Selasa, 13 Agustus 2024

Kodak M35 feat. Piccolo ISO 250

Agustus 13, 2024 0 Comments

Setelah cukup lama aku tidak jepret-jepret dengan Kodak M35-ku, akhirnya aku memulainya lagi. Kali ini, karena aku ingin mengabadikan momen yang menarik selama perjalananku ke Semarang untuk pertama kalinya dalam hidup.

Foto-foto di sini diambil pada 23 April 2024, bisa dikatakan setelah menjelajah seharian di sekitar Semarang. Well, sebenarnya cuma pergi ke beberapa tempat aja. Walau begitu, bagiku, itu kenangan paling menyenangkan yang aku punya xixixixi.

Kali ini, aku juga lumayan produktif! Soalnya bikin konten juga hahaha! Akhirnya Instagram @fafilmcamera nyala juga setelah dulu sempat berpikir buat hapus aja wkwk.


Ah, ya! Kali ini, aku devscan di Imposible Lab! Kayaknya aku bakal langganan di tempat ini, karena arahnya pas sama pulang kantor. Gak muter bangetlah, terus kek jatuh cinta sama tempatnya aja sih hahaha. Sama dia ada kupon free devscan gituu. Mantap!


Aku baru ngeh kalau roll film punya jenis-jenis berbeda. Prosesnya ada tipe ECN-2 dan C-41, atau ada lagi(?) Buat ECN-2 biasanya memang harga roll lebih murah, tapi devscan lebih mahal karena 2 kali proses. Kalau C-41 justru sebaliknya. 
































Sesungguhnya, aku kek gak benar-benar nemuin perbedaan yang signifikan dari waktu pakai FUJICOLOR C200. Bisa jadi karena kameraku? Aku juga gak paham juga, sih. Nanti kalau aku pakai roll lain dan hasilnya masih gak jauh beda, berarti emang kameraku wkwkwk.

P.S.

Doakan aku bisa beli Kodak M35 yang kuning ya! Niatnya yang biru ini aku jual karena aku lebih suka kuning sekarang. Mungkin bisa juga aku beli kamera analog lain yang warna kuning xixixixi.

Senin, 15 Januari 2024

Review Drakor: Death's Game, Tontonan Terepik di Awal Tahun

Januari 15, 2024 0 Comments
Judul: Death's Game

Durasi: 8 episode

Tanggal tayang: 15 Desember 2023 (Part 1), 5 Januari 2024 (Part 2)

Platform: Amazon Prime Video

Pemeran utama: Seo In Guk, Park So Dam


Sebuah drama adaptasi webtun terbaik yang aku tonton di awal tahun 2024. Bisa jadi, drama ini juga masuk drama adaptasi webtun terbaik versiku. Drama yang sejak awal pemilihan pemeran, sudah masuk ke daftar "tontonan wajib". Gimana gak? Seo In Guk dan Park So Dam menjadi pemeran utama. Belum lagi para cameo yang semuanya aktor dan aktris populer! Lee Do Hyun, Go Yoon Jung, Lee Jae Wook, Sung Hoon, Kim Jae Wook, dan banyak lagi.


Melihat para pemerannya saja sudah sangat meyakinkan. Semua terkenal dengan kemampuan akting yang tak perlu diragukan. Sebuah drama yang berani mengeluarkan budget tidak main-main untuk satu proyek berisikan 8 episode saja. Hasilnya? Ini merupakan drama yang masuk kategori "setidaknya harus ditonton sekali seumur hidup". 


Death's Game sudah membuat mata melotot sejak klip pembukanya. Sebuah kutipan yang ditulis di latar belakang hitam. Premis yang membuatku memunculkan senyum menyeringai milikku.

Kematian paling menyakitkan bagi manusia adalah yang diramalkan. - Bacchylides

Lalu, satu demi satu adegan membuat terpana. Alurnya memunculkan rasa penasaran yang tiada henti. Seperti potongan-potongan puzzle yang diminta untuk disusun perlahan-lahan. Setiap episodenya berhasil membuatku melongo. Itensitas ketegangannya meningkat seiring bertambahnya episode.


Alurnya benar-benar luar biasa. Drama ini sukses mempermainkanku yang terus-terusan tidak berhasil menebak apa yang akan terjadi ke depannya. Kisah yang membuatku masuk ke dalamnya dan memberikan makian untuk sang karakter utama, Choi Yee Jae (Seo In Guk).


Akting? Jangan ditanya! Semuanya sinting. Di sini, Choi Yee Jae masuk ke-12 orang berbeda. Tentunya diperankan oleh aktor berbeda. Menariknya? Aku terus melihat Seo In Guk! Bayangkan, betapa sulitnya para aktor ini belajar untuk menunjukkan ekspresi selayaknya Seo In Guk! Sinting! Mereka benar-benar seperti kerasukan Seo In Guk ketika menunjukkan kemampuan mereka di Death's Game.


Seo In Guk sendiri lagi-lagi membuktikan kalau ia layak menyandang status sebagai penyanyi dan aktor dengan kemampuan mumpuni. Aku bisa ikut merasakan kepedihan yang diperlihatkan Seo In Guk di sini. Pun dia berhasil menunjukkan bagaimana kemarahan, kesedihan, murka, kepedihan, sampai penyesalan menggerogoti karakternya.


Park So Dam pun sama, dia tak menodai gelar "Legendary Class of 10" yang disandang olehnya dan Kim Go Eun cs selaku alumni angkatan ke-10 di Korea National University of Arts. Park So Dam cuma punya satu outfit yang dia pakai 8 episode, dilengkapi dengan riasan, dan gaya rambut yang sama pula. Syuting tentu tidak mungkin diambil dalam waktu sehari, tapi kesan yang aku dapatkan adalah dia syuting tiada henti. Dia benar-benar membuat hidup karakter "Kematian" dengan sangat baik.


Akhir dari kisah Death's Game pun membuat bahagia. Bukan akhir kisah yang sesuai realita, tapi penyelesaian yang akan disukai oleh para penontonnya. Drama ini dengan baik hatinya memberikan "kesempatan kedua" untuk sang karakter utama menata hidupnya setelah 12 kali merasakan kepiluan kematian.


Sepanjang nonton Death's Game, aku menemukan satu pesan yang dipaparkan besar-besaran. Pesan yang jadi topik utama di drama ini yang dikemas dengan penuh makna. Selama 8 episode penuh, kamu akan melihat betapa besar penyesalan orang yang terlalu egois terhadap hidupnya sendiri. Drama ini mengingatkan kalau hidup bukan soal "aku" saja. Bagiku pesannya adalah "bunuh diri itu egois".


P.S.

Aku lebih update review di Instagram, sila follow~


Minggu, 07 Januari 2024

Konsep Kebudayaan

Januari 07, 2024 0 Comments


Menurut Spradley (1972) kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.
Menurut Geertz (1973), kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh orang yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi manusia serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, suatu yang bersih atau yang kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang merupakan sumber dari pandangan hidup dan dari etos atau sistem etika yang dipunyai setiap manusia.
Menurut Edward Burnett Tylor (1974), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (2009:144), kebudayaan adalah keseluruhan ide atau gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka hidup bermasyarakat yang diperolehnya dengan cara belajar.
Menurut Koentjaraningrat (2009:146), secara etimologi, kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sangsekerta buddayah yang merupakan bentuk jaman dari kata buddhi yang berarti “budi” atau “akal” dari asal kata itulah budaya diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Menurut Lawless (didalam Saifuddin, 2006:87), kebudayaan yaitu pola-pola perilaku dan keyakinan (dimediasi oleh simbol) yang dipelajari, rasional, terintegrasi, dimiliki bersama, dan yang secara dinamik adaptif dan yang tergantung pada interaksi social manusia demi eksistensi mereka.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA
http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/mbbi/bab3.html diakses pada tanggal 10 September 2014.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya diakses pada tanggal 10 September 2014.

Sabtu, 21 Oktober 2023

Kodak M35 feat. FUJICOLOR C200

Oktober 21, 2023 0 Comments

 And here we go...

Aku kembali memulai blog setelah sebelumnya aku hapus. Serius, menyesal banget atas keputusanku menghapus blog yang sudah bertahun-tahun. Ujungnya, nama blog yang dulu juga gak bisa dipakai lagi :"

Oke, memang percuma menyesal. Kuputuskan untuk kembali memulai dari awal karena agaknya akan sayang kalau tidak kulakukan.

Aku baru banget untuk pertama kalinya cuci film yang aku punya. Roll film pertama gagal total karena waktu itu aku gak tahu kalau kamera gak bisa dibuka kalau rol belum habis. Kedua, asal kugunakan dengan alasan ingin segera tahu "ini kamera bisa gak sih?".

Hasilnya, bisa!

Kamera yang kupakai adalah Kodak M35 sky blue, yang sudah kumiliki 3 tahun lalu. Sejujurnya, sekarang ingin kujual karena aku berharap beli yang warna kuning. Yak, aku lebih cinta kuning dalam waktu 3 tahun itu.


Lalu, aku melakukan devscan dengan bantuan Garasi Analog. Awalnya cek di toko oren yang berujung diarahkan ke akun yang sebenarnya sudah lama aku follow di Instagram.  Asli, aku bahagia banget ketika roll keduaku berhasil!

Ada 10 foto yang aku rasa berhasil dan bisa dipamerkan di Instagram. Sisanya, akan tetap aku simpan di sini, sebagai kenang-kenangan tentu saja. Foto-foto ini mahal! haha.


Yak, inilah 30 foto-yang-tentu-saja-banyak-yang-aneh dari jepretan Kodak 35M di tanganku haha dengan roll FUJICOLOR C200. Diambil tepat di hari Kamis, 19 Oktober 2023. Mulai dari berangkat ke kantor sampai pulang menuju ke lokasi Garasi Analog.

Hal yang aku pelajari adalah...

  • Ada beberapa momen yang butuh flash on.
  • Objek yang terlihat dari kaca kamera(?) aku belum tahu namanya, itu lebih kecil dibandingkan jepretan aslinya.
  • Kameranya memang murah, aku ingat beli sekitar 300 ribuan aja tapi untuk beli roll lalu devscan jelas akan membuat lebih pricey.
  • Roll harga macam-macam, ada yang 50 ribu sampai 200 ribu lebih. Heol.
  • Devscan sekitar 50 ribu per-roll.
  • Setidaknya butuh 200 ribu untuk 1 roll. Jadi benar-benar harus serius motret dan cari kenangan yang menarik banget.
  • Estetik banget! Argh!
  • Jadi lebih jatuh cinta dengan kamera analog.
Tarraa... here the result of Kodak M35 feat. FUJICOLOR C300 by. Fa.