"Financial freedom adalah mimpi yang hanya bisa dicapai oleh sebagian orang."
Baca ini gak membutuhkan waktu lama, sih. Tentu menunjukkan betapa mudahnya tulisan Almira Bastari menarikku untuk membalik lembar demi lembar Home Sweet Loan. Berujung tiba-tiba sudah 100 halaman, lanjut 200 halaman, terus eh selesai.
Sama seperti karya Almira sebelumnya, Home Sweet Loan mengambil tema yang relate ke kehidupan orang biasa. Gak yang terlalu muluk, jadi gak terlalu berasa fiksi. Aku pun agaknya menjadi salah satu Kaluna di dunia, bedanya aku gak punya tabungan sampai ratusan juta hahaha. Aku bahkan masih bisa-bisanya iri dengan Kaluna karena setidaknya dia bukan sandwich generation huft.
Jadi Kaluna tentu amat susah, gak bisa membayangkan andai aku punya kakak/adik dan harus ngalah dalam segala hal. Walau begitu, aku suka karakter Kaluna dibuat gak terlalu "saklek" dengan hidup hemat. Dia terlihat manusiawi dengan memberikan dirinya sedikit self-reward barang makan bareng bestie. Kalau gak ada itu, Kaluna akan berasa terlalu "fiksi".
Persahabatan Kaluna juga salah satu yang membuatku iri, geng-gengan di karya Almira agaknya jadi ciri khas tersendiri. Selalu menyenangkan membaca momen nongkrong Kaluna dan sahabat-sahabatnya.
Meski aku sangat suka novel ini, saayangnya aku gak cocok dengan akhir kisah cinta Kaluna. Soalnya, aku termasuk orang yang tidak begitu suka kisah pacaran bareng mantan bestie hahaha.
Baik, saatnya menonton versi film di Netflix!
Tags
book review