Kamis, 19 April 2018

Penanaman Nilai Budi Pekerti pada Anak Melalui Dongeng





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dewasa ini, anak-anak sudah tidak dapat mendapatkan nilai-nilai budi pekerti semudah pada masa silam. Jika dahulu seorang ibu akan menjadi ibu rumah tangga yang mempunyai banyak waktu bagi sang anak, saat ini sangat jarang ditemukan seorang ibu yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Para ibu pada masa ini lebih memilih untuk menjadi wanita karier atau ikut bekerja dengan alasan menambah pendapatan untuk sang anak, namun pada kenyataannya alasan seperti itu justru membuat para ibu yang seharusnya dapat menanamkan niai-nilai budi pekerti yang paling besar justru tidak dapat memberikan banyak pelajaran bagi anaknya karena tidak mempunyai waktu yang banyak bersama sang anak.
Bahkan, acara-acara televisi masa kini sangat kurang yang memberikan pelajaran mengenai budi pekerti kepada anak. Para produser televisi masa kini agaknya hanya memikirkan mengenai keuntungan sebanyak-banyaknya yang dapat diperoleh dari program yang mereka siarkan, mereka tidak lagi memberikan tontonan yang pas untuk anak-anak. Acara khusus anak-anak hanya terlihat dijam-jam tertentu dan di stasiun televisi tertentu saja, sehingga anak-anak yang seharusnya menonton acara anak-anak tidak lagi merasa tertarik karena program-program televisi memberikan tontonan yang justru merusak budi pekerti anak-anak.
Misalnya saja sinetron-sinetron yang sekarang terputar setiap hari di televisi, anak-anak seharusnya tidak menonton acara-acara tersebut karena sinetron-sinetron seperti itu justru anak merusak nilai-nilai budi pekerti mereka. Anak-anak yang seharusnya berperilaku sesuai dengan usianya akan tercemar karena tontonan yang mereka lihat setiap hari, mereka justru akan perperilaku lebih dewasa dibanding usianya karena mereka melihat contoh yang seperti itu di sinetron-sinetron yang mereka tonton. Anak-anak yang suka meniru akan menirukan hal yang sama dengan idola-idola mereka, sehingga apabila mereka melihat


sinetron maka bukan tidak mungkin mereka akan meniru idola mereka adalah pemain yang terdapat dalam sinetron tersebut.
Bahkan, para orang tua saat ini juga memberikan sesuatu kepada anak tidak sesuai dengan usia anak. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan mainan yang sesuai dengan usia mereka, kini berubah sangat drastis. Jika pada beberapa tahun lalu, anak-anak akan sangat senang bermain rumah-rumahan, masak-masakan, monopoli, dan sebagainya kini anak-anak justru bermain seperti halnya orang dewasa. Permainan yang mereka kenal sekarang adalah facebook, instragram, dan sosial media yang lain.
Disinilah letak kesalahan para orang tua, mereka yang seharusnya memberikan perhatian penuh untuk anak justru menjerumuskan anak-anak mereka sendiri. Orang tua yang memberikan gadget untuk anak mereka dengan alasan agar anaknya mengerti teknologi, justru akan menjerumuskan anaknya sendiri untuk berbuat tidak sesuai dengan usianya. Jika dilihat dari segi mana pun, anak-anak belum saatnya untuk mengerti mengenai media sosial. Banyak sekali kejahatan yang menimpa anak-anak lewat perantara media sosial, hal tersebut dikarenakan anak-anak masih memiliki sifat yang sangat polos dan masih belum bisa membedakan yang benar dan yang salah.
Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, sesungguhnya terdapat banyak sekali yang dapat dilakukan para orang tua untuk menghindarkan anak-anak mereka pada permasalahan pada masa kini. Para orang tua tidak harus menghindarkan anak-anak dari teknologi-teknologi canggih pada masa kini, mereka cukup membatasi saja. Selain itu, cara yang lain dan cara yang sangat baik adalah dengan memberikan bacaan-bacaan yang baik untuk mereka. Para orang tua sebaiknya rutin membacakan dongeng untuk anak-anak mereka, karena dongeng merupakan satu cara paling baik untuk memberikan pelajaran yang sangat banyak untuk anak-anak.


1.2  Rumusan Masalah

1.2.1  Apakah definisi dari dongeng?
1.2.2  Apa sajakah jenis-jenis dongeng?
1.2.3  Apa sajakah struktur dan unsur-unsur dongeng?
1.2.4  Apakah kelebihan-kelebihan (nilai positif) dari dongeng?
1.2.5  Bagaimana cara dongeng memberikan nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak?

1.3  Tujuan

1.3.1        Memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Sastra Anak Semester 3 tahun 2015.
1.3.2        Untuk mengetahui mengenai definisi dari dongeng.
1.3.3        Untuk mengetahui mengetaui jenis-jenis dongeng.
1.3.4        Untuk mengetahui struktur dan unsur-unsur dongeng.
1.3.5        Untuk mengetahui kelebihan-kelebihan (nilai positif) dari dongeng.
1.3.6        Untuk mengetahui cara dongeng memberikan nilai-nilai budi pekerti pada anak-anak.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dongeng

Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Menurut James Danandjaja, dongeng adalah termasuk cerita rakyat lisan yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita. Dongeng juga tidak terikat oleh tempat maupun waktu, karena dongeng diceritakan terutama untuk menghibur.
Selain Danadjaja, Kamisa mengungkapan bahwa secara umum pengertian dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan . Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi/ fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.
Sedangkan menurut Agus Triyanto, dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.
Dari berbagai definisi tersebut, secara umum dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng adalah cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang.



2.2 Jenis-jenis dongeng

Dongeng dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mite, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita perumpamaan.
1.      Mite
Mite merupakan bentuk dongeng yang menceritakan hal-hal gaib seperti cerita tentang dewa, peri ataupun Tuhan.
2.      Sage
Sage merupakan cerita dongeng tentang kepahlawanan, keperkasaan, atau kesaktian seperti cerita dongeng kesaktian Patih Gajah Mada.
3.      Fabel
Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang bisa berbicara atau bertingkah laku seperti manusia.
4.      Legenda
Legenda merupakan bentuk dongeng yang menceritakan tentang suatu pristiwa mengenai asal usul suatu benda atau pun tempat.
5.      Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat komedi serta dapat membangkitkan tawa contoh Cerita Pak Belalang.
6.      Cerita Pelipur Lara
Cerita pelipur lara biasanya merupakan bentuk cerita yang bertujuan untuk menghibur para tamu dalam suatu perjamuan dan diceritakan oleh seorang ahli cerita seperti wayang yang diceritakan oleh seorang dalang.
7.      Cerita Perumpamaan
Cerita perumpamaan merupakan bentuk dongeng yang mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik contoh seorang Haji pelit. Cerita daerah ialah cerita yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah.



2.3 Struktur dan Unsur-Unsur Dongeng

Dongeng biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, peristiwa atau isi, dan penutup.
1.      Pendahuluan merupakan kalimat pengantar untuk memulai dongeng.
2.      Pristiwa atau isi merupakan bentuk kejadian-kejadian yang disusun besarkan urutan waktu.
3.      Penutup merupakan akhir dari bagan cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita, kalimat penutup yang sering digunakan dalam dongeng,misalnya mereka hidup bahagia selamanya.
Dongeng biasanya mengandung lima unsur yaitu tema, alur, penokohan, latar, dan amanat.
1.      Tema merupakan ide pokok dari cerita dan merupakan patokan untuk membagun suatu cerita.
2.      Alur merupakan jalan cerita yang diurutkan besarkan sebab-akibat atau pun besarkan urutan waktu.
3.      Penokohan merupakan proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, dan sifat.
4.      Latar merupakan salah satu unsur pembentuk cerita yang menunjukana dimana, dan kapan rangkaian-rangkaian cerita itu terjadi.
5.      Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengerang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

2.4 Kelebihan-Kelebihan (Nilai Positif) Dongeng

Banyak sekali kelebihan-kelebihan atau nilai-nilai positif yang dapat diambil melalui dongeng, beberapa diantaranya yakni:
1.      Anak menjadi cepat belajar bahasa
2.      Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3.      Meningkatkan fungsi analisa anak
4.      Melatih daya simak anak
5.      Memberikan rekam jejak memori (melatih daya ingat)
6.      Mengembangkan daya imajinasi anak
7.      Membangun kecerdasan emosional
8.      Membentuk rasa empati
9.      Menambah wawasan baru anak
10.  Membangkitkan minat baca sejak dini
11.  Meningkatkan kreativitas anak
12.  Meningkatkan pemikiran kritis anak
13.  Menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti pada anak
14.  Meningkatkan kecerdasan anak
15.  Mendekatkan orang tua dengan anak

2.5 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Dongeng

Nilai-nilai budi pekerti dalam dongeng dapat diperoleh anak jika orang tua terlebih dahulu memilih dongeng-dongeng yang menarik perhatian sang anak. Cara-cara untuk membuat anak menjadi tertarik akan dongeng, yakni:
1.      Memilih buku dongeng dengan ilustrasi.
Seorang anak sangat menyukai ilustrasi-ilustrasi atau gambar-gambar, sehingga dengan membacakan dongeng dengan ilustrasi akan membuat anak semakin tertarik untuk mendengarkan pembacaan dongeng.
2.      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Seorang anak tidak memiliki pengetahuan kosakata sebanyak orang dewasa, sehingga menceritakan dongeng dengan bahasa yang mudah dicerna oleh anak-anak adalah hal yang sangat penting. Jadi, orang tua dituntut untuk memahami cerita dalam dongeng sebelum dibacakan kepada sang anak.
3.      Mengadakan interaksi seperti tanya-jawab kepada anak.
Seorang anak akan jauh lebih tertarik dalam pembacaan dongeng dengan memberikan kesan anak tersebut masuk kedalam cerita dongeng, sehingga interaksi seperti menanyakan kepada sang anak bagaimana kelanjutan kisah dalam dongeng adalah hal yang bagus untuk menumbuhkan rasa penasaran anak terhadap dongeng yang dibacakan.
Setelah melewati tiga cara tersebut, maka nilai-nilai budi pekerti akan dengan mudah masuk dalam diri anak. Kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam dongeng yang telah dibahas sebelumnya merupakan sebuah proses yang akan didapatkan anak saat mereka dibacakan sebuah dongeng.
Dongeng mampu membantu anak-anak dalam menghadapi permasalahan hidup dalam dunia nyata dan mereka akan mampu memahami perbedaan pendapat serta perasaan orang lain. Dengan dongeng, orang tua akan lebih mudah dalam usaha penanaman budi pekerti pada anak. Hal ini menjadi penting karena penanaman budi pekerti akan menjadi modal dasar sekaligus besar dalam membentuk karakter anak kelak.
Setiap dongeng biasanya memiliki pesan tersirat untuk ditanamkan kepada anak, meskipun dalam beberapa kasus dikatakan ada dampak negatif dari konten cerita atau dongeng tertentu. Untuk itu, saran untuk orang tua ketika mendongeng, supaya selalu mengarahkan dan menegaskan kembali di akhir cerita tentang pesan moral yang terdapat di dalam dongeng yang baru saja didengarkan anak.
Dengan dongeng orang tua dapat memberi nasehat ataupun perintah pada anaknya. Namun, suatu dongeng tidak mutlak harus ada kandungan nasehatnya, bersifat menghibur saja juga tidak masalah, karena anak-anak pada dasarnya memiliki daya nalar tersendiri. Dengan kata lain, dongeng tidak harus selalu membawa pesan moral seperti tentang kebaikan atau keburukan.


BAB III
SIMPULAN

Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan. Dongeng adalah cerita yang dikarang dan diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang-orang.
Nilai-nilai positif yang terdapat dalam dongeng merupakan pelajaran untuk menumbuhkan budi pekerti kepada anak, karena setiap dongeng selalu ditulis dalam bahasa yang indah dan singkat sehingga anak-anak dapat dengan mudah mengerti isi dalam dongeng. Dongeng juga memiliki pesan tersirat yang akan membuat anak-anak secara tidak langsung merekam pesan tersirat tersebut dan akan membawa ingatan tersebut hingga dewasa. Sehingga, anak-anak yang terbiasa dibacakan dongeng oleh kedua orang tuanya akan memiliki kecerdasan lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak dibacakan dongeng.
Anak-anak yang terbiasa dengan pembacaan dongeng akan membuat anak tersebut mudah untuk membedakan hal yang baik dan hal yang buruk, ia akan menjadi anak yang mengerti perasaan orang lain, memiliki daya kreativitas serta imajinasi yang tinggi, memiliki perasaan empati serta pemikiran yang kritis, dan memiliki pengetahuan yang lebih luas.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Kegunaan, Fungsi, Manfaat Dongeng untuk Anak-Anak”. http://www.organisasi.org/1970/01/kegunaan-fungsi-manfaat-dongeng-untuk-anak-anak-cerita-sebelum-tidur.html. Diakses pada
19 Desember 2015 pukul 14.01 WIB.
Anonim. “Manfaat Cerita Dongeng Anak-Anak Bagi Perkembangan Buah Hati”. http://bidanku.com/manfaat-cerita-dongeng-anak-anak-bagi-perkembangan-buah-hati-kita. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.01 WIB.
Anonim. “Manfaat Dongeng untuk Anak”. http://female.kompas.com/read/2012/05/15/14183692/manfaat.dongeng.untuk.anak. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.03 WIB.
Anonim. “Manfaat Membacakan Dongeng untuk Anak”. http://wolipop.detik.com/read/2012/05/18/150100/1919581/857/6-manfaat-membacakan-dongeng-untuk-anak. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.05 WIB.
Anonim. “Pengertian dongeng dan Jenis-Jenis Dongeng”. http://www.planetxperia.tk/2014/04/pengertian-dongeng-jenis-jenis-dongeng.html. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 13.55 WIB.
Anonim. “Pengertian Dongwng Menurut Para Ahli”. http://dongengadalahcerita.blogspot.co.id/2015/06/8-pengertian-dongeng-menurut-para-ahli.html. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 13.42 WIB.
Wikipedia. “Dongeng”.  https://id.wikipedia.org/wiki/Dongeng. Diakses pada
19 Desember 2015 pukul 13.47 WIB.
Wongso, Andri. “Manfaat Dongeng Bagi Perkembangan Anak”. http://www.andriewongso.com/articles/details/14519/8-Manfaat-Dongeng-bagi-Perkembangan-Anak. Diakses pada 19 Desember 2015 pukul 14.03WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar