Rabu, 29 Maret 2017

Review Drakor: Tomorrow With You

Maret 29, 2017 0 Comments
Network: TVN
Genre: Romance, Fantasy
Sutradara: Yoo Je Won
Penulis naskah: Heo Seung Hye
Jadwal tayang: Jumat dan Sabtu pukul 20.00 KST
Jumlah episode: 16
Tanggal rilis: 3 Februari - 25 Maret 2017
My rating: 9/10
Cast:
 
Yuhuuuu~~
Akhirnya tiba saatnya saya me-review favorit saya ini ya haha. Drama yang memang sudah saya tunggu-tunggu sedari awal ketika lihat teaser bahwa Shin Min Ah yang akan menjadi heroine! Berhubung saya selalu suka drama eonni itu alhasil saya jadi menanti dramanya selanjutnya.

Oke, drama ini bercerita mengenai Yo So Joon yang memiliki kekuatan untuk pergi ke masa depan melalui kereta. Suatu saat ia tidak bisa pergi ke 25 desember 2019, ia mencari tahu kenapa dan akhirnya ia mengetahui bahwa ia akan mati pada tanggal itu. Mati dengan seorang wanita bernama Song Ma Rin. Ia yang penasaran kenapa wanita yang ia tolong itu mati bersamanya akhirnya mendekati wanita itu. Ahjussi yang memiliki kekuatan seperti Yo So Joon juga mengatakan bahwa ia bisa menyelamatkan anaknya dari kematian ketika anaknya menikah, akhirnya So Joon memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Ma Rin dan menikah 3 bulan setelahnya.

Song Ma Rin tidak mengetahui kekuatan yang dimiliki So Joon bahkan setelah mereka menikah, banyak sekali masalah yang terjadi di antara mereka sampai membuat keduanya frustasi. So Joon tetap menyembunyikan kekuatannya dari Ma Rin, ia selalu mencari tahu ke masa depan ketika ia mendapatkan masalah dengan Ma Rin dan masalah-masalah yang lainnya. Masalah yang ada dalam drama ini benar-benar sangat complicated. Masalah yang sebenarnya biasa terjadi untuk pasangan baru menikah yang sebenarnya belum terlalu kenal. Lalu semkain runyam ketika So Joon mengetahui ia menghilang di masa datang, ia percaya bahwa ia bukan orang yang akan meninggalkan Ma Rin. Ia sudah benar-benar jatuh hati dengan Ma Rin, baginya Ma Rin adalah satu-satunya hal yang ada di hidupnya.

Sampai ketika Ma Rin benar-benar marah kepada So Joon, akhirnya ia mengakui bahwa ia adalah time traveler. Ma Rin tentu tidak percaya, menganggap So Joon hanya bercanda. Namun, akhirnya Ma Rin mempercayainya dan hubungan mereka menjadi lebih dekat. Mereka benar-benar pasangan yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain.

Klimaks dalam drama ini dimulai ketika ayah dari sahabat So Joon meninggal. Polisi tidak menemukan hal-hal janggal dari kematian ayah sahabatnya itu, tapi So Joon yakin bahwa ini adalah pembunuhan. Ia sudah berusaha menghentikan kematian itu dengan mengatakan kepada Ma Rin, lalu membelikan tiket ke Jepang untuk mengantarkan sahabatnya tapi kematian tetap terjadi hanya tempatnya saja yang berbeda.

Dalang dari kematian tersebut adalah direktur di perusahaan So Joon, ia melakukan korupsi dan ayah sahabatnya itu adalah saksi salah satu usaha korupsinya. Direktur itu melakukan dua pembunuhan dalam drama ini, ia juga akhirnya mengetahui bahwa So Joon adalah time traveler ketika tiba-tiba So Joon menghilang di kereta ketika berhadapan dengannya.

Direktur itu adalah sumber mengapa So Joon menghilang di masa datang. Ia menculik Ma Rin dan membuatnya naik kereta bersamanya. Tanggal itu adalah tanggal dimana seharusnya ia tidak datang ke kereta karena ia telah mengetahui, ia pernah naik kereta itu dan ketahuan dengan So Joon pada masa itu. Tapi ia berencana menyerahkan direktur itu ke polisi. Terjadi pertengkaran sengit antara keduanya, sampai akhirnya So Joon tertusuk pisau yang dibawa direktur. So Joon menghilang.

Itulah alasan sebenarnya So Joon menghilang di masa datang, ia bukan melarikan diri melainkan ia menghilang di kereta. Setelah So Joon menghilang, teka-teki yang ada dalam drama ini akhirnya terjawab. Mengapa Ma Rin pada masa depan meminta So Joon meninggalkannya adalah agar So Joon tidak menghilang. Mengapa Ki Dong—sahabatnya— mengatakan padanya untuk meninggalkan Ma Rin adalah karena Ma Rin yang meminta demikian.

Penyelesaian dari drama ini yakni So Joon ditemukan di tahun 2022. Tiga tahun setelah Ma Rin meninggal. Melewati waktu kematiannya yang sebenarnya, hal yang paling ia inginkan dulu sebelum ia menikahi Ma Rin. Ia berusaha untuk kembali pada masa lalu, ia ingin menghentikan kematian Ma Rin. Ia berusaha setiap hari namun selalu gagal, sampai akhirnya satu hari sebelum Ma Rin meninggal akhirnya ia kembali. Bertemu dengan Ma Rin, wanita yang sangat ia cintai.

Hari Ma Rin meninggal akhirnya benar-benar terjadi namun digagalkan oleh ahjussi time traveler yang sesungguhnya adalah ayah Ma Rin. Ia menghentikan kematian Ma Rin dengan membuatnya yang meninggal. Ma Rin dan So Joon selamat. Mereka menjalani kehidupan pasca itu seperti biasa.
Akhir cerita adalah kebersamaan Ma Rin dan So Joon setelah 3 tahun hari itu, tahun 2022. Mereka justru menjadi pasangan yang tetap saja saling bertengkar tapi tidak bertahan lama karena So Joon akhirnya selalu meminta maaf setelah So Joon mendapatkan email yang Ma Rin kiriman padanya pada waktu 2 tahun So Joon menghilang.

Drama ini memang menjadi drama yang termasuk favorit saya dari sekian banyak drama yang sudah saya tonton, kenapa? karena drama ini punya kemisteriusan yang membuat saya penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya memberikan rating 9/10 disini adalah sesungguhnya adalah karena ending drama ini yang tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan, bukan karena saya berharap mereka tidak bertemu tapi karena saya rasa ending-nya kurang pas. Terkesan ditambahi gitu agar pas 1 jam haha, menurut saya andai berhenti ketika Ma Rin dan So Joon diselamatkan oleh ayah Ma Rin itu cukup menjadi ending. Ya, sekalipun bakal ngegantung tapi saya rasa itu cukup daripada ending aslinya hahaha.

Akhir kata hmmmm drama ini rekomendasi banget!! Salah satu drama yang sepertinya bisa saya ulang-ulang berulang kali haha. Drama yang jelas punya warning baper alert! hahaha

Okay, that’s all~~
See ya on the next review~~

Thanks ^^

Review Tempat Makan: Bebek Kondang Klampis Surabaya

Maret 29, 2017 0 Comments
Nama makanan: Bebek Kondang
Harga: 18.000
Alamat: Jl. Klampis Jaya No.47, Klampis Ngasen, Sukolilo, Surabaya 90117 (well, saya mohon maaf sebenarnya ini alamat Bakso  Kepala Sapi di depannya karena saya tidak menemukan alamat aslinya. Alamat aslinya tepat di belakang Bakso Kepala Sapi kok)
Jadwal buka: (sepertinya sih malam hari hehe, maafkan tidak tahu pasti. saya kesana jam 9-an dan masih buka)
My rating: 7/10

Hallo hallo~~
Ah, ketemu lagi di-review sayaaa~
Nah, kali ini untuk pertama kalinya saya bakal me-review makanan hehe. Tepatnya sih makanan yang saya coba sabtu lalu (25/03/17). Nama makanannya adalah “Bebek Kondang” sama dengan nama tempat makannya.

Sejujurnya sih saya nggak paham kenapa namanya Bebek Kondang, memang sih bahannya bebek tapi kondang? Ya kali bebek kondangan kan, ya? Hahaha. Well, saya juga tidak berminat untuk mencari tahu sih ya, haha

Bebek Kondang ini jelas suatu makanan yang saya rekomendasikan banget untuk yang cari makanan mengenyangkan, suka gurih-gurih, dan suka sambal mangga! Yap! Bebek Kondang memang sukses memadukan itu semua. Bebeknya digoreng sampai bener-bener empuk bahkan tulang rawan atau tulang kecil-kecil bisa dimakan (misal gak suka krikit-krikit abaikan yah haha). Bumbunya gurih banget sampe ke tulang-tulangnya juga, bumbunya benar-benar kerasa banget, bumbunya serasa seperti taburan kriuk-kriuk krispi dalam ukuran lebih kecil dibandingkan kremes-kremes. Lalu ada juga lalapannya yang terdiri dari kemangi, irisan timun, dan kubis. Untuk sambal, seperti yang saya singgung sebelumnya sambal Bebek Kondang ini pakai sambal mangga dimana sambalnya diletakkan diatas kubis jadi untuk yang nggak suka sambalnya bisa langsung dioper ke teman hahaha. Sambalnya jelas asem-asem pedes gitulah ya, sejujurnya saya cuma incip-incip karena saya tidak suka tapi melihat teman-teman saya yang menghabiskan sambalnya tampa sisa jadi saya menganggap sambalnya enak banget. Tambahan, nasinya asli banyak! Jadi jelas bakal ngenyangin, saya bahkan menghibahkan nasi ke teman saya haha. Well, ada beberapa orang yang makannya buanyak, kan? Haha.

Secara sederhana sih ya, komposisi Bebek Kondang ini emang bener-bener pas. Sama seperti slogan di spanduk mereka, “Empuk, Gurih, Nikmat” memang benar adanya ya hehe. Empuk bebeknya pas banget dengan gurih bumbunya dan nikmat asem-pedes sambalnya, paduannya bener-bener pas.

Untuk minuman, jangan kuatir. Disini ada banyak minuman yang bisa menemani, ada es teh ukuran biasa, es teh jumbo, air mineral, es jeruk, jeruk anget (dan entah apalagi hehe, menurut saya yang saya sebutin udah minuman yang pas banget bareng bebek haha). Harga minuman—yang saya sebutkan— berkisar antara 3000-6000 saja. Jadi, minimal bawa uang 30.000 sudah cukup untuk makan di tempat ini, 18.000 untuk bebek, 3000-6000 untuk minum, dan 2000 untuk parkir hehe

Lalu, masalah tempat hmmm ya okelah ya menurut saya. Jelas lebih besar dari warung pinggir jalan, tapi juga tidak se-gedhe restoran juga haha. Tempatnya ada di belakang Bakso Kepala Sapi dan Sop Ayam Klaten, bahkan mereka ada di bangunan yang sama. 3 tempat makan mengenyangkan yang saya suka banget, haha. Saya tidak tahu sih itu satu memilik atau ndak, tapi sepertinya mereka bekerja sama. Entahlah. Tempatnya cukup nyaman kalau menurut saya. Dilengkapi wastafel dengan sabun wangi, toilet, dan musholla juga. Lengkaplah ya, cukup untuk tempat berlabuh sehabis main.

Wah sepertinya kok saya benar-benar merekomendasi ya? Padahal rating saya 7 doang haha. Ini sebenarnya tergantung selera, berhubung saya nggak suka sambal mangga otomatis saya coba sedikit jadi nggak bisa benar-benar merasakan rasa sambalnya. Makanya saya memutuskan menurunkan rating saya, laluuuuu berhubung saya ndak suka manis dan es teh jumbo saya kemanisan—bagi saya— alhasil harus saya tambahi air haha dan es batunya juga kurang—lagi-lagi buat saya.

Sepertinya cukup sekian review saya, karena ini udah sukses bikin saya menelan ludah lagi haha. Saya laper sial! Haha. Ah ya, sebelumnya maaf karena foto dibawah tidak ada wujud awal bebek kondangnya karena saya lupa foto.

ini yang saya maksud dengan kriuk-kriuk kecil, ini asli gurih banget

iya, memang cuma bersisa tulang yang besar yang kecil dan tulang rawan sukses saya krikiti haha

upsy, maafkan saya dan teman saya ngeksis hehe

Okay, that’s all~~
See ya on the next review~~


Thanks ^^

Jumat, 24 Maret 2017

Review Film Jepang: Liar and His Lover

Maret 24, 2017 0 Comments

Judul: Liar and His Lover
Network: Fuji TV
Genre: Romance; Drama; Musical
Sutradara: Noihiro Koizumi
Penulis naskah: Kotomi Aoki (manga); Tomoko Yoshida, Noihiro Koizumi
Tanggal rilis: 14 Desember 2013
Durasi: 1 jam, 56 menit, 54 detik (1:56:54)
My rating: 10/10!
Cast:
 



Hey you, whatsuuuup?~~
Oke kembali lagi di-review saya ya, kali ini saya akan meresensi mengenai film yang sepertinya sudah saya tonton lebih dari satu haha. Yap dua kali! Hal ini sebenernya sih niatnya untuk mengingat-ingat karena ada versi k-drama yang baru saya tayang 2 episode—yang asli beda banget dengan versi j-movie. Aiiish salfok.

Hahaha okedeh langsung bahas cerita kali, ya.
Film ini bercerita mengenai dua orang yang mencintai musik. Sang laki-laki, Aki, dia seorang song writer sekaligus mantan bassist Crude Play dan sang perempuan, Riko suka menyanyi dan memiliki suara yang indah. Diawali dengan pertemuan mereka di depan danau—yang entah apa namanya— ketika Aki frustasi karena broke up dengan pacarnya dan Riko memperhatikan Aki yang menyenandungkan apa yang ia rasakan pada saat itu. Riko mendekati Aki, menumpahkan segala sayur-mayur yang ia bawa. Waktu seakan berhenti. Pendek kata mereka terpesona.

Mereka secara cepat memutuskan untuk PDKT haha. Aki tidak menunjukkan siapa dia yang sebenarnya sampai secara cepat pula mereka memulai hubungan. Aki yang awalnya hanya merasa takjub akan Riko akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan gadis itu tepatnya ketika gadis itu mengatakan bahwa ia akan melindungi Aki. Aki sendiri juga bertekad untuk melindungi “musik” Riko.

Dipertengahan film ini, akhirnya muncullah beberapa masalah yang sialan sebenarnya ya haha. Hampir semua masalahnya berhubungan dengan sang CEO, aiiish. Awalnya ia menjadikan Riko dan kedua teman band-nya sebagai alat untuk menantang Aki. Lalu akhirnya band Riko itu diproduseri oleh Shinya Crude Play—pengganti Aki dalam band.

Persoalan selanjutnya adalah Riko yang menyadari bahwa Aki membohonginya, yang fiuh untungnya justru menjadikan film ini berbeda dari kebanyakan. Riko tidak masalah akan kebohongan Aki, karena baginya Aki adalah orang paling jujur yang pernah ia temui. Aki berbicara dari lagu yang ia tulis. Pendek kata, justru karena ini mereka makin sweet hahaha.

3/4 film ini. Disinilah klimaks! Aki dibuat memilih antara cinta atau masa depan Riko sebagai penyanyi. Yah, benar! Dia memilih mengalah. Ia menerima pernyataan bohong yang telah CEO siapkan, yakni ia masih dating dengan mantan pacarnya—yang saya sebut diawal. Ia membohongi Riko dengan menyatakan bahwa berita itu benar adanya. Ia melepas lagu yang ia ciptakan untuk debut Mush&Co—nama band Riko— menjadi lagu sang mantan sialan *ups*. Pendek kata—yang sejujurnya malas saya ucapkan— mereka broke up.

And at the final, penyelesaian masalah disini dimulai dengan Aki yang ketahuan membereskan barang-barang di rumahnya. Ia akan pergi ke London. Riko yang saat itu tidak sengaja mengetahuinya memutuskan mencuri bass keramat Aki di depan mata Aki haha—jujur, ini konyol ngets. Aki akan pergi tepat ketika Mush&Co debut.

Then, teman baik Aki di Crude Play, Shun menelponnya ketika Aki akan pergi. Mengatakan bahwa bass Aki ada padanya dan menyuruhnya untuk datang di tempat Mush&Co debut—yang sudah berakhir. Tentu saja itu hanya bisa-bisanya Shun, ia ingin mempertemukan Aki dan Riko. Mereka bertemu. Menyanyikan lagu yang dicuri Shun dari rumah Aki, lagu yang Aki ciptakan untuk Riko. Bernyanyi bersama. Berdua. Di bawah langit jingga. Sial kurang romantis apa? Haha

Ending-nya Aki tetap memutuskan untuk pergi setelah sebelumnya mengatakan dalam hati bahwa ia tidak pantas untuk Riko.. *lihatgambardibawah*
 
eh tapi bohong—yang bohong bukan saya tapi filmnya serius, tonton aja. Ending yang sebenarnya adalah Aki memilih Riko. Best movie’s scene ending bagi saya adalah film ini, bukan sekadar karena adegannya tapi suasananya. Suasana yang membuat penonton tersenyum lega. Ya, saya akui deh adegan juga. Aki memanggil nama Riko then he… *lihatgambardiatas*

Eh, ada yang tanya kekurangan film ini? Oke, silahkan scroll up dan lihat my rating. 10/10! Jadi, bagi saya film ini tidak ada yang kuraaaaang. Okedeh kalo maksa, kurangnya adalah di-visual eiiiitttss bukan di tokoh utama kok. Saya udah cinta dengan visual pasangan manis-pahit-puitis itu, visual tokoh yang lain. Tapiii kan ya nggak mungkin semua aktor/aktris disebuah film sempurna semua, kan? Hahaha

Sekarang yang ditunggu-tunggu, kelebihaaaan! Buanyaaaak sampai saya bingung harus ngomong apa. Mungkin secara teknis? Strukturalnya? Film ini itu komposisinya pas. Tidak berlebihan. Tidak dibuat-buat. Pembuat penontonnya—saya— masuk ke dalam ceritanya secara fokus! Wah, jarang sekali film yang membuat saya benar-benar fokus loh. Serius. Juarang. Lalu, musikal yang ada difilm ini juga terasa sangat nyata. Saya nggak tau sih itu asli mereka shoot nyanyi langsung atau rekaman tapi pasti rekamanlah yauw. Hal seperti ini yang membuat saya suka j-movie. Musikalnya nyata, sama halnya seperti film Taiyo No Uta yang sukses bikin saya jatuh hati sama YUI.

Oke balik ke kelebihan. Film ini diperankan dengan tokoh utama yang menurut saya pas buanget! Feel-nya dapeeeet banget! Aki diperankan benar-benar seperti orang frustasi, depresi, dan sejenisnya lalu Riko yang diperankan dengan gadis imut-imut cocok banget jadi anak SMA yang penuh dengan kejutan. Cucok!

Ah sudahlah, kalau saya teruskan bisa-bisa post ini akan terlalu panjang karena kelebihan film ini aja haha. Untuk kamu yang membaca post ini gimana pendapatmu? Untuk yang sudah lihat film ini gimana? Setuju dengan saya? Untuk yang belum nonton film ini gimana? Penasaran, kah? Hahaha.

Ah, anyway saya saking sukanya sama film ini sampai screencapture banyaaak banget. Hampir seratus ss, sugoooooii! Silahkan klik link Ã  untuk melihat adegan-adegan favorit saya di-film ini—yang ter-capture karena ada yang nggak ke-capture sebenarnya T.T—

Okay, that’s all~~
See ya on the next review~~
Thanks ^^

Selasa, 21 Maret 2017

Review Kumpulan Cerpen: Hujan, Kopi, dan Cinta | Budianto Sutrisno, dkk

Maret 21, 2017 0 Comments
Penulis: Budianto Sutrisno, dkk (30 besar peserta flash fiction)
Genre: Kumpulan cerita pendek
Penerbit: Inspirator Academy Purwokerto
Cetakan ke-: 1, 2016
Tebal: 188 halaman
ISBN: 978-602-6233-37-0
Tanggal baca: 19-21 Maret 2017
My rating: 3/5

Wuuuu, welcome back to ma review~~
Oke, kali ini saya akan meresensi kumpulan cerpen lagi. Kali ini cerpennya nggak femes jelas, karena pertama diterbitkan di penerbit indie, kedua ditulis oleh banyak orang alias 30 besar peserta lomba flash fiction bertemakan hujan, kopi, dan cinta (sesuai dengan judul kumcer—kumpulan cerita). Well, hal yang membuat saya membacanya adalah saya menjadi bagian dalam buku ini *plokplokplok* #promosimodeon

Oke, karena buku ini adalah buku yang isinya ditulis oleh 30 orang berbeda tentunya tulisannya juga punya karakter yang berbeda-beda. Waktu saya baca sih, hampir separuhnya bercerita tentang patah hati. Mungkin karena perpaduan hujan, kopi, cinta yang membuat teman-teman saya dalam buku ini bercerita demikian ya. Hujan tangis, kopi pahit, cinta pupus. Ya mungkin itu kali ya yang dipikirkan hahaha. Selain patah hati, ada juga yang bercerita dengan pertemuan dua orang setelah sekian lama berpisah, ada juga yang benar-benar berbeda seperti menceritakan tentang masa kecil suram, dan bahkan ada yang sebenernya membuat puisi bukan cerpen menurut saya haha. Entah sih, apa saya yang lupa mungkin kalau lombanya boleh puisi mungkin ya? Saya benar-benar lupa.

Ah ya, cerpen favorit saya di kumpulan cerpen disini adalah urutan ke 7 dengan judul Sepenggal Perjalanan-Hairatunnisa karena menurut saya cerpen ini pahit-puitis, 11 dengan judul Pertemuan Rasa-Indriani Okfri Auralia karena pertemuan dan perpisahan tokoh yang menarik bagi saya, dan 12 dengan judul Petrichor-Atita Suwito karena manis-puitis. Wah, baru sadar saya ketiganya punya tema yang berbeda haha. Oke, sepertinya penulisya harus menghubungi saya jika ingin mengetahui komentar saya tentang cerpen mereka ini hehe. Sudah saya hubungi bukan? Ah, lebih tepatnya ngirim link ding hahaha. Salam kenal, ya >.<

Karena ini buku yang ditulis oleh banyak orang tentu saya akan mengatakan bahwa kekurangan buku ini memiliki kisah yang agak susah disatukan dalam satu buku. Mungkin karena tema yang diangkat tidak spesifik jadi cerita dalam buku ini beragam sekali, ada yang membuat tersenyum, miris, kasihan. Daaan sebenarnya kebanyakan kopi dan hujannya kurang masuk dalam cerita hanya sebagai hiasan—cerpen saya, pun seperti itu haha.

Kelebihan buku ini mungkin bagi para peserta lombanya, yang jelas membuat semuanya semakin semangat menulis karena buku yang dibukukan ini. Lomba cerpen dan cerpen itu dibukukan tentu membuat kita berpikir itu langkah awal untuk menjadi penulis yang sebenarnya, bukan?—oke, saya memang mengatakan dalam prespektif saya.

Yah, saya rasa begitu saja ya. Untuk yang ingin membaca buku ini silahkan hubungi saya nanti saya pinjami (well, jika kamu anak UNAIR dan anak Surabaya atau Sidoarjo, sih) tapii jika ingin membaca karya saya yang ada diurutan kedua dalam buku ini, silahkan klik à http://fasayyidah.blogspot.co.id/2017/03/the-miracle-of-snow.html

Okay, that’s all~~
See ya on the next review~~

Thanks ^^

The Miracle of Snow

Maret 21, 2017 0 Comments
Angin berhembus kencang, menembus celah jaket yang dikenakan Ren. Langit diatasnya mulai keabuan, mungkin sebentar lagi hujan akan mengguyur kota London. Cuaca yang tak pernah bisa ditebak memang selalu membuat tempat ini misterius, ya misterius. Sama seperti…

“Ren!!” seru seorang perempuan di belakangnya. Ren menyerngitkan kening, sudah lama ia tak dipanggil dengan nama itu. “Kamu Ren, kan? Renald Nattariksa?” Tanya perempuan berkacamata hitam yang kini berdiri di hadapan Ren.

“Iya, tapi maaf Anda siapa?”

It’s me! Alea.” Jawab perempuan itu sambil melepas kacamata hitamnya, menyunggingkan senyum hangat.

Ren menatap senyum itu lama, senyum yang memunculkan lesung pipit di pipi kiri perempuan itu. Sudut bibir Ren tertarik ke atas. Ya! Dia ingat perempuan yang berdiri di hadapannya ini. Tak mungkin ia bisa melupakan senyum itu.
Alea tanpa sadar tersenyum, menunjukkan lesung pipit di pipi kirinya ketika membalik lembar demi lembar sketch book di tangannya. Sketsa demi sketsa dirinya tergambar dalam tiap lembar disana. Ia tahu ia cukup terkenal sekolah setelah memenangkan ajang pemilihan model beberapa waktu lalu, tapi ia tak pernah sekalipun merasa disukai seperti saat ini. Ia seakan melayang menatap wajahnya sendiri tergores dengan indahnya di lembar-lembar sketch book itu.

Alea menyentuh simbol salju di sketsa dirinya yang terakhir, sebuah gambar yang selalu ada di setiap sketsa di sketch book itu. Selalu digambar di bagian kiri bawah pada setiap sketsa itu. Tanpa nama. Tanpa inisial. Hanya simbol salju.

BRAAAK…

AAAAA!” seru Alea kaget, ketika tiba-tiba seseorang berjas hujan coklat memasuki lab Biologi tempatnya terjebak akibat hujan lebat yang mengguyur Jakarta.

Sorry!” ujar seseorang itu, ia terlihat sama kagetnya seperti Alea.

“Sumpah lo ngagetin gue banget, Ren!” seru Alea setelah mengenali seseorang itu sebagai Ren, teman satu kelasnya. “Lo cari apa?” tambah Alea, ketika ia melihat Ren memeriksa kolong setiap meja.

Sketch Book.

Sketch Book ini?” Tanya Alea takut-takut, menunjukkan sketch book yang sedari tadi dikaguminya.

Mata Ren melebar, menghampiri Alea yang berdiri kaku beberapa meter di depannya. “Lo lihat isinya?” tanyanya sambil menatap Alea dengan mata elangnya.

Alea menangguk.

“Gue suka gambar dan gue menganggap lo objek yang bagus buat gambaran gue. That’s all. Tolong jangan salah paham, karena bukan lo satu-satunya objek gue....”

What?” Potong Alea, ia tertawa sinis. “Objek lo bilang? THAT’S ALL? Oh my God! Yeah, thanks udah jelasin SEMUA. Gue memang hampir salah paham. Lo memang memilih objek yang bagus.” Lanjutnya, memberikan senyum kecil tanpa memunculkan lesung pipit di pipi kirinya. Memandang nanar mata Ren sekilas, lalu pergi meninggalkan Ren yang masih terpaku di tempatnya berdiri.
Ren memandangi Alea yang duduk di hadapannya, memegang cangkir caramel latte dengan eksta krim di tangannya. Lagi-lagi Ren tersenyum. Menyadari perempuan di hadapannya masih sama seperti yang ia kenal 7 tahun yang lalu.

“Waaah, memang bener ya kata orang. Minum latte waktu hujan itu sebuah nikmat Tuhan. Lo bener-bener mendustakan nikmat dengan minum pahit-pahit kaya begitu, Ren.” Ucap Alea setelah ia meminum kopinya, ia menunjuk cangkir Americano coffee milik Ren.

Ren tertawa. “Cuma cewek yang bilang gitu gue rasa, atau mungkin bahkan cuma lo?”

“Mungkin juga.” Jawab Alea, ia tertawa renyah.

So..?

So? ‘So’ what?”

Apa yang membuat lo di London?”

“Ada beberapa pemotretan gak jelas disini dan mungkin bakal ada undangan buat opening gallery. 
Ya, jika yang mulia Renald Nattariksa berkenan mengundang saya untuk hadir.”

Ren tertawa. “Suatu kehormatan dapat mengundang model kelas dunia di galeri jelek saya.”

“Gue tahu, lo akan jadi orang hebat setelah gue lihat sketsa lo hari itu.” Alea tersenyum kecil, senyum yang tak menunjukkan lesung pipit di pipi kirinya. Senyum yang kembali membuat jantung Ren seakan tertikam.
Alea berjalan perlahan dan berhenti di setiap lukisan yang terpampang di dinding. Memandangi dengan detail tiap-tiap lukisan yang terpampang di dinding Snow House. Sesekali ia tersenyum, tak dapat menyembunyikan perasaan meluap setiap ia memandang simbol salju di bawah kiri setiap lukisan-lukisan itu. Dirinya kembali melayang, walaupun tidak ada wajahnya yang tergantung pada dinding.

What do you think?” Tanya seseorang yang tiba-tiba berdiri di samping Alea.

Awesome. Rasanya seluruh uang yang gue punya nggak akan bisa buat beli satu pun lukisan disini.”

“Gue bisa kaya mendadak kalau seorang model internasional mau beli setiap lukisan gue.”

Hening. Alea dan Ren sama-sama memandangi lukisan di hadapan mereka dalam diam. Seakan hamparan salju yang terdapat di lukisan itu menghentikan waktu mereka.

“Kenapa snow?” Tanya Alea pelan, tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisan dihadapannya.

“Karena itu mengingatkan gue akan cinta.”

“Cinta?” Tanya Alea bingung. “Why? Bukannya cinta punya simbol sendiri?” tambahnya.

“Rahasia.” Jawab Ren singkat, memberikan senyuman terindah yang sudah lama tidak dilihat Alea.  “Gue pergi dulu, ada yang perlu gue lakuin.” Tambahnya.

Alea mengangguk, lalu kembali berjalan memandangi lukisan-lukisan lain. Dan… Ia terhenti tepat di ujung ruangan. Menatap lukisan terbesar yang ada di Snow House. Tulisan “The Miracle of Snow” terpampang berkerkal-kerlip di atas lukisan itu.

Alea mendekati lukisan yang terbentang selebar tempat itu. Merasakan air matanya menetes ketika memandangi satu-satunya lukisan manusia di galeri lukisan Ren. Dirinya.

“Perlu 7 tahun buat memenuhi ekspresi di lukisan ini. 7 tahun yang sangat menyiksa karena gue nggak bisa melihat secara langsung ekspresi-ekspresi itu. 7 tahun paling menyebalkan karena gue masih nggak bisa memilih orang lain sebagai objek gue. 7 tahun yang nggak pernah berubah, sekalipun objek gue amat teramat jauh dari gue. Tapi tanpa 7 tahun itu, gue nggak akan pernah bisa menyadari semuanya. Menyadari bahwa I love my object to death.

Alea memandang laki-laki yang berdiri di sampingnya, laki-laki itu menyunggingkan senyum khasnya. Senyum yang selalu menghiasi mimpinya.

Alea tersenyum, menunjukkan lesung pipit di pipi kirinya. Senyum yang selalu dirindukan Ren.
Thank you.” Ucap Ren dan Alea bersamaan, lalu mereka tertawa.
And the winner is….. Alea Sastra Kharisma!!!” seru kedua MC acara ajang pemilihan model remaja yang diadakan oleh Miracle Agency.

Seorang gadis yang mengenakan gaun seputih salju tersenyum lebar menampakkan lesung pipit di pipi kirinya. Mahkota kemenangan menghiasi rambut panjangnya. Gadis itu tampak bersinar berdiri di atas panggung, menggetarkan hati laki-laki yang duduk dibagian depan panggung itu.

“Kayanya gue punya sakit jantung.”

“Lo bilang apa Ren? Gue nggak denger. Berisik banget disini.”
Monday, 8 February, 2016

9:22:02 PM