Minggu, 01 April 2018

Diksi Puisi "Aku" Karya Chairil Anwar

AKU
Karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorangpun kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang
Menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku tetap tak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diksi yang terdapat dalam puisi “Aku” karya Chairil Anwar:
·         Bait pertama
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorangpun kan merayu
Tidak juga kau
Dalam bait ini menjelaskan bahwa jika sudah dekat dengan kematian maka tidak ada seorangpun yang bisa merayu, orang yang sangat dekatpun tidak akan bisa merayu.
·         Bait kedua
Tak perlu sedu sedan itu
Dalam bait ini mempertegas maksud dari bait pertama, yakni rayuan apapun yang didapat tidak akan membuat goyah dan menarik kata-kata penulis dalam bait pertama. Tidak ada seorangpun yang dapat merayunya apapun rayuan tersebut.
·         Bait ketiga
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Dalam bait ini penulis menjelaskan bahwa dirinya hanyalah seorang yang dipandang sebelah mata, seseorang yang tidak diharapkan, seseorang yang tidak penting dan seseorang yang ditinggalkan.
·         Bait keempat
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang
Menerjang
Dalam bait ini dapat diartikan bahwa apapun rintangan yang didapatkan oleh penulis, ia tidak akan mudah menyerah. Ia akan terus menghadapi rintangan-rintangan tersebut.
·         Bait kelima
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dalam bait ini menegaskan sekali lagi bahwa biarpun rintangan yang didapatkan penulis tidak mudah, ia akan tetap bertahan menghadapi rintangan tersebut walaupun ia harus melakukan apapun untuk melalui rintangan yang dihadapinya.
·         Bait keenam
Dan aku lebih tidak peduli
Dalam bait ini masih menjelaskan dengan tegas bahwa penulis tidak peduli apapun rintangan yang ia dapatkan.
·         Bait ketujuh
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Dalam bait terakhir ini menjelaskan bahwa penulis tidak akan menyerah untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar