Masyarakat indonesia pada
masa ini agaknya telah menganggap bahwa bahasa jawa merupakan bahasa yang tidak
cukup penting untuk diajarkan kepada anak-anak mereka. Anak-anak dianggap wajar
jika ia tidak bisa menggunakan bahasa jawa. Pada masa kini, semakin tingginya
pendidikan dan perkembangan teknologi, orang tua menganggap bahwa anak-anak
mereka hanya perlu diajari bahasa-bahasa asing yang dianggap lebih menunjang
kehidupan anak-anak mereka dimasa yang akan datang. Bahasa jawa hanya mereka
gunakan sebagai percakapan biasanya tanpa perlu diajarkan secara menyeluruh
kepada anak-anak mereka. Bahkan, pada desa-desapun kini bahasa jawa sudah mulai
luntur keberadaannya.
Orang tua kini bahkan
menyuruh anaknya untuk memanggil kakak perempuan atau kakak laki-laki dengan
panggilan “kakak” bukan lagi dengan panggilan “mas” atau “mbak”, hal ini
terlihat sangat jelas terjadi kepada anak-anak pada masa sekarang.
Anak-anak dan remaja-remaja
jaman sekarang menganggap bahwa bahasa asing merupakan bahasa yang jauh lebih
penting dibandingkan bahasa tanah kelahirannya, mereka menganggap bahwa cukup
mereka dapat mengerti percakapan yang menggunakan bahasa jawa itu sudah cukup,
sekalipun sejatinya banyak sekali kosakata-kosakata yang tidak mereka ketahui
dalam bahasa jawa.
Minimnya penggunaan bahasa
jawa pada lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi hilangnya bahasa jawa
pada kehidupan sehari-hari. Percakapan yang terjadi di lingkungan sekolah atau
kampus banyak menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing, sehingga pada
saat kembali di rumah mereka akan terbawa menggunakan bahasa yang sering
digunakan di sekolah karena porsi tinggal di sekolah yang jauh lebih banyak
dibandingkan porsi tinggal di rumah. Interaksi di dalam rumah yang biasanya
menggunakan bahasa jawa juga semakin menipis karena kurangnya percakapan di
dalam rumah karena pada masa kini anak-anak akan sibuk dengan tugas-tugas
sekolah dan orang tua pun juga akan sibuk pada pekerjaannya. Sehingga,
kurangnya percakapan menggunakan bahasa jawa di rumah juga termasuk hal yang
menghilangkan budaya menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari-hari.
Bahkan jejaring sosial juga
merupakan pengaruh besar yang menghilangkan penggunaan bahasa jawa pada masa
ini. Masyarakat yang mempunyai akun sosial seperti facebook, twitter,
instagram, path, sebagainya akan membuat status menggunakan bahasa Indonesia
atau bahkan bahasa asing. Penggunaan bahasa jawa pada jejaring sosial sangat
minim penggunaannya dengan alasan teman-teman maya yang terdapat di dalamnya
tidak semua mengerti bahasa jawa atau tidak berasal dari jawa bahkan Indonesia.
Sehingga, masyarakat pengguna jejaring sosial akan memilih menggunakan bahasa
selain bahasa jawa untuk melangsungkan interaksi di dalam jejaring sosial.
Semakin menipisnya
penggunaan bahasa jawa pada masa kini sejatinya sangat mempengaruhi masa yang
akan datang. Apabila pada masa kini orang tua tidak mengajari anak-anak mereka
bahasa jawa yang baik dan benar, maka anak-anak mereka juga tidak akan pernah
bisa mengajarkan bahasa jawa kepada anak-anak mereka di masa yang akan datang.
Jadi, semestinya untuk menghindari hilangnya bahasa jawa pada kehidupan
sehari-hari maka hendaknya masyarakat yang masih peduli akan bahasa jawa
memberikan motivasi kepada masyarakat yang lain untuk tetap menggunakan bahasa
jawa dan mengajarkan bahasa jawa kepada anak-anak mereka. Karena sejatinya,
bahasa akan musnah jika tidak ada seseorang yang mementingkan bahasa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar