alloooo...
woooo.. udah lama banget sejak terakhir kali aku bikin unggahan "bukan resensi" hahaha. yaaa.. walau kali ini unggahanku masih nyerempet-nyerempet buku, setidaknya ada unggahan selain resensi dan bisa nambah di label "7 something" di blog ini. tepuk tangaaaan *plok plok plok*
kemarin. aku iseng bikin QoTD di salah satu unggahanku di instagram @fassnote (follow follow follow!), pertanyaannya adalah "apa yang akan kamu lakukan jika kamu tak mendapatkan "feel" dari buku yang sedang kamu baca? DNF? lanjut?". ternyataaaaaa, aku dapat respon yang cukup bagus dari dilemaku saat itu. aaah, makasi banget untuk yang memberiku pencerahan saat itu hahaha.
jadiiii.... ada banyak sekali ternyata alasan seseorang untuk memutuskan DNF. aku yang awalnya merasa bersalah ketika menghentikan dengan "paksa" sebuah buku, akhirnya jadi merasa menghentikan sebuah buku itu lebih baik daripada dipaksakan. well, segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baiiiik hahaha. yak, cukup bas-bis-bus-nya. mari kita cek tujuh alasan kita lebih baik melabeli buku "Did Not Finish" a.k.a DNF
1. Karakter
karakter itu sebenernya suka-suka pembaca, kalau menurut kita karakternya "gak banget" mau bukunya dibaca sampai abis pun hasilnya kita nggak akan puas. jadiii... kalau sudah baca sampai belasan halaman tapi gak dapat feel dari karakter buku di dalamnya, mending singkirkan buku itu dan pilih buku yang lain.
2. Gaya Menulis
nah, sama halnya dengan karakter sih sebenarnya. suka-suka kita. setiap pembaca selalu punya gaya tulisan ideal. gaya tulisan seorang penulis menurutku amat penting utuk menjadikan kamu semangat untuk baca, kalau kita udah menguap berkali-kali untuk baca itu tanda bahwa kamu tidak selera. kalau dipaksakan jadinya pasti kamu akan ngantuk berat dan parahnya ketiduran, hasilnya buku itu gak habis-habis dan tumbukan to-be-read yang menantimu jadi terabaikan. so? tutup buku itu dan beralih ke buku yang lain.
3. Bahasa/Terjemahan
kalau menurutku, ini 11 12 sama gaya menulis. ada sebuah buku terjemahan yang enaaak banget dibaca, mengalir banget sampai kita mengira buku itu bukan buku terjemahan. ada juga yang terjemahannya kakuuuu banget sampai bagian-bagian yang harusnya bikin kita ketawa malah jadinya krik-krik. ini juga kendala dan bikin kita jadi lebih lama untuk baca. kalau sudah gak selera dengan terjemahannya lebih baik pindah haluan ke buku yang lain.
4. Alur Tidak Jelas
ini cukup krusial menurutku. aku benci banget dengan novel yang alurnya kesana-kemari membawa alamat jeng jeng, hahaha kenapa aku malah dangdutan? alur novel kalau sudah gak jelas gimana jalannya, kalau diterusin baca jatuhnya malah membuatmu dosa. kenapa? karena kamu akan memaki bukunya hahaha. well. andai kamu tidak memaki berarti kamu orang baik. aku? yaa... aku sih ornag jahat hahaha
5. Cerita Membosankan (Bagimu)
lagi-lagi ini mirip kasusnya dengan sebelumnya tapiiii ini sesuai dengan selera banget! setiap orang punya selera sendiri-sendiri, kalau alur sebuah buku "tidak jelas" seringnya mayoritas pembaca akan berbicara demikian. beda dengan cerita yang pure urusan selera. seleraku cukup nyeleneh, ada beberapa buku yang rating-nya luar biasa bagus tapi bagiku buku itu "gak banget". jadi menurutku, kalau kamu membaca buku yang kiranya gak akan kamu suka setelah baca sinopsis dan baca beberapa lembar udah ingin memaki, mending kibarkan bendera putih aja hahaha.
6. Hemat Waktu
dengan memaksakan diri membaca buku yang masuk ke-5 poin di atas, waktu baca kita pasti makin panjaaaaang dari biasanya. misalnya, kalau buku yang bagus kamu biasa baca antara 2-3 hari, buku yang masuk salah satu dari 5 poin di atas atau bahkan semuanya bisa bikin kamu baca satu buku lebih dari 3 hari. inget paham "time is money"? itu berlaku juga untuk baca buku. kalau kamu bisa baca buku bagus lebih banyak di waktu yang sama dengan buku yang bukan seleramu, kenapa harus buang-buang waktu?
7. Menghindari Dosa
udah aku singgung sebelumnya, buku yang masuk poin-poin di atas itu bakal membuatmu menjadi orang jahat sepertiku haha. kamu akan memaki-maki di bagian-bagian buku yang menurutmu menyebalkan, kamu akan memiliki keinginan buang bukunya atau bakar bahkan ketika kamu baca penjelasan karakter, alur, dan sebagainya yang memunculkan kata-kata "what the fuck is that?" dari dirimu. kalau sebuah buku dari awal sudah membuatmu menguap, membuatmu ngantuk, membuatmu gak fokus, membuatmu memaki, lebih baik tinggalkan buku itu untuk buku lain. kamu gak akan sayang sama buku itu, jadi gak ada masalah menurutku meninggalkannya sebelum tamat baca. bukunya gak akan bilang "apa yang kamu lakukan kepada saya itu jahat! kamu meninggalkanku saat lagi sayang-sayangnya!", gak gak! gak akan! hahaha, so untuk mengurangi makianmu lebih baik putuskan saja bukunya hehe.
nah, tujuh alasan di atas bener-bener "bener" bagiku hahaha *apasih*. menurutku pribadi yang paling penting dari melabeli buku menjadi DNF adalah poin nomor 6 dan 7. yaaa... aku nih suka memaki, hitung-hitung ngurangin dosalah yaa hahaha
yak, "7 something" episode alasan DNF berakhir!!
sampai jumpa lagi di tujuh-tujuh yang lain hehehe.
Rabu, 16 Januari 2019
7 Alasan Buku Mendapat Label "Did-Not-Finish"
by
Fa.
on
Januari 16, 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar