagai barang kebutuhan
sehari-hari dan umumnya beroperasi 24 jam penuh/hari. Sebagaimana filosofi toko
obat di mana beragam obat penyakit ringan hingga berat terdapat di dalamnya, minimarket-drugstore sebagaimana
dimaksudkan Baudrillard berupaya menghindari “spesialisasi barang dagangan”.
Melalui
kajiannya mengenai simulakra, Baudrillad mencetuskan tesis tentang “berakhirnya
kehidupan sosial”. Menurutnya, mereka yang terjebak dalam simulakra dapat
dipastikan telah berakhir kehidupan sosialnya. Dalam perspektif Baudrillard, kesemua dari mereka dapat dikatakan telah
terjebak dalam simulakra dan berakhir kehidupan sosialnya. Sebagaimana telah
dipaparkan di atas, televisi, video games, internet, bacaan bahkan
lukisan dapat terklasifikasi dalam simulakra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar