Review: Mat Pisau | Eka Kurniawan



"Kebenaran itu demikian telanjang, seperti tahu yang diaduk-aduk."

Sebuah keberuntungan menjadi salah satu pemilik buku yang tidak diperjualkan ini. Didapatkan karena membeli Lelaki Harimau edisi 20 tahun terbit. Sama seperti karya-karya Mas Eka Kurniawan yang telah kubaca, cerpen ini menyihirku.

Mas Eka lagi-lagi menjadikan kemiskinan sebagai latar belakang karakternya, kali ini, Mat. Aku dibuat penasaran sejak awal, bagaimana perkembangan karakter Mat. Apalagi, ini pertama kalinya aku membaca cerpen Mas Eka. Aku ingin tahu bagaimana cara Mas Eka menggelitikku dengan karakternya dalam karya yang hanya 20 lembar saja.

Tentunya, Mas Eka berhasil membuatku ternganga dengan perjalanan Mat. Aku awalnya sombong karena berhasil menebak klimaks yang dipilih, tapi dibuat cuma bisa tertawa sambil geleng-geleng membaca bagian akhirnya. Memang ya, Mas Eka ini ajaib kalau mengakhiri suatu cerita. Aku bisa membayangkan luka yang diderita oleh Mat, pun apa yang ia pilih untuk menjadikannya "legenda".

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama