Persamaan dan Perbedaan Bunyi Vokal dan Bunyi Konsonan
Bunyi vokal ialah bunyi yang tidak mempunyai
hambatan pada alat bicara, sehingga
tidak terdapat artikulasi. Hambatan untuk bunyi vokal hanya pada pita suara,
sehingga hambatan tersebut tidak lazim untuk disebut artikulasi, karena vokal
dihasilkan dengan hambatan pita suara maka pita suara bergetar. Glotis dalam
keadaan tertutup, tetapi tidak rapat. Dengan demikian semua vokal adalah bunyi
bersuara. Menurut Verhaar, vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan atau penutupan apa pun pada tempat
pengartikulasian mana pun (2012: 33).
Bunyi konsonan
bila terjadi dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, sehingga
terdapat artikulasi. Proses penghambatan artikulasi ini dapat disertai dengan
bergetarnya pita suara. Jika artikulasi itu tidak disertai bergetarya pita
suara, maka yang terbentuk adalah bunyi konsonan yang bersuara. Jika artikulasi
tidak disertai dengan bergetarnya pita suara, maka glotis dalam keadaan terbuka
sehingga bunyi yang dihasilkan adalah konsonan tak bersuara. Menurut Verhaar,
konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan mempergunakan artikulasi pada
salah satu bagian alat-alat bicara. Apabila dalam pengartikulasian konsonantal
pita-pita suara dipakai untuk menghasilkan suara, maka konsonan itu adalah
konsonan bersuara. Apabila peranan pita-pita suara tidak ada, konsonan
bersangkutan adalah konsonan tak bersuara (2012:33).
Secara sederhana,
perbedaan antara bunyi vokal dan konsonan ialah:
Vokal
|
Konsonan
|
-
Tidak mempunyai hambatan pada alat bicara.
-
Tidak terdapat artikulasi.
-
Hambatan hanya pada pita suara.
-
Pita suara bergetar.
-
Glotis dalam keadaan tertutup.
-
Semua bunyinya bersuara.
|
-
Dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian
alat bicara.
-
Terdapat artikulasi.
-
Tidak disertai bergetarnya pita suara.
-
Glotis dalam keadaan terbuka.
-
Terdapat bunyi konsonan bersuara dan konsonan tak
bersuara.
|
Persamaan antara
bunyi vokal dan konsonan dapat dilihat dari pengklasifikasian bunyi, yakni
keduanya sama-sama memiliki klasifikasi bunyi nasal dan oral, keras (fortes) dan lunak (lenes), bunyi panjang dan pendek, bunyi rangkap dan tunggal, bunyi
nyaring dan tidak nyaring, bunyi dengan arus udara egresif dan bunyi dengan
arus udara ingresif.
Pembuatan
Bunyi Vokal dan Bunyi Konsonan
Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka
sedikit, pita suara yang terbuka sedikit ini menjadi bergetar ketika dilalui
arus udara yang dipompakan dari paru-paru. Kemudian arus udara itu keluar
melalui rongga mulut tanpa mendapat hambatan apa-apa, kecuali bentuk rongga
mulut yang berbentuk tertentu sesuai dengan jenis vokal yang dihasilkan.
Sedangkan bunyi konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang
terbuka sedikit atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung
dengan mendapat hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu. Bunyi konsonan
bersuara apabila pita suara terbuka sedikit, dan tidak bersuara apabila pita
suara terbuka agak lebar.
Pada klasifikasi
vokal, Daniel Jones memperkenalkan sistem vokal kardinal yaitu bunyi vokal yang
mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu
yang telah dipilih sedemikian rupa untuk dibentuk dalam suatu rangka gambar
bunyi. Sehingga, vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya
lidah, bagian lidah yang bergerak, dan bentuk bibir.
Pada klasifikasi
konsonan, tidak dikenal sistem bunyi kardinal karena secara fisiologis antara
konsonan yang satu dengan yang lain lebih mudah dibedakan daripada vokal-vokal.
Sehingga, konsonan dapat diklasifikasikan menurut cara dihambat (cara
artikulasi), tempat hambatan (tempat artikulasi), hubungan posisional antara
penghambat-penghambatnya atau hubungan antara articulator aktif dengan pasif,
dan bergetar tidaknya pita suara.
Referensi
Chaer, Abdul. 2012. Lingustik Umum. Cetakan Keempat. Jakarta: PT Adi Mahasatya.
Marsono. 2008. Fonetik.
Cetakan Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Verhaar. 2012. Asas-Asas
Linguistik Umum. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar