Jumat, 30 Maret 2018

Analisis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

BAB I
PENDAHULUAN
I.          Latar Belakang
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Prosa dibagi menjadi 2, yakni prosa fiksi dan prosa non fiksi.
Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. Prosa fiksi atau prosa baru dapat berbentuk cerpen, novel, dongeng, roman, esai, dan resensi. Sedangkan, prosa non fiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi fackual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Prosa non fiksi disebut juga karangan semi ilmiah, seperti artikel, tajuk rencana, opini, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, pidato, dan feature.
Makalah ini akan membahas mengenai salah satu sebuah prosa fiksi yang sangat terkenal di Indonesia, yakni novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia novel ialah karangan prosa yang panjang dan mengandung cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Makalah berjudul “Analisis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata” ini akan memaparkan mengenai unsur-unsur instrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat didalamnya. Unsur Intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Sedangkan, unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luar yang menyangkut aspek sosiologi, psikologi, agama, dan lain sebagainya.





II.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja unsur instriksik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi?
2.      Apa saja unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi?

III.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari adanya makalah ini adalah pembaca diharapkan mampu memahami unsur-unsur instrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat didalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, dan penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi setiap pembacanya.














                                            


BAB II
PEMBAHASAN

I.          Identitas Novel Laskar Pelangi
Description: https://hamidcell.files.wordpress.com/2011/09/laskar.jpg?w=474
Judul                               : Laskar Pelangi
Penulis                             : Andrea Hirata
Penyunting                      : Suhindrati a. Shinta
Penerbit                           : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit Pertama      : September, 2005
Tebal                               : xvi + 534 halaman
Format                             : 13 cm x 20, 5 cm
ISBN                               : 979-3062-79-7


II.       Sinopsis Novel Laskar Pelangi
Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatra Selatan jika tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai darisanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.






III.    Unsur Instriksik Novel Laskar Pelangi
  1. Tema
Persahabatan

  1. Penokohan
·         Aku sebagai Ikal
Tokoh ‘aku’ dalam cerita ini. Ikal merupakan anak yang pintar.Ia sangat menyukai sastra, terlihat dari kesehariannya yang senag menulis puisi. Ia menyukai  A Ling sepupu dari A Kiong.
Watak:  tidak mudah ,putus asa, setia kawan dan tegar.
·         Pak K.A. Harpan Noor
N.A. Harfan Efendi Noor bin K.A. FadilahZein Noor. adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meskipun murid-murid awalnya takut untuk melihatnya. Seperti pada saat beliau bercerita tentang kisah para nabi, semua murid sangat senang dan ketika beliau pulang murid-muridnya selalu menatap lekat-lekat pada dirinya.
Watak: Baik hati, Ramah , dan Sabar.
Kutipan dalam Novel: “kemudian dalam waktu yang amat singkat beliau telah Merebut hati kami”(LP, 2006 : 22) “
·         Erin
Watak: Cerdas, agamais, baik hati.
Kutipan dalam Novel: “ia cerdas, agamais, cantik, dan baik hati” (LP, 2006 :443 bab 31   Zaal batu) 
·         Ibu N.A. Muslimah Hafsari
N.A. Muslimah Hapsari Hamid binti K.A.Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi dan berhati lembut.
Watak: Sabar, baik hati dan penyayang.
Kutipan pada Novel:“shalatlah tepat waktu ,biar dapat pahala  lebih banyak ,demikian bu mus selalu menasihati kami “ (LP, 2006 :31)
·         Lintang
Teman Ikal yang luar biasa jenius. Lintang telah menunjuk kan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Cita-citanya terpaksa ia tinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal
Watak: Pantang menyerah dan cerdas
Kutipan dalam Novel: “Lintang juga cerdas experiental yang membuatnya piawai menghubungkan setiap informasi dengan konteks yang lebih luas” (LP, 2006 : 114)
“ kecerdasan yang lain adalah kecerdasan linguistik” (LP, 2006 : 115)
“yang lebih menakjubkan adalah  semua pengetahuan itu ia pelajari sendiri dengan membaca bermacam buku milik kepala sekolah kami jika ia mendapat giliran tugas menyapu di ruangan beliau “ (LP, 2006 : 119)
·         Mahar
Ia memiliki bakat dan minta besar pada seni. Pertama diketahui ketika tanpa sengaja Bu Mus menunjuknya untuk bernyanyi didepan kelas saat pelajaran seni suara
Watak: Kreatif, imajinatif dan cerdas
Kutipan dalam Novel:“ dia memang seorang eksentrik yang berdiri di area abu-abu antara imajinasi dan kenyataan ,tapi tak diragukan bahwa ia cerdas ,pemikirannya terstruktur dengan baik ,dengan pengetahuan dunia  gaib nya yang mat luas “(LP, 2006 :  393)
·         Trapani
Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Dan apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya. Seperti saat ia akan tampil sebagai band yang di komando olehMahar, ia tidak mau tampil jika tidak ditonton Ibunya
Watak: Manja ,cerdas,rupawan.
Kutipan dalam Novel: “sekali lagi kulihat wajah mereka ,harun yang mudah  senyum ,trapani  yang rupawan, syahdan yang liliput,kucai yang sok gengsi , sahara  yang ketus ,a kiong yang polos dan pria kedelapan yaitu samson yang duduk seperti patung ganesha.” (LP, 2006 : 85)
·         Kucai
Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
Watak: Lemot , susah diatur ,banyak bicara, optimis, berjiwa Pemimpin.
Kutipan dalam Novel: “maka jika digabungkan sifat populis, sok tahu, dan oportunitis dengan otaknya yang lemot kucai memiliki semua kualitas untuk menjadi seorang politis” (LP, 2006 : 70)
“kelemahannya adalah nilai-nilai ulangannya tidak pernah melampaui angka enam karena ia termasuk murid yang agak kurang pintar, bodoh yang diperhalus” (LP, 2006 : 69-70)
“kucai adalah orang yang paling optimis yang pernah aku jumpai”( LP, 2006 : 69)”
·         Sahara
Satu-satunya gadis dalam anggota laskar pelangi. Merupakan gadis yang keras kepala dan mempunyai berpendirian yang sangat kuat dan sangat patuh pada agama terbukti ia merupakan gadis berjilbab yang cantik dan selalu rajin menunaikan sholat dan mengaji, gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah.
Watak: Susah diyakinkan dan Sahara Sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong
Kutipan Novel: “coba delokno penjelasan watak e sahara, aku lali.---à”(LP,2006:301)
·         Flo
Bernama asli Floriana. Seorang anak tomboy yang berasal dari keluarga kaya. Dia tidak sombong walaupun menjadi anak orang kaya. Buktinya ia malah berkeingian bersekolah di SD SMP Muhamadiyah dan sama sekali tidak merasa malu.
Watak: Menyenangkan, cantik ,rendah hati .
Kutipan dalam novel: ternyata Flo adalah pribadi yang sangat menyenangkan. Ia memiliki kemampuan beradabtasi yang luar biasa. Ia cantik dan sangat rendah  hati, sehingga kami betah di dekatnya” (LP, 2006 : 359)
·         A Kiong
Kendatipun ia memiliki wajah yang buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai
Watak: Baik , agnostik,dan sedikit aneh
Kutipan dalam Novel: “A kiong malah semakin senang . Ia masih sama sekali takmenjawab.ia tersenyum lebar ,matanya yang sipit menghilang” (LP, 2006 : 27)
“A Kiong sempat menjalani hidup sebagai seorang agnostik, yaitu  orang yang  percaya kepada tuhan tapi tidak memeluk agama apapun”( LP, 2006 : 464)
·         Harun
Pria yang memiliki keterbelakangan mental dan memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki ini sering bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran kepada Bu Mus.
Watak: Baik tetapi agak keterbelakangan mental.
Kutipan dalam novel: “pria itu adalah harun pria jenaka sahabat kami semua yang  sudah berusia 15 tahun dan agak terbelakang mentalnya (LP, 2006 :  7)”
·         Borek                                   
Pria besar maniak otot dan selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong danSahara.
Watak: Nakal dan susah diatur.
Kutipan dalam novel:“ kucai didudukkan berdua bukan karena mirip tapi karena sama sama susah diatur” (LP, 2006 : 14)

  1. Plot/Alur
Alur yang digunakan  pado novel Laskar Pelangi ini adalah Alur maju 
Alasan : Karena penulis menceritakan kejadian dari awal hingga akhir, sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.


Tahapan Alur
·         Tahap penyituasian :
Yaitu pada saat hari pertama penerimaan murid baru di SD Muhamadiyah kekurangan seorang murid dan sekolah hampir ditutup, namun dengan kehadiran seorang murid yang bernama Harun telah menyelamatkan pembodohan di kampung paling miskin di pulau belitong yang kaya akan tambang timah. (LP, 2006 : 1-8 )
“ guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena pengawas sekolah dari Depdiknas Sumsel telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup” (LP, 2006 : 4)
“ Harun telah menyelamatkan kami dan kami bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya yang menyandang tasnya dengan gagah, ia tidk mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras.” (LP, 2006 : 8)

·         Tahap pemunculan konflik :
Ketika Bu Mus dengan segala usahanya dan semangat kesepuluh laskar pelangi mampu berjuang dan melewati masa-masa sulit serta kebahagiaan bersama. (LP, 2006 : 157)
Karena kegemaran kolektif terhadap pelangi maka Bu Mus menamai kelompok kami Laskar Pelangi “ (LP, 2006 : 160)

·         Tahap peningkatan konflik :
Ketika Mahar dan Lintang berusaha mengharumkan nama SD SMP Muhamadiyah lewat kemahiran dan kepintaran mereka dalam perlombaan cerdas cermat dan karnaval saat perayaan HUT RI dan mampu mengalahkan sekolah milik PN Timah.( LP, 2006 : 363)
“seperti mahar, Lintang berhasil mengharumkan nama perguruan Muhammadiyah. Kami adalah sekolah kampung pertama yang menjuarai perlombaan ini, dan dengan sebuah kemenangan mutlak” (LP, 2006 : 383)


·         Tahap klimaks :
Pada saat Lintang si murid paling jenius di antara yanglainnya meninggalkan bangku sekolah karena ia harus mengurus adik-adiknya setelah kematian Ayahnya. Di sanalah akhir dari cerita perjuangan para kesepuluh Laskar Pelangi.( LP, 2006 : 430 )
“Seorang anak laki-laki tertua keluarga pesisir miskin yang ditinggal mati ayahnya, harus menanggung nafkah banyak adik yang tak berdaya, Lintang tak punya peluang sedikitpun untuk melanjutkan sekolah” (LP, 2006 :  430)

·         Tahap penyelesaian :
Yaitu saat tembok PN Timah mampu dihancurkan dan kemiskinan dapat dilawan oleh rakyat Belitong. Dan kebahagiaan yang akhirnya mampu diraih oleh kesepuluh laskar pelangi.(halaman 481 )

Sekuen Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
1.      Di depan sebuah kelas SD Muhammadiyah
1.1         Tokoh Aku dan ayahnya sedang duduk di bangku panjang bersama para orang tua dan anaknya yang lain.
1.2         Bapak K.A Harfan Efendy Noor dan Ibu N.A Muslimah Hafsari atau Bu Mus berdiri di pintu.
1.3         Pak Harfan menghampiri orang tua murid dan menyalaminya satu-persatu.
1.4         Pak Harfan berdiri di depan para orang tua.
1.5         Harun dan ibunya datang, menjadi anak kesepuluh yang datang di kelas.
1.6         Ibu  Muslimah mengatur tempat duduk di kelas untuk kesepuluh murid barunya.
1.7         Ibu Muslimah berbicara dengan para orang tua.
1.8         Ibu Muslimah mengabsen.
2.      Di dalam kelas SD Muhammadiyah
2.1         Lintang menghambur ke kelas dan mencari bangkunya sendiri.
2.2         Bu Mus mendekati ayah Lintang.
2.3         Ayah Lintang bercerita tentang kehidupan keluarganya kepada Bu Mus.
2.4         Tokoh Aku menyusul Lintang ke dalam kelas.
2.5         Lintang menyalami tokoh Aku dengan kuat.
2.6         Lintang bercerita banyak hal kepada tokoh Aku.
2.7         Ayah Lintang menatap Lintang dan tersenyum getir.
2.8         Bu Mus mengelompokkan tempat duduk muridnya.
2.9         Borek mencoreng muka Kucai.
2.10     Sahara tidak sengaja menumpahkan air minum A Kiong.
2.11     A Kiong menangis sejadi-jadinya.
2.12     Tokoh Aku melihat Lintang menggenggam sebuah pencil yang belum di serut.
2.13     Petugas dinas kesehatan datang untuk menyemprot sarang nyamuk dengan DDT.
2.14     Pah  Harfan bercerita tentang perahu Nabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamat dari banjur bandang.
2.15     Kelas diambil alih oleh Bu Mus.
2.16     Kesepuluh siswa memperkenalkan dirinya di depan kelas.
3.      Di sebuah kampung di Pulau Belitong
3.1         Seorang gentleman berkeliling kampung dengan sebuah Chevrolet Corvette.
4.      Di satu rumah kawasan gedong PN, rumah Flo.
4.1         Flo sedang les privat piano.
4.2         Ayah Flo meminta maaf kepada guru les piano.
5.      Di belakang sekolah.
5.1       Syahdan memohon kepada Kucai agar diizinkan ikut ke pasar.
5.2       Syahdan memakai sepatu tokoh Aku dan baju kebesaran milik Borek.
6.      Di ruang kelas
6.1       Bu Mus menjelaskan tentang karakter yang dituntut islam dari seorang amir.
6.2       Kucai gemetar mendengar penjelasan Bu Mus.
6.3       Kucai berdiri dan berdalih secara diplomatis.
6.4       Kesepuluh siswa menulis nama untuk dijadikan ketua kelas baru.
6.5       Bu Mus membacakan gulungan-gulungan kertas.
6.6       Kucai terpilih kembali menajdi ketua kelas.
6.7       Bu Mus menghampiri Kucai dan bercerita sedikit.
7.      Di ruang kelas SD Muhammadiyah
7.1       Trapani bercerita tentang buku “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” karya Buya Hamka.
7.2       A Kiong berkomentar mengenai cerita Trapani.
7.3       Sahara menyalak komentar A Kiong.
7.4       Harun mengacungkan tangan dan bertanya kapan libur lebaran.
7.5       Borek bercerita kepada tokoh Aku.
8.      Di ruangan bekas gardu listrik, belakang sekolah
8.1       Borek menyuruh tokoh Aku untuk membuka baju.
8.2       Borek menekan bola tenis ke dada tokoh Aku.
9.      Di rumah tokoh Aku
9.1       Ibu tokoh Aku bertanya mengenai tanda bulat merah kehitam-hitaman di dada tokoh Aku.
9.2       Tokoh Aku menceritakan kejadian yang dilakukannya bersama Borek di belakang sekolah.
9.3       Ibu tokoh Aku bercerita tentang macam-macam gila.
10.  Di ruang kelas
10.1     Lintang terlambat masuk kelas.
10.2     Ibu Mus memberi pertanyaan dihari pertama masuk murid kelas dua.
10.3     Ibu Mus meminta A Kiong ke depan kelas untuk menyanyikan sebuah lagu.
10.4     Tokoh Aku bercerita bahwa ia, Lintang, Samson (Borek), Sahara, dan Syahdan sibuk dengan dirinya masing-masing sedang Mahar menyimak.
10.5     Ibu Mus menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menahan, menahan katuk dan tawa mendengar lolongan A-Kiong.
10.6     Tokoh Aku dimarahi karena menyanyikan lagu potong bebek angsa.
10.7     Ibu Mus tertawa terpingkal-pingkal mendengar nyanyian tokoh Aku.
10.8     Samson menyanyikan lagu berjudul Teguh Kukan Berlapis Baja karya C. Simanjutak
10.9     Mahar ditunjuk Bu Mus untuk menyanyikan lagu sambil menunggu azan dhuhur.
11.  Di sebuah jalan
11.1     Lintang bercerita bahwa ia dihadang seekor buaya besar ketika hendak berangkat sekolah.
11.2     Lintang bercerita ia bertemu Bodega yang dapat menaklukkan buaya.
12.  Di lapangan basket sekolah nasional
12.1     Warga kampung berduyun-duyun menuju lapangan basket sekolah nasional.
13.  Di depan kelas
13.1     Lintang menyanyikan lagu Padamu Negeri di depan kelas.
14.  Di rumah panggung Lintang
14.1     Ayah Lintang menyelinap meloncat dari rumah.
14.2     Ayah Lintang pergi ke kantor desa.
14.3     Ayah Lintang meminta bantuan membantu menjawab pertanyaan Lintang.
14.4     Ayah Lintang berlari secepat kilat menyelinap ke dalam rumah.
14.5     Ayah Lintang menemui Lintang.
15.  Di tambang hitam
15.1     Samson dengan gugup melemparkan sesuatu.
16.  Di suatu tempat di Pulau Balitong
16.1     Orang-orang sedang main ski secara manual karena ditarik dengan tenaga manusia.
16.2     Syahdan terjatuh.
16.3     Orang-orang mendekati Syahdan dan mengerubunginya.
16.4     Orang-orang ketakutan melihat wajah Syahdan pucat dan sudah tak bernafas.
16.5     Tokoh Aku dan teman-temannya mengangkat tubuh Syahdan.
16.6     Syahdan terbangun saat diangkat oleh teman-temannya.
16.7     Syahdan berpura-pura meninggal dengan menahan nafas.
16.8     Syahdan dilemparkan ke jalan oleh teman-temannya.
16.9     Alam memberikan pesta di musim hujan bagi anak-anak malayu di Pulau Balitong.
17.  Di toko kumuh pasar ikan yang becek
17.1     Tokoh Aku mencium bau yang memuakkan.
18.  Di jalan menuju toko Sinar Harapan
18.1     Tokoh Aku dan Syahdan saling berganti posisi pembonceng sepeda.
18.2     Tokoh Aku mendeskripsikan yang ia lihat dalam perjalanan.
19.  Di toko Sinar Harapan
19.1     Tokoh Aku melihat dan mendengar percakapan antara A.Miauw dan Bang Sad.
19.2     Tokoh Aku melihat tangan indah dan halus yang keluar dari sebuah lubang sambil memberikan sekotak kapur.
19.3     Tokoh Aku mendeskripsikan keindahan tangan halus yang dilihatnya.
19.4     Tokoh Aku mengucapkan “kamsia” namun nona pemilik tangan indah dan halus itu hanya diam.
19.5     Tokoh yang bertangan indah dan halus itu menjatuhkan kotak kapur yang belum diterima tokoh Aku.
19.6     Wajah tokoh Aku hampir bersentuhan dengan wajah nona pemilik tangan indah dan mulus.
19.7     Tokoh Aku mendeskripsikan ciri-ciri nona bertangan indah dan halus.
20.  Di kelas
20.1     Tokoh aku menarasikan karnaval yang selama ini terjadi.
20.2     Tokoh Aku melihat Mahar diam.
20.3     Tokoh Aku mendeskripsikan hal yang dilakukan Mahar.
20.4     Terjadi percakapan antara Mahar dan murid dalam kelas.
20.5     Tokoh Aku mengatakan bahwa kalung Mahar adalah sentral ide.
21.  Di sepanjang jalan tempat karnaval berlangsung.
21.1     Tokoh Aku mendeskripsikan hal-hal yang terjadi di karnaval.
21.2     Orang-orang melihat penampilan SD Muhammadiyah dengan antusias.
21.3     Seluruh anggota SD Muhammadiyah merasa kegatalan.
21.4     Penonton memberikan tepuk tangan selama 7 menit.
21.5     Sekolah SD Muhammadiyah mendapatkan trofi.
22.  Di dalam kelas
22.1     Tokoh Aku merasakan rasa rindu pada nona bertangan indah dan halus.
22.2     Tokoh Aku mengajukan diri  untuk membeli kapur.
23.  Di toko Sinar Harapan
23.1     Tokoh Aku berdiri di depan lubang kecil yang mengeluarkan tangan indah dan halus.
23.2     Tokoh Aku meminta Syahdan mencari informasi tentang nona bertangan indah dan halus.
24.  Di Masjid Al-Hikmah
24.1     Tokoh Aku bercakap-cakap dengan Syahdan.
24.2     Tokoh Aku terkejut saat mengetahui nona bertangan indah dan halus itu adalah sepupu A Kiong teman sekelas mereka.
25.  Di kebun bunga sekolah
25.1     Syadan dan tokoh Aku menggiring A Kiong ke kebun bunga.
25.2     Tokoh Aku menitipkan surat untuk A Ling nona bertangan indah dan halus kepada A Kiong.
25.3     Puisi-puisi cinta tokoh Aku mengalir deras kepada A Ling melalui A Kiong.
25.4     A Ling menyapa tokoh Aku.
26.  Di rumah tokoh Aku
26.1     Tukang pos membawakan surat yang diberikan untuk tokoh Aku.
26.2     Tokoh Aku mendapat surat dari A Ling.
27.  Di Masjid Al Hikmah
27.1     Para sisawa SD Muhammadiyah menginap di Masjid Al Hikmah.
28.  Di perjalanan menuju puncak gunung Selumar
28.1      Para siswa SD Muhammadiyah mendaki gunung Selumar.
28.2     Tokoh Aku mendeskripsikan pemandangan gunung Selumar.
28.3     Mahar berceita dongeng.
28.4     Tokoh Aku membuat sebuah puisi untuk A Ling.
29.  Di toko Sinar Harapan
29.1     Tokoh Aku menyiapkan hadiah untuk A Ling.
29.2     Tokoh Aku melihat tangan yang keluar dari lubang kecil yang biasanya memunculkan tangan A Ling tapi saat ini yang keluar bukan tangan A Ling.
29.3     A Miauw mengatakan pada tokoh Aku bahwa A Ling sudah pergi ke Jakarta dan memberikan barang yang dititipkan A Ling untuk tokoh aku.
30.  Di puncak Gunung Samak
30.1     Tokoh Aku mendeskripsikan suasana yang ada.
31.  Di rumah tokoh Aku
31.1     Tokoh Aku merasa kesepian dengan perginya A Ling.
31.2     Syahdan, Mahar dan A Kiong datang menjenguk tokoh aku.
32.  Di sebuah kampung di Pulau Belitong
32.1     Warga kampung heboh karena Flo si anak Gedong hilang.
32.2     Bapak, Iibu, dan saudara-saudara Flo berulangkali pingsan.
33.  Di Sungai Buta , sisi utara Gunung Selumar
33.1     Flo tersesat di Sungai Buta.
33.2     Tokoh Aku mendeskripsikan tentang Tok Bayan Tula.
33.3     Mahar, tokoh Aku, dan Syahdan pergi ke tempat Tok Bayan Tula.
33.4     Mahar menemukan pesan dari Tok Bayan Tula.
33.5     Mahar, tokoh Aku, dan Syahdan berhasil menemukan Flo.
34.  Di sekolah
34.1     Tokoh Aku kehujannan.
34.2     Tokoh Aku sedih karena cintanya kandas.
35.  Dirumah
35.1     Tokoh Aku membaca buku Herriot.
35.2     Herriot menceritakan tentang Edensor.
35.3     Tokoh Aku bermimpi ke Edensor.
36.  Di kelas
36.1     Bu Mus bertanya pada Mahar.
36.2     Mahar menjawab panjang lebar.
36.3     Bu Mus memarahi Mahar.
36.4     Mahar menyinggung Bu Mus.
36.5     Bu Mus meninggalkan kelas.
36.6     Sahara dan Kucai memarahi Mahar.
36.7     Bu Mus masuk kelas.
36.8     Datang bapak dan anak perempuan muda.
36.9     Anak pindahan dari sekolah PN.
36.10 Flo memperkenalkan diri.
36.11 Bu Mus menyambut Flo.
36.12 Flo meminta duduk di samping Mahar.
36.13 Flo menunjukkan isi tasnya.
36.14 Flo dan Mahar sangat dekat.
36.15 Flo dan Mahar menemukan hal baru.
36.16 Flo dan Mahar membentuk organisasi rahasia.
36.17 Tokoh Aku menjadi sekretaris organisasi rahasia Flo dan Mahar.
37.  Di tempat Lomba
37.1     Tokoh Aku, Lintang, dan Sahara mengikuti lomba.
37.2     Muhammdiyah melawan sekolah PN.
37.3     Tokoh Aku tak percaya diri.
37.4     Juri datang.
37.5     Lomba dimulai.
37.6     Juri memberi pertanyaan.
37.7     Lintang menjawab.
37.8     Pak Zulfikar mengkritik jawaban Lintang.
37.9     Lintang beragumen.
37.10 Pak Zulfikar diam.
37.11 SD Muhammadiyah memenangkan lomba.
38.  Di Bilitong
38.1     Mahar dan Flo membuat organisasi rahasia.
38.2     Organisasi Socientiet de Limpai.
38.3     Mahar dan Flo menjadi ketua.
38.4     Tokoh Aku menjadi sekretaris.
38.5     Ada sembilan anggota socientiet.
39.  Di hutan Genting Apit
39.1     Socientiet melakukan misi pertama.
39.2     Socientiet memasang alat elektronik pada cabang pohon.
39.3     Hutan Genting menjadi laboratorium alam Socientiet.
40.  Di kuburan keramat
40.1     Socientiet mencari benda magis pusaka.
40.2     Socientiet menunggu munculnya makhluk halus.
41.  Di dekat pohon Jemang angker
41.1     Socientiet melakukan riset.
41.2     Socientiet mengendap-endap
42.  Di Gua Ambar
42.1     Socientiet mencari informasi
43.   Di kelas
43.1     Mahar dan Flo bercerita pada teman-temannya.
43.2     Nilai Flo dan Mahar merosot.
43.3     Mahar dan Flo tidak naik kelas.
43.4     Ayah Flo meminta agar anaknya kembali ke sekolah PN.
43.5     Ayah Flo meminta tolong pada guru Frischa dan pria flamboyanFlo tetap tidak ingin pindah dari Muhammadiyah.
43.6     Mahar mendapatkan ide.
43.7     Mahar dan Flo mencari jalan keluar.
43.8     Socientiet berencana pergi ke Pulau Lanun.
44.  Di Pelabuhan
44.1     Socientiet bernegoisasi dengan nakhoda.
45.  Di Lautan
45.1     Cuaca cerah di lautan.
45.2     Cuaca berubah. Ombak menerjang.
45.3     Penumpang panik.
45.4     Tokoh Aku dan teman-temannya berpegangan tangan dan berdoa kepada Tuhan.
45.5     Ombak mulai tenang.
45.6     Nakhoda meninjuk arah depan dan berteriak.
46.  Di Pulau Lanun
46.1     Sampai di Gua rumah Tuk Bayan Tula.
46.2     Tokoh Aku merasa takut.
46.3     Socientiet dikejutkan engan kedatangan Tuk Bayan Tula.
46.4     Mahar dan Flo meminta agar lulus ujuan.
46.5     Tuk memberi segulung kertas.
47.  Di kelas
47.1     Mahar dan Flo sangat senang.
48.  Di luar kelas
48.1     Mahar berpidato.
48.2     Mahar dan Flo membuka gulungan.
49.  Di bawah Pohon Filicium
49.1     Kesembilan anak itu berdebat dengan Samson mengenai film Pulau Putri.
50.  Di MPB
50.1     Kesepuluh anak itu ketakutan karena mereka tidak mengerti bahwa film Pulau Putri tersebut adalah film genre horror.
51.  Di kelas
51.1     Kesembilan anak itu masih memperdebatkan tentang adegan dalam film Putri Pulau tersebut.
51.2     Dua hari Lintang tidak bertemu dengan teman – temannya menciptakan pertanyaan yang beragam.
51.3     Empat hari sejak menghilangnya Lintang, teman-temannya merasakan kehilangan dan cemas. Dan mengatakan kerinduannya terhadap lintang tersebut.
51.4     Kelas menjadi sepi dikarenakan ketidakhadirannya lintang dan jawaban-jawaban cerdasnya, suasana kelas menjadi semakin hening dan sepi.
51.5     Beberapa hari setelahnya muncul seorang pria tua membawakan surat kepada Bu Mus. Isi dari surat tersebut adalah “ayahku telah meninggal, besok aku akan kesekolah” Lintang.
51.6     Dikarenakan kondisi keuangan yang kurang mencukupi, empat bulan sebelum kelulusan SMP. Lintang pergi dari sekolah tempat ia dimana menimba ilmu selama hampir sembilan tahun.
51.7     Ketika datang keesokan harinya, wajah lintang tampak hampa putus asa terhadap keputusan keluar dari sekolah tersebut. Merekasemua saling berisak tangis dan tidak sanggup menghadapi permasalahan tersebut, begitu juga bu Mus.
52.  Di sebuah tempat di Pulau Balitong
52.1     Pasangan pria dan wanita menghampiriku.Wanita itu marah kepadaku karena surat restitusi bea masuk lukisan dari luar negeri yang dikirim oleh kantor Duane terlambat ia terima. Semua ini kesalahanku karena aku lalai dalam mensortir surat tersebut.
52.2     Dalam jangka satu minggu ini, telah tiga kesalahan yang aku perbuat. Aku seorang manusia, overload dengan beban pekerjaanku.
52.3     Pagi sekali, seorang madam menghampiriku dan memarahiku. “ Hoe vaak moet ik je dat nog zeggen”.
52.4     Perginya madam, rencana yang telah aku buat selama bertahun –tahun tidak menjadi apa apa. Menjadi penulis bukan, pemain bulu tangkispun juga bukan. Hanya bisa menjadi tukang sortir surat.
52.5     Pada suatu dini hari, ketika hujan deras, aku menumpuk empat bendel master tulisanku beserta enam buah disket. Aku ikat dan beri pemberat dan aku lari kejembatan semper kemudian aku membuang tulisanku di sungai ciliwung tersebut.
52.6     Aku melarikan diri disebuah desa cantik, yang belasan tahun lalu aku kenal daerah ini. Aku memanggil tempat ini Edensor.
52.7     Tokoh “Aku” berdoa kepada tuhan untuk memberikannya pekerjaan apapun selain menjadi tukang pos. Baginya tukang pos bukannya perkerjaan yang bagus.
52.8     Eryn Resvaldya Novella, satu satunya hiburan dalam kehidupanku.  Melihatnya setelah lelah seharian bekerja membuat penatku tiba – tiba hilang begitu saja.
52.9     Ayah Eryn terkena PHK. Membuatku ingat akan sosok lintang. “Aku” berharap bisa membantunya untuk membiayai kuliahnya.
52.10 Eryn sedang menunggu jawaban atas proposal skripsinya yang berulang kali. Karena dari semua proposal yang ia lampirkan. Tidak ada satupun yang layak untuk disidang dalam skripsi tersebut.
52.11 Eryn mendapatkan judul untuk skripsinya.Namun, terkendala kasus yang ingin ia amati. Suatu hari “Aku” menemukan surat ditujukan kepada Eryn. Surat tersebut tertulis dari salah satu staf di Rumah Sakit Jiwa Sungai Liat.
53.  Di Rumah Sakit Jiwa Sungai Liat
53.1     Sungai Liat, disana ia memintaku menemaninya dalam penelitiannya tersebut. Zaal batu, itu nama yang orang belitong beri kepada rumah sakit jiwa sungai liat tersebut. Sekalian aku pulang kampung.                 
53.2     Sore itu Ketika kami tiba di Zaal Batu. Suara Adzan ashar bersautan sautan lalu sepi yang mencekam. Memasuki Gedung tua berwarna putih. Melewati selasar panjang belantai ubin tua berwarna coklat yang bermotif jajaran genjang simetris.
53.3     Mereka bertemu dengan perawat, kemudian perawat tersebut mengantarkan mereka keruang staf rumah sakit tersebut. Eryn. Aku melihatnya tak berani jauh dari perawat tersebut.
53.4     Melewati ruang ruang pasien tersebut. Tokoh “Aku” Merasa kasihan dengan mereka sendiri, terlebih – lebih merasa kasihan dengan dirinya sendiri.
53.5     Berada disebuah ruangan baru. Mereka bertemu dengan seorang pria berusia enam puluh tahun. Beliau mendekat dan tersenyum. Profesor Yan namanya.
53.6     Profesor Yan menjelaskan”Mother Complex”  yang diderita pasiennya. Hampir lebih dari enam tahun ia dan ibunya berada dalam rumah sakit jiwa tersebut.
53.7     Profesor Yan membimbing kami menyusuri lorong hingga berada didepan sebuah pintu paling ujung di bangunan rumah sakit tua tersebut.
53.8     Beliau membukakan pintu tersebut. Namun, Tokoh “Aku” ragu apakah dirinya harus ikut masuk bertemu dengan pasien yang dijelaskan prof. Yan atau memilih tinggal menunggu diluar ruangan. Namun Profesor terlanjur membukakan pintu.
53.9     Mereka bertemu dengan pasangan ibu dan anak yang mengalami gangguan mental yang hebat. Mereka seakan memelas, momohon agar diselamatkan.          
53.10 Eryn melakukan wawancara pendahuluan selama kurang lebih satu setengah jam kepada kedua pasien malang itu.
53.11 Setelah wawancara tersebut selesai. Aku berpamitan kepada pasangan ibu dan anak tersebut.
53.12 Ketika “Aku” menuju untuk menutup pintu. Terdengar “Tokoh Aku” dari arah belakang. Sentak Prof Yan, Eryn, Suster, dan akupun menoleh kebelakang dan mencari dari mana asal suara itu berasal.
53.13 Suara itu berasal dari pasangan ibu dan anak tadi.Karena sosoknya hampir tidak bisa dikenali lagi. Tokoh aku kesulitan mencari tahu siapa mereka. Ternyata yang memanggilnya adalah Teman kecilnya sewaktu SD. Trapani dan Ibunya.
54.  Di toko Sinar Harapan
54.1     Toko Sinar Harapan tak banyak berubah, masih sama seperti dulu. Di toko tersebut ada seorang pria berbadan kekar dengan wajahnya ramahnya. Dia salah satu penjaga dari toko tersebut.
54.2     Aku kembali ketoko Sinar Harapan. Disana aku mengingat kenangan yang dimilikinya dengan toko ini.
54.3     Terlepas dari tempat yang begitu banyak kenangannya. Aku tumbuh di bogor dengan titik terendah.
54.4     Seminggu setelah bukuku kulempar disungai. Aku membaca pengumuman beasiswa pendidikan lanjutan sekolah asing.
54.5     Tokoh aku kemudian menyusun rencana-C. Yaitu ingin melanjutkan sekolahnya.
54.6     Tokoh aku bertekad untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Baginya beasiswa itu adalah tiket untuk meninggalkan kehidupannya yang lama. Sebagai tukang sortir di kantor.
54.7     Tes demi tes telah dilalui tokoh aku hingga pada tes terahkir yang berupa wawancara. Seorang mantan menteri yang gemar merokok yang menjadi penanyaku.
54.8     Setelah melihat resumeku, ia tertarik dengan resumeku. Dan ia tertarik juga dengan penelitianku
54.9     Tokoh aku bercerita tentang temannya bernama A-Kiong yang  memeluk agama islam dan mengganti namanya dengan Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman.
54.10 Tokoh Gufron yang menikah dengan sahara serta membuka sebuah toko kelontong yang bernama Sinar Perkasa dan dibantu oleh seorang kuli yang bernama Samson.
55.  Di rumah tokoh Aku
55.1     Sesampainya dirumah ia bertemu dengan ibunya dan pergi melihat proyek disana.
56.  Di tempat pembuatan proyek
56.1     Ditempat proyek tersebut ia bertemu dengan teman lamanya. Lintang. Kini lintang seorang supir kelas bawa, yang kesehariannya tidak pernah tercukupi.
57.  Di tempat peluncuran novel Mahar
57.1     Mahar Alhan bin Jumadi ahlan, sahabat lamaku yang lebih dikenal dengan Mahar. Meluncurkan bukunya hari ini, novel tentang persahabatan yang sama indah.
57.2     Selain diriku, ada Nurzaman, Bu Mus, Pak Harfan, serta Kucai yang hadir dalam peluncuran novel milik Mahar tersebut.
57.3     Setelah acara peluncuran buku. Mereka mengunjungi ibu Tokoh Aku untuk bersilahturahmi.
57.4     Mereka juga bertemu dengan trapani. Bekas pasien rumah sakit jiwa yang sudah boleh diijinkan pulang oleh profesor Yan. Keadaannya membaik setelah bertemu dengan Tokoh Aku.
58.  Di rumah tokoh Aku
58.1     Mereka menanyakan kabar Tokoh Aku. Ibu Tokoh Aku pun menjawab dengan keramahan, dan tak jarang ia berkata rindu terhadap anaknya Tokoh Aku.
58.2     Disana mereka membuka surat dari ical yang isinya sebuah foto ical dengan kegiatan mahasiswa disana. Dalam foto itu ia berpose dengan ciri khas “Gothic”
58.3     Ibunya sempat geram melihat ical yang berdandan tak karuan seperti itu, dan mahar dan yang lain pun ketakutan ketika ibu ical mengepalkan tangannya serta mengacungkan pisau antip miliknya.
58.4     Pendapatku adalah wajahnya itu persis benar dengan wajah orang yang sama sekali tidak pernah shalat. Kata Kucai. Semua menjadi tertawa terbahak tidak karuan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

  1. Latar
A.    Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan.Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.   
-          Di sekolah
seluruh hadirin terperanjat karena trapani berteriak smabil menunjuk kepinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu “ (LP, 2006 : 6)

-          Di bawah pohon
“kucai mengangkangi dahan tertinggi, sedangkan sahara, satu-satunya betina dalam kawanan itu ,bersilnang kaki di atas dahan terendah “ (LP, 2006 : 159)

-          Di gua
“ kami terus merambah masuk sampai beratus-ratus meter tapi tak menemukan tanda-tanda gua itu akan berakhir “(LP, 2006 : 396)



-          Di rumah
“kotak kapur yang ada tulisan pesang Aling itu kusimpan dikamarku seperti benda koleksi yang bernilai tinggi “ (LP, 2006 : 258)

  1. Suasana
-          Menyenangkan
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
“Ketika lintang mengangkat tinggi-tinggi trofi besar kemenangan”( LP, 2006 : 384)

-          Menegangkan
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tua yang menunggu untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.
“suasana kelas menjadi tegang, kami harap mahar segera meminta maaf dan menyatakan pertobatan tapi sungguh sial, ia malah menjawab dengan nada bantahan”( LP, 2006 : 351)

-          Menyedihkan
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal, teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.
“aku tak sanggup menatap wajah nya yang pilu  dan kesedihanku yang mengharu biru telah mencurahkan habis air mataku, tak dapat aku tahan tahan sekuat apapun aku berusaha “ (LP, 2006 : 433)

  1. Waktu      
-          Pagi hari
“bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakan  “ (LP, 2006 : 14)             



-          Sore hari
“situasi makin kacau ketika sore itu berita kunjungan burung pelintang menyebar ke kampong dan beberapa nelayan batal melaut”  (LP, 2006 : 187)

-          Malam hari
"malam ini kami menginapdi masjid al-hikmah karena subuh nanti kami mempunyai acara seru ,yaitu naik gunung “ (LP, 2006 : 285)

  1.  Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh‘aku’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.

  1. Gaya Bahasa
Penulis memakai gaya bahasa campuran Karena penulis masih memakai bahasa-bahasa asing (memakai kata serapan)
Kutipan Novel:
“Papilio blumei, kupu-kupu tropis yang menawan berwarna hitam bergaris biru-biru itu mengunjungi pucuk ficilium” (LP, 2006 : 157 )

  1. Amanat
a.       Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa).
b.      Jauhi sifat pesimis.
c.       Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap pendidikan.
d.      Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa).
e.       hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
f.       Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.
g.      Hidup ini dapat kita lalui dengan bahagia apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan



IV.    Unsur Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi
Unsur-unsur yang terdapat dalam novel  Laskar Pelangi dipengaruhi oleh latar belakang yang cukup banyak, yakni:
1.      Latar Belakang Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel. Apalagi novel “Laskar Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata benar-benar dijadikannya latar tempat bagi penulisan novelnya.
2.    Latar Belakang Sosial dan Budaya
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.
3.    Latar Belakang Religi (agama)
Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.
4.     Latar Belakang Ekonomi
Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat termarginalkan di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari kacamata masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal sumber daya alamnya tinggi.

5.    Latar Belakang Pendidikan
Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang diselipkan di antara ceritanya.  Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.


BAB  III
PENUTUP

Simpulan
Dari novel yang dibuat oleh Andre Hirata ini, memberikan beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha.
Novel ini memberikan amanat yang sangat banyak dan mampu dijadikan sebagai pedoman yang dapat ditiru dikehidupan saat ini.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. alfianjaelani.blogspot.com diakses pada 24 Mei pukul 11.19 WIB. Online
Anonim. awulans.wordpress.com diakses pada 23 Mei pukul 6.10 WIB. Online
Depdik. novel kbbi.web.id diakses pada 23 Mei 2015 pukul 6.29 WIB. Online.
Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar