"Cinta memang membutakan, Alfa. Satu-satunya substansi yang mampu mentransendensi segala perbedaan, termasuk perbedaan dimensi."
Aku masih linglung dan dadaku amat sakit ketika menyelesaikan Supernova belum lagi aku menangis sesenggukan. #InteligensiEmbunPagi memang kurang ajar! ðŸ˜
IEP seakan tak memberiku waktu untuk menghindar terlalu lama. Aku sudah melakukan segala hal yang akhirnya tak ada lagi yang menyenangkan, lalu di tengah gerimis kala menanti bus, aku memulai membuka iPusnas untuk membacanya. Lalu, buku yang biasanya penuh antrean itu bisa-bisanya ADA!
Awalnya, aku ingin membaca buku ini perlahan. Kalau bisa 1 keping sehari aja. Sayangnya, itu terlalu sulit! Aku yang sengaja gak bawa bukunya malah sepertinya pilihan yang tidak tepat. Soalnya akhirnya dikit-dikit buka hp di waktu kosong buat curi-curi baca. Waktu aku mulai baca fisik, tiba-tiba sudah masuk halaman 400-an. Pas mulai ke fisik lagi, tiba-tiba sisa 100 halaman ðŸ˜
Serius, IEP membuatku merasakan patah hati yang tiada habisnya. Mana 100 halaman tersisa dibaca sambil dengerin Keshi, makin merana hidupku! Walau begitu, aku masih bisa tertawa dan tersenyum mengikuti kisah para Peretas. Kapalku ada yang berlayar lagi! Memang ya, terlalu sulit menggambarkan perasaan membaca Supernova. Aku yakin serial ini tak akan ada habisnya untuk didiskusikan.
Jujur, aku agak menyesal karena tidak menyelesaikannya di masa kuliah. Agaknya akan menyenangkan membahas buku ini dengan banyak orang. Walau begitu, aku bersyukur bisa mengenal Alfa Sagala, Mpret, Elektra dkk. Dkk soalnya akan sangat panjang hahaha, jadi kutuliskan 3 karakter favoritku.
Lalu, ehem ehem, aku mau membuat pengakuan. Alfa Sagala, kamu telah berhasil menggeser semua karakter favoritku.
Tags
book review