BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini,
anak-anak sudah tidak dapat mendapatkan nilai-nilai budi pekerti semudah pada
masa silam. Jika dahulu seorang ibu akan menjadi ibu rumah tangga yang
mempunyai banyak waktu bagi sang anak, saat ini sangat jarang ditemukan seorang
ibu yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Para ibu pada masa ini
lebih memilih untuk menjadi wanita karier atau ikut bekerja dengan alasan
menambah pendapatan untuk sang anak, namun pada kenyataannya alasan seperti itu
justru membuat para ibu yang seharusnya dapat menanamkan niai-nilai budi
pekerti yang paling besar justru tidak dapat memberikan banyak pelajaran bagi
anaknya karena tidak mempunyai waktu yang banyak bersama sang anak.
Bahkan,
acara-acara televisi masa kini sangat kurang yang memberikan pelajaran mengenai
budi pekerti kepada anak. Para produser televisi masa kini agaknya hanya
memikirkan mengenai keuntungan sebanyak-banyaknya yang dapat diperoleh dari
program yang mereka siarkan, mereka tidak lagi memberikan tontonan yang pas
untuk anak-anak. Acara khusus anak-anak hanya terlihat dijam-jam tertentu dan
di stasiun televisi tertentu saja, sehingga anak-anak yang seharusnya menonton acara
anak-anak tidak lagi merasa tertarik karena program-program televisi memberikan
tontonan yang justru merusak budi pekerti anak-anak.
Misalnya
saja sinetron-sinetron yang sekarang terputar setiap hari di televisi, anak-anak
seharusnya tidak menonton acara-acara tersebut karena sinetron-sinetron seperti
itu justru anak merusak nilai-nilai budi pekerti mereka. Anak-anak yang
seharusnya berperilaku sesuai dengan usianya akan tercemar karena tontonan yang
mereka lihat setiap hari, mereka justru akan perperilaku lebih dewasa dibanding
usianya karena mereka melihat contoh yang seperti itu di sinetron-sinetron yang
mereka tonton. Anak-anak yang suka meniru akan menirukan hal yang sama dengan
idola-idola mereka, sehingga apabila mereka melihat
sinetron maka bukan tidak mungkin mereka akan meniru idola mereka adalah
pemain yang terdapat dalam sinetron tersebut.
Bahkan,
para orang tua saat ini juga memberikan sesuatu kepada anak tidak sesuai dengan
usia anak. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan mainan yang sesuai dengan usia
mereka, kini berubah sangat drastis. Jika pada beberapa tahun lalu, anak-anak
akan sangat senang bermain rumah-rumahan, masak-masakan, monopoli, dan
sebagainya kini anak-anak justru bermain seperti halnya orang dewasa. Permainan
yang mereka kenal sekarang adalah facebook,
instragram, dan sosial media yang lain.
Disinilah
letak kesalahan para orang tua, mereka yang seharusnya memberikan perhatian
penuh untuk anak justru menjerumuskan anak-anak mereka sendiri. Orang tua yang
memberikan gadget untuk anak mereka
dengan alasan agar anaknya mengerti teknologi, justru akan menjerumuskan
anaknya sendiri untuk berbuat tidak sesuai dengan usianya. Jika dilihat dari
segi mana pun, anak-anak belum saatnya untuk mengerti mengenai media sosial. Banyak
sekali kejahatan yang menimpa anak-anak lewat perantara media sosial, hal
tersebut dikarenakan anak-anak masih memiliki sifat yang sangat polos dan masih
belum bisa membedakan yang benar dan yang salah.
Melihat
permasalahan-permasalahan tersebut, sesungguhnya terdapat banyak sekali yang
dapat dilakukan para orang tua untuk menghindarkan anak-anak mereka pada
permasalahan pada masa kini. Para orang tua tidak harus menghindarkan anak-anak
dari teknologi-teknologi canggih pada masa kini, mereka cukup membatasi saja.
Selain itu, cara yang lain dan cara yang sangat baik adalah dengan memberikan
bacaan-bacaan yang baik untuk mereka. Para orang tua sebaiknya rutin membacakan
dongeng untuk anak-anak mereka, karena dongeng merupakan satu cara paling baik
untuk memberikan pelajaran yang sangat banyak untuk anak-anak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi dari dongeng?
1.2.2 Apa sajakah jenis-jenis dongeng?
1.2.3 Apa sajakah struktur dan unsur-unsur
dongeng?
1.2.4 Apakah kelebihan-kelebihan (nilai
positif) dari dongeng?
1.2.5 Bagaimana cara dongeng memberikan
nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak?
1.3 Tujuan
1.3.1
Memenuhi
tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Sastra Anak Semester 3 tahun 2015.
1.3.2
Untuk
mengetahui mengenai definisi dari dongeng.
1.3.3
Untuk
mengetahui mengetaui jenis-jenis dongeng.
1.3.4
Untuk
mengetahui struktur dan unsur-unsur dongeng.
1.3.5
Untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan (nilai positif) dari dongeng.
1.3.6
Untuk
mengetahui cara dongeng memberikan nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dongeng
Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang
bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi)
yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng
merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara
terun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran
moral (mendidik), dan juga menghibur.
Menurut
James Danandjaja, dongeng adalah termasuk cerita rakyat
lisan yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita. Dongeng juga
tidak terikat oleh tempat maupun waktu, karena dongeng diceritakan terutama
untuk menghibur.
Selain
Danadjaja, Kamisa mengungkapan bahwa secara umum
pengertian dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat
hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan . Dongeng
merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi/
fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam
cerita dongeng tersebut.
Sedangkan
menurut Agus Triyanto, dongeng adalah cerita fantasi
sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran
moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng merupakan salah satu bentuk
karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.
Dari
berbagai definisi tersebut, secara umum dongeng adalah
cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya
bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng adalah cerita yang
dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang.
2.2 Jenis-jenis dongeng
Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis,
yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita
perumpamaan.
1. Mite
Mite
merupakan bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal gaib seperti cerita tentang
dewa, peri ataupun Tuhan.
2. Sage
Sage
merupakan cerita dongeng tentang kepahlawanan, keperkasaan, atau kesaktian
seperti cerita dongeng kesaktian Patih Gajah Mada.
3. Fabel
Fabel
merupakan dongeng tentang binatang yang bisa berbicara atau bertingkah laku seperti manusia.
4. Legenda
Legenda merupakan bentuk
dongeng yang menceritakan tentang suatu pristiwa mengenai asal usul suatu benda
atau pun tempat.
5. Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan
cerita yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat komedi serta dapat membangkitkan tawa contoh Cerita Pak Belalang.
6. Cerita Pelipur Lara
Cerita
pelipur lara biasanya merupakan bentuk cerita yang bertujuan untuk menghibur
para tamu dalam suatu perjamuan dan diceritakan oleh seorang ahli cerita
seperti wayang yang
diceritakan oleh seorang dalang.
7. Cerita Perumpamaan
Cerita
perumpamaan merupakan bentuk dongeng yang mengandung kiasan/ibarat
nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik contoh seorang Haji pelit. Cerita
daerah ialah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah.
2.3 Struktur dan Unsur-Unsur Dongeng
Dongeng biasanya terbagi menjadi tiga bagian
yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi, dan penutup.
1.
Pendahuluan merupakan kalimat pengantar
untuk memulai dongeng.
2.
Pristiwa atau isi merupakan bentuk
kejadian-kejadian yang disusun besarkan urutan waktu.
3.
Penutup merupakan akhir dari bagan
cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita, kalimat penutup yang sering
digunakan dalam dongeng,misalnya mereka hidup bahagia selamanya.
Dongeng biasanya mengandung lima unsur yaitu
tema, alur, penokohan, latar, dan amanat.
1. Tema merupakan ide pokok dari cerita dan merupakan patokan untuk
membagun suatu cerita.
2. Alur merupakan jalan cerita yang diurutkan besarkan sebab-akibat atau
pun besarkan urutan waktu.
3. Penokohan merupakan proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, dan sifat.
4. Latar merupakan salah satu unsur pembentuk cerita yang menunjukana
dimana, dan kapan rangkaian-rangkaian cerita itu terjadi.
5. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengerang kepada pembaca melalui cerita yang
dibuatnya.
2.4 Kelebihan-Kelebihan (Nilai Positif) Dongeng
Banyak
sekali kelebihan-kelebihan atau nilai-nilai positif yang dapat diambil melalui
dongeng, beberapa diantaranya yakni:
1. Anak menjadi cepat belajar bahasa
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3. Meningkatkan fungsi analisa anak
4. Melatih daya simak anak
5. Memberikan rekam jejak memori
(melatih daya ingat)
6. Mengembangkan daya imajinasi anak
7. Membangun kecerdasan emosional
8. Membentuk rasa empati
9. Menambah wawasan baru anak
10. Membangkitkan minat baca sejak dini
11. Meningkatkan kreativitas anak
12. Meningkatkan pemikiran kritis anak
13. Menanamkan nilai-nilai moral dan
budi pekerti pada anak
14. Meningkatkan kecerdasan anak
15. Mendekatkan orang tua dengan anak
2.5 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Dongeng
Nilai-nilai
budi pekerti dalam dongeng dapat diperoleh anak jika orang tua terlebih dahulu
memilih dongeng-dongeng yang menarik perhatian sang anak. Cara-cara untuk
membuat anak menjadi tertarik akan dongeng, yakni:
1. Memilih buku dongeng dengan
ilustrasi.
Seorang anak sangat menyukai
ilustrasi-ilustrasi atau gambar-gambar, sehingga dengan membacakan dongeng
dengan ilustrasi akan membuat anak semakin tertarik untuk mendengarkan
pembacaan dongeng.
2. Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh anak.
Seorang anak tidak memiliki pengetahuan
kosakata sebanyak orang dewasa, sehingga menceritakan dongeng dengan bahasa
yang mudah dicerna oleh anak-anak adalah hal yang sangat penting. Jadi, orang
tua dituntut untuk memahami cerita dalam dongeng sebelum dibacakan kepada sang
anak.
3. Mengadakan interaksi seperti
tanya-jawab kepada anak.
Seorang anak akan jauh lebih tertarik dalam
pembacaan dongeng dengan memberikan kesan anak tersebut masuk kedalam cerita
dongeng, sehingga interaksi seperti menanyakan kepada sang anak bagaimana
kelanjutan kisah dalam dongeng adalah hal yang bagus untuk menumbuhkan rasa penasaran
anak terhadap dongeng yang dibacakan.
Setelah
melewati tiga cara tersebut, maka nilai-nilai budi pekerti akan dengan mudah
masuk dalam diri anak. Kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam dongeng yang
telah dibahas sebelumnya merupakan sebuah proses yang akan didapatkan anak saat
mereka dibacakan sebuah dongeng.
Dongeng
mampu membantu anak-anak dalam menghadapi permasalahan hidup dalam dunia nyata
dan mereka akan mampu memahami perbedaan pendapat serta perasaan orang lain. Dengan dongeng, orang tua akan lebih mudah dalam usaha penanaman budi pekerti
pada anak. Hal ini menjadi penting karena penanaman budi pekerti akan menjadi
modal dasar sekaligus besar dalam membentuk karakter anak kelak.
Setiap dongeng biasanya memiliki pesan
tersirat untuk ditanamkan kepada anak, meskipun dalam beberapa kasus dikatakan
ada dampak negatif dari konten cerita atau dongeng tertentu. Untuk itu, saran
untuk orang tua ketika mendongeng, supaya selalu mengarahkan dan menegaskan
kembali di akhir cerita tentang pesan moral yang terdapat di dalam dongeng yang
baru saja didengarkan anak.
Dengan dongeng orang tua dapat memberi nasehat
ataupun perintah pada anaknya. Namun, suatu dongeng tidak mutlak harus ada
kandungan nasehatnya, bersifat menghibur saja juga tidak masalah, karena
anak-anak pada dasarnya memiliki daya nalar tersendiri. Dengan kata lain,
dongeng tidak harus selalu membawa pesan moral seperti tentang kebaikan atau
keburukan.
BAB
III
SIMPULAN
Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar
terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan.
Dongeng adalah cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara
berulang-ulang oleh orang-orang.
Nilai-nilai positif yang terdapat dalam
dongeng merupakan pelajaran untuk menumbuhkan budi pekerti kepada anak, karena
setiap dongeng selalu ditulis dalam bahasa yang indah dan singkat sehingga
anak-anak dapat dengan mudah mengerti isi dalam dongeng. Dongeng juga memiliki pesan tersirat
yang akan membuat anak-anak secara tidak langsung merekam pesan tersirat
tersebut dan akan membawa ingatan tersebut hingga dewasa. Sehingga, anak-anak
yang terbiasa dibacakan dongeng oleh kedua orang tuanya akan memiliki
kecerdasan lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak dibacakan dongeng.
Anak-anak
yang terbiasa dengan pembacaan dongeng akan membuat anak tersebut mudah untuk
membedakan hal yang baik dan hal yang buruk, ia akan menjadi anak yang mengerti
perasaan orang lain, memiliki daya kreativitas serta imajinasi yang tinggi,
memiliki perasaan empati serta pemikiran yang kritis, dan memiliki pengetahuan
yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Kegunaan, Fungsi, Manfaat
Dongeng untuk Anak-Anak”. http://www.organisasi.org/1970/01/kegunaan-fungsi-manfaat-dongeng-untuk-anak-anak-cerita-sebelum-tidur.html.
Diakses pada
19 Desember 2015 pukul 14.01 WIB.
19 Desember 2015 pukul 14.01 WIB.
Anonim. “Manfaat Cerita Dongeng
Anak-Anak Bagi Perkembangan Buah Hati”. http://bidanku.com/manfaat-cerita-dongeng-anak-anak-bagi-perkembangan-buah-hati-kita.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.01 WIB.
Anonim. “Manfaat Dongeng untuk Anak”. http://female.kompas.com/read/2012/05/15/14183692/manfaat.dongeng.untuk.anak.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.03 WIB.
Anonim. “Manfaat Membacakan Dongeng
untuk Anak”. http://wolipop.detik.com/read/2012/05/18/150100/1919581/857/6-manfaat-membacakan-dongeng-untuk-anak.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.05 WIB.
Anonim. “Pengertian dongeng dan
Jenis-Jenis Dongeng”. http://www.planetxperia.tk/2014/04/pengertian-dongeng-jenis-jenis-dongeng.html.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 13.55 WIB.
Anonim. “Pengertian Dongwng Menurut
Para Ahli”. http://dongengadalahcerita.blogspot.co.id/2015/06/8-pengertian-dongeng-menurut-para-ahli.html.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 13.42 WIB.
Wikipedia. “Dongeng”. https://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng.
Diakses pada
19 Desember 2015 pukul 13.47 WIB.
19 Desember 2015 pukul 13.47 WIB.
Wongso, Andri. “Manfaat Dongeng Bagi
Perkembangan Anak”. http://www.andriewongso.com/articles/details/14519/8-Manfaat-Dongeng-bagi-Perkembangan-Anak.
Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.03WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar