Judul: The Heart of
Sub Judul: Pesan Cinta untuk Aina
Penulis: Ziee Angel
Genre: Roman, Drama, Keluarga
Penerbit: AE Publishing
Cetakan: Pertama (2018)
Tebal: 241 halaman
ISBN:(menyusul bukunya lagi gak dibawa hehe)
Nilai: 3.5/5 bintang!!!
S I N O P S I S
-------------------------
Mencintaimu adalah anugerah terindah yang pernah kurasakan.
Mencintaimu adalah keberanian yang kusembunyikan.
Mencintaimu adalah sebagian nyawaku dari kehidupan.
Ini bukanlah kisah cinta bertepuk sebelah tangan. Ini adalah kisah dua orang yang saling mencintai, namun tidak seharusnya. Bilamana cinta sudah merasuk di jiwa, maka tidak aka nada yang bisa menampik perasaan suci itu. Mereka tahu, mereka tidak akan pernah bisa bersatu. Namun, takdir berkata lain. Tahuan telah mempersatukan mereka dengan cara-Nya sendiri.
-------------------------
sinopsisnya cukup membingungkan saya, antara paragraf pertama dan kedua sangat berbeda jadi bikin saya penasaraaaaan. Rael dan Aina adalah kakak-beradik yang sangat dekat. Aina yang manja dan Rael yang tak pernah bisa menolak sifat tersebut dari sosok Aina memenuhi kisah awal novel ini. Penggunaan sudut pandang orang pertama dari 2 tokoh berbeda membuat kesan yang lebih mudah untuk dipahami.
Ketika membaca novel ini, saya dibuat bertanya-tanya apasih sebenarnya yang ada di hati Rael dan Aina. Apa sih yang membuat kedua karakter ini seakan menyimpan sesuatu yang amat berat bahkan rangkaian kata ambigu sukses buat saya semakin penasaran. Adanya latar yang cukup cepat berubah dari segi tahun juga membuat kita semakin bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya.
di akhir bagian 4, rahasia lain mulai muncuuuuuul~~
Aduuuuh makin rumit ya ceritanya, 4 bagian dalam novel ini sontak membuat kita akhirnya terus bertanya-tanya bagaimana kisah selanjutnya. Pergantian POV yang saya rasa pas juga mendukung pikiran kita menjadi semakin punyeng haha
Bam.. bam.. bam…
Semua rahasia akhirnya terkuaaaak!
Rael dan Kania akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertunangan mereka. Neo mengungkapkan perasaannya kepada Aina. Orang tua Rael dan Aina akhirnya mengungkapkan kebenaran! Aduh.. aduh.. aduh... tolong sayaaaa~~ saya gak kuat dengan siksaan bertubi-tubi dari novel iniiiii~
Setelah dihantam antiklimaks yang super duper duper duper membuat tercengang, novel ini diakhiri dengan sesuatu yang membuat saya tertawa sumbang. Yak! Akhir novel ini sukses membuat saya menganga, gak tau lagi harus ngomong apa. Duuuh… akhir novel diisi dengan surat Rael yang pasti membuat kita dag-dig-dug juga saat baca, bisa jadi merasa terluka juga,
Kesan yang diberikan kepada saya adalah hmmmm saya dibuat bingung setengah mati, penasaran setengah hidup, ingin memakan penulisnya juga hahaha. Cerita yang disuguhkan sebenarnya klasik, mudah ditemui di beberapa novel tapiiii novel ini memberikan kesan yang berbeda dengan novel yang lain.
Kalau pesan….
Mungkin dari segi penulisan. Saya benar-benar tergelitik karena ada beberapa kesalahan penulisan, sebagai seorang yang belajar sastra 4 tahun jelas saya merasa ternodai jika tidak membenarkan hehe. Yang cukup krusial ada di penulisan judul, dimana “of” dan “untuk” seharusnya tidak didahului dengan huruf kapital walau ada dalam judul. 2 kata tersebut termasuk dalam konjungsi/conjunction yang menjadikan mereka bagian “kecuali” untuk penulisan kapital dalam judul. Tapiii itu tidak berlaku jika semua huruf dalam judul menggunakan huruf kapital, tapi jika hanya awal kata maka mereka ditulis kecil semua. Selain itu, ada beberapa penulisan yang salah misalnya "Hey" yang tidak menggunakan mode miring. Penulisan tersebut bisa dibilang bahasa Inggris jadi jika digunakan harus ditulis miring, jika ingin ditulis tegak lebih baik menggunakan "Hei" saja.
Sebenarnya selain terdapat kesalahan dari segi penulisan, ada beberapa hal juga yang membuat merasa terpanggil untuk memberi saran. Maklum, efek cita-cita jadi editor nih hehe. Pertama, terlalu banyak penggunaan tanda seru (!) dalam dialog. Hasilnya ketika dibaca pembaca nggak bisa santai(?) Semacam pembaca merasa karakter yang ada dalam novel emosian sekali begitu, macam membayangkannya selalu menggunakan nada tinggi ketika berbicara. Kedua, ada bagian yang menurut saya tidak logis. Mengutip perkataan dosen saya, "mau kamu buat fiksi macam fantasi tetap saja harus bisa dinalar pakai akal". Menurut saya, dinalar di sini dalam artian pembaca menyetujui apa yang kita ungkapkan. Bagian yang menurut saya tidak logis ada di bagian ketika Rael dan Aina di pantai, diceritakan saat itu Aussie sedang dingin (ini maksudnya musim dingin kan, ya?) tapi ada kata-kata taman berumput, saya rasa itu kurang logis, daaaan setelah rumput tiba-tiba alur berubah ke pantai. Entah saya yang kurang paham, tapi saya menangkapnya ada taman di dekat pantai. Bagi saya itu cukup aneh, karena saya tak pernah menemukan tempat seperti itu atau mungkin ada tapi saya tidak tahu? Karena kalau dari segi tanah dan kelembaban dan sebagainya berbeda jadi saya rasa tidak cocok, akan lebih bagus dipilih salah satu dengan deskripsi yang lebih matang. Last, penggunaan sudut pandang pertama bergantian yang cukup bagus sih tapi sulit dibedakan antara versi Rael dan Aina kecuali udah mulai muncul kata-kata "Kak". Menurut saya, akan jauh lebih baik kalau ada bentuk kalimat atau kosakata yang berbeda dari 2 POV tersebut. Misalnya, bahasa yang digunakan Rael lebih sopan atau lebih santai semacam itu.
Yak.. setelah bercerita panjang kali lebar kali tinggi, saya akan memasukkan kutipan-kutipan yang saya suka dari novel ini. Let's read~
- "Jangan terlalu sering mengucapkan kata maaf kalau terus melakukan kesalahan yang sama.” h.5
- "Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi,” h.56
- "Aku lebih memilih kamu,” h.71
- "Aku tidak bisa memulai suatu hubungan dengan kebohongan. Makanya aku memberanikan diri untuk jujur,” h.178
- "Ia masih terus bersamamu selama jantungmu masih berdetak.”
Nah, sepertinya sekian dulu resensi saya. Jangan kapok dengan saran saya ya Kak Ziee selaku penulis. Sampai bertemu di resensi saya selanjutnya, hehehe >.<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar