Judul: Liar and His Lover
Network: Fuji TV
Genre: Romance; Drama; Musical
Sutradara: Noihiro Koizumi
Penulis naskah: Kotomi Aoki (manga); Tomoko Yoshida, Noihiro Koizumi
Tanggal rilis: 14 Desember 2013
Durasi: 1 jam, 56 menit, 54 detik (1:56:54)
My rating: 10/10!
Cast:
Hey you, whatsuuuup?~~
Oke kembali lagi di-review saya ya, kali ini saya akan meresensi mengenai film yang sepertinya sudah saya tonton lebih dari satu haha. Yap dua kali! Hal ini sebenernya sih niatnya untuk mengingat-ingat karena ada versi k-drama yang baru saya tayang 2 episode—yang asli beda banget dengan versi j-movie. Aiiish salfok.
Hahaha okedeh langsung bahas cerita kali, ya.
Film ini bercerita mengenai dua orang yang mencintai musik. Sang laki-laki, Aki, dia seorang song writer sekaligus mantan bassist Crude Play dan sang perempuan, Riko suka menyanyi dan memiliki suara yang indah. Diawali dengan pertemuan mereka di depan danau—yang entah apa namanya— ketika Aki frustasi karena broke up dengan pacarnya dan Riko memperhatikan Aki yang menyenandungkan apa yang ia rasakan pada saat itu. Riko mendekati Aki, menumpahkan segala sayur-mayur yang ia bawa. Waktu seakan berhenti. Pendek kata mereka terpesona.
Mereka secara cepat memutuskan untuk PDKT haha. Aki tidak menunjukkan siapa dia yang sebenarnya sampai secara cepat pula mereka memulai hubungan. Aki yang awalnya hanya merasa takjub akan Riko akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan gadis itu tepatnya ketika gadis itu mengatakan bahwa ia akan melindungi Aki. Aki sendiri juga bertekad untuk melindungi “musik” Riko.
Dipertengahan film ini, akhirnya muncullah beberapa masalah yang sialan sebenarnya ya haha. Hampir semua masalahnya berhubungan dengan sang CEO, aiiish. Awalnya ia menjadikan Riko dan kedua teman band-nya sebagai alat untuk menantang Aki. Lalu akhirnya band Riko itu diproduseri oleh Shinya Crude Play—pengganti Aki dalam band.
Persoalan selanjutnya adalah Riko yang menyadari bahwa Aki membohonginya, yang fiuh untungnya justru menjadikan film ini berbeda dari kebanyakan. Riko tidak masalah akan kebohongan Aki, karena baginya Aki adalah orang paling jujur yang pernah ia temui. Aki berbicara dari lagu yang ia tulis. Pendek kata, justru karena ini mereka makin sweet hahaha.
3/4 film ini. Disinilah klimaks! Aki dibuat memilih antara cinta atau masa depan Riko sebagai penyanyi. Yah, benar! Dia memilih mengalah. Ia menerima pernyataan bohong yang telah CEO siapkan, yakni ia masih dating dengan mantan pacarnya—yang saya sebut diawal. Ia membohongi Riko dengan menyatakan bahwa berita itu benar adanya. Ia melepas lagu yang ia ciptakan untuk debut Mush&Co—nama band Riko— menjadi lagu sang mantan sialan *ups*. Pendek kata—yang sejujurnya malas saya ucapkan— mereka broke up.
And at the final, penyelesaian masalah disini dimulai dengan Aki yang ketahuan membereskan barang-barang di rumahnya. Ia akan pergi ke London. Riko yang saat itu tidak sengaja mengetahuinya memutuskan mencuri bass keramat Aki di depan mata Aki haha—jujur, ini konyol ngets. Aki akan pergi tepat ketika Mush&Co debut.
Then, teman baik Aki di Crude Play, Shun menelponnya ketika Aki akan pergi. Mengatakan bahwa bass Aki ada padanya dan menyuruhnya untuk datang di tempat Mush&Co debut—yang sudah berakhir. Tentu saja itu hanya bisa-bisanya Shun, ia ingin mempertemukan Aki dan Riko. Mereka bertemu. Menyanyikan lagu yang dicuri Shun dari rumah Aki, lagu yang Aki ciptakan untuk Riko. Bernyanyi bersama. Berdua. Di bawah langit jingga. Sial kurang romantis apa? Haha
Ending-nya Aki tetap memutuskan untuk pergi setelah sebelumnya mengatakan dalam hati bahwa ia tidak pantas untuk Riko.. *lihatgambardibawah*
eh tapi bohong—yang bohong bukan saya tapi filmnya serius, tonton aja. Ending yang sebenarnya adalah Aki memilih Riko. Best movie’s scene ending bagi saya adalah film ini, bukan sekadar karena adegannya tapi suasananya. Suasana yang membuat penonton tersenyum lega. Ya, saya akui deh adegan juga. Aki memanggil nama Riko then he… *lihatgambardiatas*
Eh, ada yang tanya kekurangan film ini? Oke, silahkan scroll up dan lihat my rating. 10/10! Jadi, bagi saya film ini tidak ada yang kuraaaaang. Okedeh kalo maksa, kurangnya adalah di-visual eiiiitttss bukan di tokoh utama kok. Saya udah cinta dengan visual pasangan manis-pahit-puitis itu, visual tokoh yang lain. Tapiii kan ya nggak mungkin semua aktor/aktris disebuah film sempurna semua, kan? Hahaha
Sekarang yang ditunggu-tunggu, kelebihaaaan! Buanyaaaak sampai saya bingung harus ngomong apa. Mungkin secara teknis? Strukturalnya? Film ini itu komposisinya pas. Tidak berlebihan. Tidak dibuat-buat. Pembuat penontonnya—saya— masuk ke dalam ceritanya secara fokus! Wah, jarang sekali film yang membuat saya benar-benar fokus loh. Serius. Juarang. Lalu, musikal yang ada difilm ini juga terasa sangat nyata. Saya nggak tau sih itu asli mereka shoot nyanyi langsung atau rekaman tapi pasti rekamanlah yauw. Hal seperti ini yang membuat saya suka j-movie. Musikalnya nyata, sama halnya seperti film Taiyo No Uta yang sukses bikin saya jatuh hati sama YUI.
Oke balik ke kelebihan. Film ini diperankan dengan tokoh utama yang menurut saya pas buanget! Feel-nya dapeeeet banget! Aki diperankan benar-benar seperti orang frustasi, depresi, dan sejenisnya lalu Riko yang diperankan dengan gadis imut-imut cocok banget jadi anak SMA yang penuh dengan kejutan. Cucok!
Ah sudahlah, kalau saya teruskan bisa-bisa post ini akan terlalu panjang karena kelebihan film ini aja haha. Untuk kamu yang membaca post ini gimana pendapatmu? Untuk yang sudah lihat film ini gimana? Setuju dengan saya? Untuk yang belum nonton film ini gimana? Penasaran, kah? Hahaha.
Ah, anyway saya saking sukanya sama film ini sampai screencapture banyaaak banget. Hampir seratus ss, sugoooooii! Silahkan klik link à untuk melihat adegan-adegan favorit saya di-film ini—yang ter-capture karena ada yang nggak ke-capture sebenarnya T.T—
Okay, that’s all~~
See ya on the next review~~
Thanks ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar